~ 22 ~

335 66 8
                                    

Malamnya. Sofia dan Lea sedang duduk sambil bercerita ria.

"Jadi beneran  nih. Suka sama El? Ehem Lea asek!" Ucap Sofia menggodanya.

Lea hanya menggeleng, tetapi senyumnya tak luntur membuat Sofia gemas. Hingga tak lama, suara ketukan pintu terdengar.

"Siapa?" Tanya Sofia heran. Lea menggeleng karena ia juga tak tau.

Lea berjalan ke arah pintu. Lalu membukanya. Lea kaget ketika melihat gadis yang berdiri dihadapannya ini. Menggunakan kemeja panjang dan rok. Dan tak lupa pashmina walau masih terlihat acak. Dan gadis itu adalah Salsa.

"Hai Lea." Ucapnya sambil tersenyum. Lea membalas senyum ke arah Salsa. Lea memang tidak menyukai gadis ini namun bukan berarti ia membencinya.

"Oh Salsa. Ada perlu apa ya?" Tanya Lea heran.

"Kemarin El bilang sesuatu padaku. Dan aku ingin menanyakan hal ini padamu." Ujarnya.

Lea mengernyit.

"Apa? Padaku? Kenapa?" Tanya Lea heran.

Sofia yang mendengar Lea berbicara di depan pintu pun penasaran siapa tamu yang datang malam malam ke kamar gadis. Lalu Sofia kaget saat melihat Salsa. Tidak, lebih tepatnya melihat pakaian seorang Salsa. Yang berubah drastis.

"Weh si uler dah hijrah." Ucapnya spontan. Salsa dan Lea menoleh, Sofia langsung menutup mulutnya. Dan menepuk mulutnya beberapa kali.

Salsa hanya tersenyum mendengar hal itu. Lea mempersilahkan Salsa masuk dan mereka bertiga duduk di kasur milik Lea.

"Kok tiba-tiba pakaiannya berubah drastis? Kenapa?" Tanya Sofia heran.

"Lea, tolong jelaskan kewajiban seorang gadis." Ujarnya yang semakin membuat Lea dan Sofia bingung.

"Coba kamu jelasin, apa yang diucapkan El sampai kamu bisa berubah drastis kek gini? Karna setauku hijrah itu sulit. Banyak godaannya." Ujar Sofia.

Salsa menghela nafasnya dan mulai mengatakan hal yang diucapkan oleh El kepadanya. Hal yang membuatnya kepikiran. Apakah ia sangat kotor? Apakah ia tak layak mendapat lelaki baik?

Sofia dan Lea mendengar penjelasan Salsa dengan penuh penghayatan. Dan mereka pun mengerti. Lea mengangguk paham maksud dari kewajiban seorang gadis menurut Sofia.

"Apa aku seburuk itu? Sekotor itu sampai El harus mengucapkan kata-kata yang kasar?" Tanya Salsa kesal.

"Tapi tu anak bener loh. Dia gak salah. Tapi cara penyampaiannya memang tergolong kasar. Tapi nih ya, kalau kamu disampaikan dengan cara halus mungkin kamu gak akan ada disini dan jelasin serta nanya ke Lea. Memang terkadang, kata yang menohok hati itu bisa berguna." Jelas Sofia.

Salsa menunduk. Ia malu. Salsa mulai memikirkan orangtuanya. Mamanya berhijab dan Papanya sudah sering sekali menyuruhnya menggunakan hijab tetapi ia bersikeras tidak mau.

"Salsa. Gini ya aku jelasin. Bagi kita seorang muslimah. Hijab itu penting. Hijab itu seakan pembungkus. Banyak sekali kasus perkosaan, karena apa? Sepenuhnya bukan salah tersangka tetapi juga salah kita yang tidak bisa menjaga diri dengan baik. Maka dari itu, jika kita menggunakan hijab, menggunakan baju lengan panjang menutupi lekuk tubuh kita. Kejahatan seolah tidak berani menyentuh."

"Tapi kan aku niatnya biar seksi Lea, bukan minta di perkosa." Ucap Salsa kesal.

Sofia tertawa mendengarnya.

"Woi! Siapa coba yang mau diperkosa. Gila kali. Maksud Lea itu, alasan dibalik menggunakan hijab selain karna wajib juga bisa menutup pandangan jahat lelaki yang berniat kotor." Jelas Sofia gemas.

"Salsa, lelaki yang jahat sekalipun pasti menginginkan wanita yang baik untuk menjadi istrinya. Dan sudah tertera jelas sebagaimana di dalam Al-Qur'an pada surat An-Nur ayat 26." Ujar Lea lalu ia membacakan ayat surat tersebut.

ٱلْخَبِيثَٰتُ لِلْخَبِيثِينَ وَٱلْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَٰتِ ۖ وَٱلطَّيِّبَٰتُ لِلطَّيِّبِينَ وَٱلطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَٰتِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

* latin : Al-khabīṡātu lil-khabīṡīna wal-khabīṡụna lil-khabīṡāt, waṭ-ṭayyibātu liṭ-ṭayyibīna waṭ-ṭayyibụna liṭ-ṭayyibāt, ulā'ika mubarra'ụna mimmā yaqụlụn, lahum magfiratuw wa rizqung karīm

" Yang artinya adalah Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)." Jelasnya.

Salsa terkagum mendengar penjelasan Lea. Sekarang ia mengerti, mengapa El bisa takluk padanya. Selain cantik paras, Lea juga cantik hatinya. Lea tak seburuk yang ada dipikirannya.

Salsa menundukkan kepalanya.

"Maaf Lea, maaf aku udah berpikir bahwa kamu hanya perempuan yang berlindung dibalik wajah polos dan alim. Aku benar-benar minta maaf." Ucapnya dengan penuh sesal.

Lea menggeleng pelan dan memegang kedua bahu Salsa.

"Salsa, manusia itu tempatnya salah. Kamu udah benar dengan meminta maaf, dan aku sarankan lain kali jangan suka cepat menyimpulkan baik atau tidaknya seseorang."

Salsa mendengar kata itu dengan haru.

"MasyaAllah gak nyangka punya sahabat baik banget. Kalau aku jadi Lea mungkin gak secepat ini maafin kamu. Enak aja anak orang baik-baik kamu malah mikir macem-macem." Ucap Sofia langsung. Dan lagi lagi Sofia memukul mulutnya karena terlalu ceplas-ceplos.

"Engga apa apa Salsa. Kamu udah mau berubah aja udah bagus banget. Dan alasan kamu berubah itu harus dari hati ya, jangan karena El."

Salsa mengangguk pelan.

"Bisa bantu aku?" Tanyanya ragu karena takut bahwa Lea tidak akan mau membantunya. Namun lagi-lagi Salsa dibuat takjub dengan ketulusan Lea.

"Iya. Berteman ya." Ucapnya.

Dan berawal dari sana, persahabatan mereka terjalin erat. Persahabatan mereka yang dimulai dengan landasan agama dan saling membantu untuk hijrah.

Hijrah itu berat jika dilakukan sendirian. Dan itu sangatlah benar. Namun jika kalian bersama, hijrah akan jauh lebih mudah.

"Kalau kamu jodohnya El, El gak bakalan jadi milik orang lain." Ucap Lea meyakinkan Salsa. Salsa mengangguk.

"Makasih ya Lea. Makasih Sofia. Bantu aku ya biar bisa jadi seperti kalian. Bisa paham agama. Bisa mengerti kewajiban menjadi seorang gadis muslim yang baik." Ucapnya tulus.

Mereka berdua mengangguk senang.

"Kamu gadis baik. Mungkin pergaulanmu yang membuatmu menjadi seperti ini." Ujar Sofia jujur.

"Iya benar. Kamu baik Salsa, dan kami akan membantumu agar kamu menjadi gadis yang dirindukan surga." Ucap Lea.

Lalu mereka tertawa dan bercerita sepanjang malam. Hari ini, Lea tau bahwa persahabatan yang selalu ia nantikan akhirnya terwujud. Dulu Lea berfikir Allah tidak mengabulkan setiap doanya. Namun sekarang Lea paham. Bahwa doanya disimpan rapi oleh Allah dan akan dikabulkan di waktu yang tepat. Seperti saat ini. Doanya dulu untuk memiliki sahabat seperjuangan akhirnya terwujud.

Sedangkan ditempat lain. Seseorang berdiri di depan pintu kamar Lea. Mendengarkan pembicaraan mereka yang cukup terdengar itu dengan tersenyum.

Aku tau aku tak salah memilihmu.

To be continued....

Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang