Malamnya, Lea dan Sofia telah bersiap untuk pergi refresing ke Mall yang ada di Paris.
"Lea Lea Leaaaaaa!" Pekik Sofia di depan kamar Lea. El yang kebetulan sedang bersemedi dengan kehaluannya mendapatkan Lea terganggu.
El keluar dari kamarnya, melihat ke arah Sofia dengan wajah kesal.
"Woi!" Panggil El garang. Sofia menoleh, memdapati El menatapnya sinis. Sofia hanya melirik sekilas, lalu kembali memanggil Lea.
"Berisik! Lo tau berisik gak?" Ujar El kesal. Sofia seakan tak mendengar, ia masih asyik memanggil Lea hingga akhirnya pintu kamar dengan tulisan angka 308 itu terbuka.
"Iya Sofia. Udah siap?" Tanya Lea yang sudah rapi keluar dari kamarnya memandang Sofia dengan senyumannya yang menawan.
El langsung terdiam.
"Mau kemana?" Tanya El basa-basi kepada Lea berharap gadis itu menjawabnya.
Sofia melirik El sengit. Waktu dengannya saja seperti singa kelaparan, lah waktu sama Lea seperti kucing.
"Fakboy!" Ucap Sofia, El melirik gadis itu dan langsung memasang wajah garangnya.
Ape lu? Ape?
Raut wajahnya seolah mengatakan perkataan tersebut. Lea menggeleng melihat kelakuan El dan Sofia.
"Mau ke Mall. Udah lah Sofia, kita jalan sekarang aja." Ucap Lea, Sofia mengangguk dan langsung menarik tangan Lea menjauh dari El.
El memandang kepergian Lea dan Sofia dengan berfikir. Siapa yang bisa ia ajak untuk pergi bersamanya menyusul dua gadis itu. Dan satu nama terlintas membuat lelaki itu tersenyum.
El langsung masuk ke dalam kamarnya dan bersiap. Ia harus terlihat ganteng rupawan agar Lea suka padanya. Harus!
Lea dan Sofia sampai di Mall. Mall yang ada di Paris sangat memukau. Mereka berdua berjalan-jalan mengitari Mall sambil mencari hal-hal yang perlu mereka beli.
Sofia sangat bersemangat. Ia menarik tangan Lea kesana kemari , mereka sangat bersenang-senang.
Sekarang mereka sedang duduk di salah satu restoran halal yang ada di Mall tersebut. Lea memandangi Sofia yang berjalan ke arahnya sambil memegang nampan yang berisikan makanan mereka.
Lea tersenyum kecil. Sofia, dia adalah sosok sahabat yang dari dulu Lea cari. Orang yang tidak memandang Lea sebagai seorang perempuan yang hanya bergaul sekelas kastanya.
Sofia, jika Lea pendiam dan cenderung cuek. Maka ia adalah keterbalikannya. Sofia ramah dan ceria. Mereka berdua, saling melengkapi sehingga tak sedikit orang yang iri dengan persahabatan mereka.
"Aku kan liat tuh di instagram. Kue odading, enak gak Lea? Kamu pernah nyoba?" Tanya Sofia.
Lea mengerutkan keningnya.
"Odading? Kue odading mang oleh?" Tanya Lea, Sofia menjawab dengan anggukan yang sangat antusias.
"Bener! Gila sih mang oleh S3 periklanan. Gegara komuknya tuh kuenya jadi viral." Ucap Sofia terkagum.
"Odading itu roti goreng. Cuma sekarang sudah ada berbagai variasi rasa." Jelas Lea. Namun Sofia seakan tak mendengarnya, dan memandang satu titik fokus di mana Lea pun berbalik badan dan memandang.
"Wildan." Ucap Sofia gugup.
El melambaikan tangannya kepada Lea. Lea memandang El dengan wajah datarnya.
"Kenapa tuh anak harus ke sini!" Ucapnya kesal.
Wildan menatap Sofia sambil tersenyum membuat gadis itu mabuk kepayang. Sofia memegang dadanya pada bagian jantung
Jantung nya sangat cepat sekali berdetak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca 😁 Sequel Assalamu'alaikum Paris Bagaimana jika dengan sebuah novel bisa mengubah takdir seseorang? Shoikhu sepertinya menaruh dendam dengan tantangan bundanya tentang membawa seorang gadis atau calon istri dalam kuru...