Hari-hari mereka lewati dengan sibuk. Terutama Lea yang harus tetap menstabilkan nilainya ataupun meningkatkan nilainya agar posisinya pada ranking pertama nilai tertinggi sementara masih bisa bertahan.
Dan sekarang gadis itu duduk di dalam perpustakaan. Sendirian. Sofia sedang ada kelas, maka dari itu Lea memutuskan untuk duduk dan kembali mengulang hal-hal yang telah di jelaskan oleh dosennya.
Tak lama kemudian, seseorang duduk di sampingnya. Lea hanya melirik sekilas, dan ternyata seperti tebakannya. Orang itu adalah Felian.
"Lea. Ajarin gue yang ini dong. Gue capek dikatain bego sama Wildan." Ucapnya dengan nada memohon.
Lea memandang El lalu memandang materi yang El tanyakan. Gadis itu terkekeh. Lea bukan Wildan yang dengan bodohnya percaya bahwa El tidak cerdas, apalagi setelah ia berhasil masuk ke Universitas ini. Orang yang masuk ke Universitas ini adalah orang pilihan.
"Kalau lo cuma minta ajarin sekaligus modus pdkt sama gue mending gak usah. Gue bukan Wildan yang percaya kalau lo bego. Lo jenius, gue udah cari tentang lo dan lo udah dibuktikan memiliki otak jenius." Ucap Lea cuek. Gadis itu berbicara dengan terus membaca. Tidak memandang lawan bicaranya.
El terdiam. Namun di dalam lubuk hatinya ia juga senang. Lea mencari tau tentangnya.
"Jangan cari tau lagi. Kalau mau tau tanya ke orangnya aja langsung." Ucap El.
"Semenjak gue tau kebenaran itu, gue jadi anggap lo rival gue. Jadi berhenti buat deketin gue El. Gue gak suka sama lo." Ucapnya.
El terkekeh. "Jangan nolak terus Lea. Semakin lo nolak, semakin gencar gue buat dapetin lo. Jadi milik gue." Ucapnya yakin.
Lea melirik sebentar, lalu ia melihat El mengeluarkan sebuah novel dari dalam tasnya. Novel yang kemarin , yang ingin dipinjam olehnya.
El membaca novel tersebut. Dan seketika kaget.
"Dih! Ini sih kisah Mama sama Papa! Bisa-bisanya jadi novel!" Ucap El heran lalu kembali membaca novel tersebut.
Lea melirik lagi. Semakin penasaran. El menoleh ke samping. Lea tercyduk memandanginya. Membuat pria itu senyum-senyum sendiri.
"Kenapa? Mau pinjem?" Tanyanya. Lea mengangguk. Gadis itu sangat penasaran dengan isi novel tersebut.
"Boleh. Ada syaratnya." Ucapnya.
Lea langsung memasang wajah malas.
"Jadi pacar gue." Lanjut El.
Dan benar. Syaratnya adalah menjadi pacarnya, lagi. Lea memutar matanya malas lalu merapikan buku-bukunya. Moodnya untuk belajar telah hilang.
Lea langsung beranjak pergi keluar dari perpustakaan. El memandang kepergian Lea dengan wajah datar.
"3 kali mamen. Gue di tolak. Dulu Papa ada salah apa sih sampe nasib gue gini amat." Ucapnya kesal.
~~~
Lea berjalan menghampiri Sofia yang sedang sibuk dengan laptopnya di kantin.
"Assalamu'alaikum." Ucap Lea pada sahabatnya itu. Sofia melirik sekilas dan tersenyum kepada Lea.
"Waalaikumsalam." Jawab Sofia lembut.
Lea duduk di samping Sofia sambil melihat sahabat seperjuangannya dalam hampir satu semester ini.
"Sibuk banget ya?" Tanya Lea. Sofia menggeleng, setelah mengetik beberapa kata ia langsung menutup laptopnya.
"Enggak kok, udah selesai. Alhamdulillah ya Allah akhirnya tugasku selesai." Ucapmu lega sambil tersenyum senang. Sofia merenggangkan jari jemarinya yang sedikit kebas karena kelamaan mengetik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca 😁 Sequel Assalamu'alaikum Paris Bagaimana jika dengan sebuah novel bisa mengubah takdir seseorang? Shoikhu sepertinya menaruh dendam dengan tantangan bundanya tentang membawa seorang gadis atau calon istri dalam kuru...