Hotel Pradipta's - Paris, Perancis
19.30 p.m
Tenaga Lea telah pulih. Ia baru saja selesai mandi dan berkemas untuk turun ke bawah membeli makanan.
Lea menggunakan stelan baju tidur modern. Meskipun itu adalah piyama tidur, namun motif dan model piyama tersebut sangatlah trendy.
Lea berjalan menyusuri lorong dan memasuki lift menuju lantai dasar. Berjalan sendirian, hingga akhirnya ia sampai pada sebuah kafe yang menjual ayam goreng sepaket dengan nasi dan soda.
Memesan makanan tersebut dan kembali duduk sendirian. Hingga tak lama.
"Assalamu'alaikum." Ucap seseorang. Lea menoleh dan melihat seorang gadis dengan hijab berwarna hijau mint.
Lea tersenyum. "Waalaikumsalam." Jawab Lea.
"Boleh aku duduk disini? Kursi yang lain sudah penuh." Ucapnya sopan. Lea mengangguk pelan dan memperhatikan sekitarnya, benar. Semua kursi telah terisi. Sepertinya ini adalah jam makan malam semua orang.
Gadis itu duduk berhadapan dengan Lea. Ia meletakkan nampan berisi sepaket ayam, nasi dan soda seperti milik Lea di atas meja.
"Nama kamu siapa?" Tanyanya dengan suara lemah lembut.
"Aeleasha Zainisa." Jawab Lea pelan.
"Aelea apa?" Tanyanya lagi membuat Lea sedikit terkekeh karena ekspresi wajah gadis itu yang begitu lucu dan lugu.
"Lea aja. Biar lebih mudah." Ucapnya.
Gadis itu mengangguk lalu tersenyum hangat kearah Lea.
"Salam kenal Lea, namaku Sofia." Ucapnya dan seketika lagu Sofia the first muncul, mengalir lancar di dalam otaknya.
I was a girl in the village doin' alright
Then I became a Princess overnight
Now I gotta figure out how to do it right
So much to learn and see"Lea! Lea! Astaghfirullah LEA!" Pekik Sofia kesal saat Lea diperhatikannya melamun. Lea terkaget.
"Ehm apa?" Tanya Lea spontan membuat Sofia bingung sebentar dan terkekeh.
"Aku tau kalian pasti langsung memikirkan lagu Sofia the First. Sudah biasa."
"Akh itu maaf ya. Soalnya terlalu familiar." Ucap Lea tak enak hati.
"Tidak apa-apa Lea. Aku sudah biasa akan hal itu dan itu juga bukan sesuatu yang besar kan?" Ujarnya dan Lea hanya mengangguk.
Lalu mereka melanjutkan memakan makanan tersebut hingga habis dalam keheningan tanpa pembicaraan sama sekali. Menikmati makanan masing-masing.
Kurang lebih 30 menit, mereka berdua sudah menyelesaikan makan malam. Lea hendak berdiri dan pamit pada Sofia namun langsung di cegat olehnya.
Sofia Zahratunisa, gadis itu sangat humble. Murah senyum, baik dan tentunya Lea suka karena ia menggunakan hijab sepertinya.
"Aku juga mau ke kamar, kita barengan aja." Ucapnya, Lea yang canggung hanya mengangguk pelan.
"Boleh." Ucap Lea dan mereka berdua pun berjalan menuju ke arah lift. Mereka berdua berjalan dengan pembicaraan ringan, Sofia yang humble sangat mudah akrab dengan Lea yang dingin. Lea juga merasa nyaman berteman dengan gadis itu.
"Kita jadi teman? Boleh?" Tanya Lea pada saat mereka berdua telah memasuki lift.
Sofia mengangguk semangat dan tersenyum hangat. "Tentu saja Lea, aku senang berteman denganmu." Ucapnya sambil tersenyum. Lea hanya membalas perkataan Sofia dengan senyuman.
"Bahkan kita bisa bersahabat! Kamarku di nomor 309. Cari aja kalau mau main." Ucap Sofia. Lea tertegun mendengarnya.
"Emm itu, kamarku disebelah. Nomor 308." Jawabnya. Sofia memasang ekspresi kaget, lalu meloncat senang.
"Benarkah? Kamu gak bohong? Kita sebelahan? Asikkkkk!" Ucap Sofia senang. Lea mengangguk membuat gadis itu semakin terpekik senang. Hingga akhirnya lift berbunyi dan pintu pun terbuka, mereka berjalan menyusuri lorong.
"Kita jadi sahabat aja ya, mau? Aku suka berteman sama kamu." Ucap Sofia tiba-tiba saat mereka berdua sedang membuka pintu kamar masing-masing. Lea menoleh memandang Sofia.
Cantik sekali ya Allah. Puji Lea dalam hati.
"Mau jadi sahabatku?" Tanya Lea ragu.
"Mau lah! Mau banget! " Ucap Sofia, tanpa ragu. Berbeda sekali dengan sikap kepribadian Lea , namun ia yakin bahwa sahabat seperjuangan yang selama ini ia cari adalah Sofia.
"Yaudah, selamat malam Lea. Mimpi indah." Ucap Sofia , mereka berdua pun masuk ke dalam kamar masing-masing.
~~~
Pukul 20.45
Lea bersiap untuk tidur, sebelum suara handphone berbunyi dan menampilkan tulisan ' Ibu Negara '. Lea tersenyum dan langsung saja mengangkat telfon dari mamanya itu.
"Assalamu'alaikum Ma." Ucap Lea
[ Waalaikumsalam nak, gimana disana? Apa kamarnya nyaman? Orangnya baik? Kamu tidak menelpon jadi kami sedikit khawatir disini ]
"Alhamdulillah Ma, kamarnya sangat nyaman dan orang-orang disini juga sangat baik. Bahkan Lea sudah mempunyai teman."
[ Benarkah? Mama dan Papa turut senang mendengarnya. Lalu kamu mulai kuliah kapan? ]
"Kemungkinan besok lusa, jadi besok Lea mau keliling-keliling hotel mau melihat-lihat , sama berkeliling Kampus agar saat masuk lebih mudah Lea mencari kelas."
[ Baiklah, sekarang Mama dan Papa tidak perlu cemas lagi. Mama selalu doakan yang terbaik untuk kamu di sana nak. Mama percaya, kamu bisa membanggakan kami.]
"Iya Ma, Mama dan Papa jaga kesehatan ya disana. Jangan terlalu mencemaskan Lea, InsyaAllah Lea akan menjaga diri Lea sendiri sebaik mungkin."
[ Iya nak, di sana sudah malam ya? Yaudah lebih baik kamu beristirahat. Jaga diri baik-baik ya di sana sayang. Mama dan Papa menyayangimu.]
"Iya Ma, Lea juga sayang sama Mama dan Papa."
[ Assalamu'alaikum ]
"Waalaikumsalam."
Tit...
Lea meletakkan handphonenya di atas nakas. Lalu merapikan selimut, dan menutup matanya. Namun, sebuah notifikasi pesan masuk membuat handphonenya menyala terang, mau tak mau Lea membuka matanya dan mengecek. Takut ada hal penting.
Dan ternyata, notif pesan tersebut dari orang yang tidak di kenal. Lea membaca isi pesan tersebut dan sedikit bingung dengan maksud dari pesan itu.
Karena hari yang mulai semakin larut, Lea tak ingin pusing memikirkannya. Ia akan mencari tau besok saja tentang pesan dan maksud dari pesan itu. Sekarang ia ingin istirahat dan masuk ke dalam dunia mimpi.
Lea menutup matanya sambil membaca doa sebelum tidur. Sebelum tidur, Lea telah terbiasa berwudhu agar lebih fresh dan tentunya juga agar tidur dalam keadaan suci.
Setelah membaca doa sebelum tidur, Lea melanjutkan dengan membawa ayat kursi sebanyak satu kali, membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah, surat Al-Kaafirun dan Al-Mulk serta As-Sajadah masing-masing satu kali.
Itu adalah amalan Nabi Muhammad SAW. agar bisa tertidur dengan nyenyak dan alhamdulillah semenjak Lea mengamalkannya, tidurnya selalu pulas.
Selesai membaca semua doa-doa tersebut, Lea masuk ke alam mimpi. Mimpi indah menyambut dirinya , dan tentunya kenyataan yang akan kembali membangunkannya.
Kenyataan sesungguhnya, akan di mulai saat ia kembali membuka mata di pagi hari. Siap tidak siap, Lea harus menerima kenyataan itu. Apapun yang terjadi.
To be continue....
Dayen berusaha membuat cerita dengan membagikan hal-hal positif untuk para pembaca dayen. Semoga bermanfaat ya semua😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca 😁 Sequel Assalamu'alaikum Paris Bagaimana jika dengan sebuah novel bisa mengubah takdir seseorang? Shoikhu sepertinya menaruh dendam dengan tantangan bundanya tentang membawa seorang gadis atau calon istri dalam kuru...