"ABANG BANGUN NANTI KETINGGALAN PESAWAT!!!!!!" Pekik Key membuat El terbangun kaget.
El langsung melihat ke arah jam dinding yang ada di dalam kamarnya. Sudah pukul 09.00 dan ia harus tiba di pesawat pukul 10.30.
"MASIH PAGI DEK! MASIH 1 JAM SETENGAH. ABANG MAU TIDUR LAGI AHH!" Balas El.
El kembali berbaring dan menutup matanya. Di depan kamarnya terdengar suara langkah kaki, El tak menghiraukan dan masih setia menutup matanya. Hingga suara pintu kamarnya terbuka.
Key memandang Abangnya dengan sorot mata tajam.
"ABANG! NANTI TELAT! LUPA MACET HA? IYA?" Pekik Key lagi. El masih tak bergeming. Key memegang dadanya menahan amarah. Lalu beristighfar tiga kali.
"Abang, lupa kalau dari bandara ke rumah kita satu jam? Ditambah macet pula. Kalau abang ketinggalan pesawat kata Papa gak usah berangkat aja." Ucap Key halus tepat di samping telingan El.
El langsung membuka matanya dan sadar. Ia menatap adiknya nanar. Lalu wajahnya berubah menjadi panik.
"KENAPA GAK INGETIN ABANG SIH KALAU RUMAH KITA JAUH DARI BANDARA!" Pekik El spontan. Key terperanjat kaget, lalu tersenyum sinis ke arah El, Abang tercintanya.
"Tadi Key udah ingetin dan apa? Abang milih tidur lagi. DASAR KEBO! CEPET MANDI LAH SANA!" Ucap Key, El langsung dengan cepat mengambil handuknya dan masuk ke dalam kamar mandi.
"Jangan mandi kilat ya Abang. Kasian pramugarinya nanti cium bau onta." Ucap Key lagi di depan kamar mandi. Lalu ia berjalan keluar dari kamar Abangnya. Namun sebelum menutup pintu, ia kembali berteriak.
"ABANG JANGAN RITUAL DULU YA!"
El yang mendengar hal itu dan mengerti maksud adiknya hanya bisa mengumpat kasar di dalam kamar mandi.
"ADEK LAKNAT!"
~~~
El sedang duduk sarapan di meja makan bersama keluarganya. Sekarang pukul 09.20. Mereka semua telah berpakaian rapi, siap untuk mengantar El pergi ke bandara.
"Fanya, Farel. Sini nak minum antimo dulu biar engga pusing." Ucap Eby memanggil kedua anak kembarnya itu.
Fanya dan Farel langsung berlari menghampiri Eby dan dengan cepat meminum antimo. Begitu pula dengan Key dan El.
"Semua udah siap kan? Abang , barang-barangnya udah siap semua? Gak ada yang tinggal lagi kan?" Tanya Shoikhu memastikan.
El berpikir sebentar, lalu menggeleng.
"Udah Pa, El rasa gak ada yang tinggal. Udah semua." Ucapnya. Shoikhu hanya mengangguk dan mereka semua masuk ke dalam mobil.
Eby duduk di depan bersama Shoikhu dengan Fanya di pangkuannya. Sedangkan di belakang ada El, Key dan Farel. Lalu semua barang-barang El di bagasi.
"Abang di sana jaga diri ya. Jangan suka telat makan. Jaga sholatnya meski kita bukan orang baik. Ya nak, sholat itu penting." Ucap Eby.
El mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Mamanya.
"Iya Ma, Abang ingat kok perkataan Mama." Jawabnya.
Shoikhu melirik wajah El sekilas di balik kaca yang ada di depan.
"Abang , Papa punya tantangan selama kamu kuliah di sana. Papa tantang Abang! Kalau Abang bisa menuhin tantangan Papa. Apapun keinginan Abang Papa penuhin." Ucap Shoikhu sambil tersenyum simpul. Memandang fokus ke arah jalan raya.
Eby melirik ke arah suaminya dengan perasaan tidak enak. Ia sudah punya firasat kalau suaminya ini akan memberikan tantangan gila untuk anaknya.
El mengernyit heran. Tantangan? Selama kuliah?
"Apa emangnya?" Tanya El penasaran.
"Harus iya dulu baru Papa kasih tau tantangannya." Ucap Shoikhu. El semakin bingung dan semakin penasaran dengan tantangan yang dimaksud oleh Papanya.
"Kalau El berhasil, Papa bakalan kabulin semua permintaan El?" Tanyanya memastikan. Shoikhu mengangguk tegas.
"Jangan nyesel ya. Laki gak boleh tarik kata-katanya. " Jawab El sambil tersenyum sinis.
Shoikhu mengangguk , lalu terkekeh. Melihat wajah yakin anaknya itu sungguh menggelikan padahal ia belum tau tantangan yang dimaksud.
Seketika semua menjadi diam, hening. El gelisah menunggu tantangan apa yang dimaksud oleh Papanya. Semua menunggu, hingga akhirnya suara Shoikhu memecahkan keheningan.
"Bawa calon istri Abang dalam waktu 30 hari. " Ucapnya Shoikhu membuat El terbelalak kaget. Tak hanya El, bahkan Key juga sama kagetnya. Sedangkan Eby, wanita itu hanya diam dan menggeleng tak percaya dengan ucapan suaminya. Sudah bisa ditebak, tantangan itu kembali berlaku.
"HA? CALON ISTRI? " Pekik Key dan El serentak membuat Fanya dan Farel yang sedari tadi tertidur pulas langsung terbangun karena kaget.
"HUAAAAA!!!" Pekik Fanya, sedangkan Farel hanya melotot sebentar namun ia kembali tertidur.
"Fanya sayang, udah ya nak. Tidur lagi ya tidur lagi." Ucap Eby berusaha menenangkan anaknya.
Shoikhu terkekeh melihat reaksi El dan Key. Sudah ia prediksi kalau rekasi mereka akan seperti itu.
Cari noh bini 1 bulan, gak bakalan bisa. Ucap Shoikhu dalam hati.
El masih kaget dengan perkataan Papanya, ia terdiam dan kembali berpikir. Dalam 30 hari? Bawa calon istri? Di negara orang pula? Emangnya bisa?
Awalnya El ragu, namun seketika terlintas satu nama. Membuat El tersenyum. Ya, dia sudah tau targetnya.
"Oke.Dalam 1 bulan. El kenalin calon istri El. Deal?" Tanya El seraya berusaha menjabat tangan Papanya.
"Oke, deal! Tantangan Papa berlaku saat semester 5 . Jadi kamu bisa cari target dulu." Ucapnya.
El menggeleng. "Udah ketemu targetnya. Papa tenang aja, El bakalan kenalin calon menantu yang cantik pintar dan tentunya sholehah. Percis seperti Mama, cuma dia rada cuek." Ucapnya.
"Oh ya? Abang udah ada inceran?" Tanya Eby tiba-tiba.
"Iya Ma, do'ain aja." Ucapnya.
"Pasti nak, Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu. Di setiap langkah kakimu, ada doa Mama." Ucap Eby.
El tersenyum kembali. Lalu mulai memikirkan strategi bagaimana caranya agar ia bisa mendekati Lea di sana. Tapi jika diingat-ingat, ia dan Lea dulu sudah berkenalan secara baik-baik. Jadi sepertinya gadis itu tidak akan cuek lagi padanya. Sepertinya, El tidak tau aslinya.
Key hanya diam, memperhatikan Abangnya yang senyam senyum sedari tadi. Dan berdoa semoga saja ia tidak diberikan tantangan gila seperti ini oleh sang Papa.
Untung saja perjalan menuju bandara lancar, tidak ada kemacetan atau apapun yang bisa menghambat. Mereka mengantarkan El masuk ke dalam bandara. Dan sebelum pergi, Eby memberikan novel kepada anaknya.
"Ini kisah Mama dan Papa. Mungkin saja ada gunanya. Mama engga tau, tapi Mama punya firasat kuat kalau novel ini akan berguna untuk kamu." Ucap Eby. El mengambil novel tersebut , memegangnya erat lalu mengangguk.
Mereka sekeluarga berpelukan, sebelum akhirnya El berjalan menjauh dan masuk ke dalam pesawat. El melambaikan tangannya sesekali saat ia berjalan hendak masuk ke dalam pesawat. Dan sekarang, ia sudah duduk di dalam. Dengan tangan yang menggenggam erat novel di tangannya.
El percaya, firasat mamanya tidak akan salah. Dan ia harap itu terjadi. Pesawat mulai lepas landas dan terbang membawa El pergi dari Indonesia menuju Paris. Dimana kisah ini, kisahnya baru saja di mulai.
"Assalamu'alaikum Paris." Ucap El sebelum akhirnya tertidur lelap dan masuk ke alam mimpi yang indah.
To be continue.....
Dan akan mulai masuk berbagai kejadian + konflik ya😉 semoga terhibur 🥰🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum Paris 2 [ End ]
Teen FictionBudayakan follow sebelum baca 😁 Sequel Assalamu'alaikum Paris Bagaimana jika dengan sebuah novel bisa mengubah takdir seseorang? Shoikhu sepertinya menaruh dendam dengan tantangan bundanya tentang membawa seorang gadis atau calon istri dalam kuru...