13. Jabatan istimewa.

2.3K 150 0
                                    

_________

pesan Abi : Istri adalah penyempurna iman suami. Jika ia marah maka rumah akan terasa panas, dan jika ia bahagia maka rumah juga akan terasa nyaman dan menghangatkna.

_________

Hari ini hari Minggu, jadwal masuk rumah sakit Aidil untuk nanti malam sedikit di undur karena Bayu yang akan menggantikannya. Aidil sudah minta tolong kepada Bayu, untuk berjaga sekitar satu jam dulu, karena Aidil tengah berkunjung ke rumah mertuanya.

Aidil dan Gufron duduk santai di rooftop rumah kediaman Gufron. Dulu sewaktu Zahra masih menempuh pendidikan di pondok, dia sering lari dari sang Abi dan bersembunyi di rooftop rumahnya.

"Kenapa ngobrolnya di sini, Bu?" tanya Aidil. Aidil menoleh ke arah Gufron yang melemparkan senyuman mengarah kepada matahari yang hampir menghilang dari pandangannya. Senja, adalah bagian yang paling Gufron suka sejak kecil.

Gufron menepuk paha Aidil pelan. "Bagaimana kabar Papa mu? Sehat?" tanya Gufron.

"Alhamdulilah, sehat."

Gufron tersenyum. "Bagaimana dengan Zahra? Rewel dia?"

Aidil terkekeh. "Sedikit rewel, tapi dia istri yang hebat."

"Alhamdulilah kalau begitu. Bimbing dia terus hingga dia layak kau bawa ke surga."

"Insyaallah, saya akan selalu membimbing Zahra menuju jalan yang benar Bi."

"Abi percaya sama kamu."

Aidil mengangguk kemudian tersenyum sekilas. Senang dan bangga, karena berhasil mendapat kepercayaan yang besar dari mertuanya..

"Abi punya pesan buat kamu, ini sudah Abi rasakan selama kurang lebih dua puluh lima tahun berumah tangga dengan Ummi."

"Apa itu Bi?"

"Ketika kamu memuliakan istrimu, membuatnya tertawa dan bahagia makan rumah juga akan terasa hangat dan menenangkan. Namun ketika istri marah dan kesal, maka rumah jugak akan terasa sumpek dan panas."

Aidil diam, menyimak pesan mertuanya baik baik.

"Zahra itu masih kecil, ilmunya masih sedikit. Kita sebagai laki laki yang akalnya lebih dari wanita, harus memahami sifat mereka baik baik."

Aidil mengangguk. "Insyaallah Bi. Terus tegur dan ajari saya Bi, untuk mendidik istri Aidil."

"Satu hal lagi. Jabatan paling istimewa adalah, menjadi seorang imam. Imam yang sukses menjadikan makmumnya ahli surga."

Aidil berdecak kagum terhadap mertuanya. Seorang pimpinan pondok pesantren, yang kaya akan ilmu dan pengalaman dalam membina rumah tangga. Aidil haru sering berkunjung dan meminta saran, untuk bumbu kebaikan rumah tangganya.

"Abi, kalau saya bekerja di Turki. Apa akan di izinkan Zahra ikut dengan saya?" tanya Aidil. Sudah lama dirinya ingin menanyakan hal ini, namun niatnya masih terurungkan karena katuk tak mendapat izin.

"Kenapa bertanya kepada Abi? Shara itu tanggung jawabmu kini. Apapun perintahku Zahra wajib menurutinya selama tidak menentang agama."

Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang