Play now
(Ost. Goblin)
'I Will Go To You Like First Snow'__________
Seperti apapun bentuk kebohongan itu, baik untuk kebaikan ataupun tidak. Tetap saja, yang kau lakukan itu salah.
_________
Jangan berhenti berharap tuk yg terbaik. Persiapkan diri tuk yg terburuk. Dan terima apapun yang Tuhan berikan. Jangan salahkan dirimu atas keputusan yg salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran tuk keputusanmu selanjutnya.
Jika kamu membiarkan rasa takut tumbuh lebih besar dari imanmu, maka kamu menghalangi impianmu menjadi kenyataan. Hidup tak pernah lepas dari masalah, karena masalah adalah salah satu cara Tuhan menjadikanmu pribadi yg lebih kuat dan dewasa.
Aidil menghampiri Zahra yang tengah berdiri di balkon kamar mereka, Zahra menikmati sejuknya angin pagi kota Bandung dari balkon kamarnya.
"Selamat pagi sayang," Aidil mencium singkat kepala Zahra. "Kok kamu kelihatan seger banget hari ini, ada apa?" tanya Aidil.
Zahra tersenyum, satu tangannya di lingkarkan ke pinggang Aidil. "Hari ini kamu kan enggak kerja, jadinya aku seneng dong. Bisa seharian di rumah sama kamu," jawab Zahra.
"Hmm, gitu," Aidil mencium pipi Zahra singkat. "Seneng banget ya?" tanya Aidil.
"Iya banget, jadi aku punya waktu full time with you Beb."
"Obat kamu udah kamu minum?" tanya Aidil.
Zahra agak gugup namun dirinya tetap menjawab. "Udah dong, kan aku mau sehat dan bisa selalu di sisi anak aku dan kamu."
"Good wife," Aidil mengelus kepala Zahra.
Hati Zahra terasa sesak saat itu juga, Zahra selalu saja berbohong setiap kali Aidil bertanya soal obat kepadanya. Mungkin, Zahra sudah menjadi istri yang berdosa saat ini.
Zahra melihat suaminya yang tengah berdiri di sebelahnya. "Kamu sayang aku?"
"Gak perlu di jawab kamu udah punya jawabnya."
"Kamu sayang sama calon anak kita?"
"Kehadiran dia adalah harapan yang selama ini aku nantikan."
Zahra menghela napasnya perlahan, menahan emosinya untuk tidak menangis atau suaranya berubah menjadi parau di depan Aidil.
"Aku mau nanyak ni," kata Zahra.
"Tanya aja."
"Kamu lebih milih kehilangan aku atau kehilangan anak kita?"
Aidil terdiam mendengar pertanyaan Zahra barusan, tentu saja dirinya tak menginginkan kehilangan keduanya. Bahkan hingga detik ini, keputusan Aidil untuk menyuruh Zahra mengkonsumsi obat dari dokter Tania adalah keputusan yang setiap malam Aidil sesalkan.
Aidil menoleh, melihat wajah istrinya yang tengah menantikan jawaban darinya.
"Kamu tau gak tiga bulan lagi itu, anniversary satu tahun pernikahan kita kebahagiaan akan semakin lengkap karena tiga bulan lagi, kelurga kita bertambah anggota," Aidil tersenyum, Aidil sengaja karena enggan menjawab pertanyaan Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)
Spiritual{Revisi Sebagian} April 2020-Agustus 2020 "Jika Allah SWT menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga. Cinta kita adalah yang terbaik, karena imanku bertambah. Kau membantuku di dunia, dan karena itu aku ingin kembali bertemu denganmu di s...