_________
Tak sepenuhnya salah mu, hatiku lemah jauh darinya. Menahan takdir kedatangan mu bukan kuasaku. Meski awal tak rela, hatiku lemah jauh darimu, terimakasih telah kembali.
_________
Aidil masuk ke area halaman rumahnya, kemudian memarkirkan mobilnya di halaman rumahnya yang cukup besar. Karena nanti sore dirinya akan kembali ke rumah sakit mobilnya tidak perlu parkit di garasi cukup parkir di halaman rumah saja.
Aidil memundurkan mobilnya, menyesuaikan posisi parkir yang paling enak. Setelah mobilnya terparkir dengan baik, Aidil berniat untuk turun sebelum akhirnya dirinya melihat sosok Zahra yang sudah berdiri di teras rumahnya.
Zahra tersenyum ke arah Aidil yang masih duduk di dalam mobil, sudut bibir Zahra mengembang sempurna menyambut kedatangan suaminya.
Aidil tak bisa berkata kata lagi, matanya berkaca kaca melihat Zahra akhirnya ada di rumah. Aidil mematikan mesin mobilnya, kemudian keluar dari mobil.
Aidil berdiri di sebelah mobilnya, menatap haru kembalinya sang istri.
"Kamu nunggu aku?" tanya Zahra kepada Aidil.
Aidil mengangguk, mulutnya terkunci memberikan kesempatan istrinya untuk berbicara.
"Kamu kangen sama aku?"
Aidil kembali mengangguk.
"Aku pikir kamu,,,"
Aidil berjalan cepat menuju Zahra, menarik tubuh kecil Zahra dalam dekapannya. Aidil memeluk Zahra erat erat, tak lagi ingin melepaskan istrinya begitu saja. Untuk hari ini terlalu banyak kesalahan yang telah ia lakukan kepada istrinya.
"Bayu benar, Zahra enggak mungkin punya pemikiran untuk ninggalin aku. Cuman aku saja yang tidak memantaskan diri sebagai suami," batin Aidil.
Zahra menenggelamkan wajahnya di dada Aidil, dirinya dapat mencium aroma parfum yang biasanya suaminya kenakan ini. Baru saja sehari tak bertemu, rasanya benar benar rindu.
"Aku minta maaf, aku tau aku salah," ujar Zahra dalam pelukan Aidil.
"Enggak enggak, kamu enggak salah," Aidil mencium puncak kepala Zahra, dirinya benar benar senang saat ini. "Setelah ini, aku enggak akan buat kesalahan yang sama lagi."
Zahra hendak melepaskan pelukannya namun Aidil mencegahnya, masih menahan Zahra di dalam dekapannya. "Sebentar saja, biarin kaya gini. Aku kangen sama kamu," ujar Aidil.
Zahra mengalah, dan membiarkan pelukan mereka berlangsung untuk beberapa saat.
******
Zahra sibuk membuka beberapa baju yang ia beli untuk Aidil dari mall tadi pagi, sedang Aidil sibuk menonton televisi dan berbicara betapa hebohnya rumah sakit saat ketua tim yang galak datang berkunjung. Sudah di rumah tidak ada istri, sampai di tempat kerja kenal omel pulak oleh atasannya.
Zahra tadi sempat juga membela sebuah puding kesukaan Aidil dan meletakkannya di atas meja.
"Kamu suka yang ini?" tanya Zahra kepada Aidil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)
Spiritual{Revisi Sebagian} April 2020-Agustus 2020 "Jika Allah SWT menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga. Cinta kita adalah yang terbaik, karena imanku bertambah. Kau membantuku di dunia, dan karena itu aku ingin kembali bertemu denganmu di s...