__________
Sebaik baik suami adalah yang selalu mengerti istri dalam segala sesuatu. Dan sebaik baik istri adalah yang selalu menanti suaminya.
__________
Zahra duduk di teras rumahnya, melihat beberapa bunga yang ia tanam bersama Aidil tumbuh subur. Cantik, berbagai bunga yang tumbuh di sana dihinggapi oleh beberapa lebah.
Sebuah sentuhan menyadarkan Zahra dari lamunannya. "Eh, mas. Kenapa keluar?" tanya Zahra.
"Memangnya kenapa? Enggak boleh ya?"
Zahra tersenyum. "Boleh dong, masak enggak boleh."
"Kamu mikirin apaan?" tanya Aidil.
Zahra menggeleng. "Kayaknya aku kangen Ummi deh, nanti malam ke pondok ya, Mas."
"Ooh, boleh. Udah seminggu juga kita gak ke sana."
"Ucapan Hafiz kemarin..."
"Kenapa?" Aidil mengambil posisi duduk di sebelah Zahra. Ingin mendengarkan lebih rinci ucapan istrinya tentang perkataan Hafiz tempo hari. Sepertinya serius, hingga terlalu di pikirkan oleh istrinya.
"Tentang Baby," Zahra sebenarnya tidak ingin mengatakan hal ini kepada suaminya. Tapi, mau bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.
"Kenapa? Kamu mau punya Baby?"
"Pertanyaan kamu itu lho, Mas. Wanita mana yang setelah menikah tidak ingin punya anak?"
Aidil terkekeh. "Pertanyaan kamu itu lho sayang. Yaudah ayo," ujar Aidil.
"Ayo kemana?" tanya Zahra yang melihat Aidil berhanjak dari tempat duduknya.
"Ke kamar lah."
"Ngapain?"
"Katanya mau punya Baby?"
"Hah? Apaan sih Mas," Zahra memukul lengan Aidil kuat kuat. Pipi Zahra memerah seketika, Zahra tidak menyangka suaminya itu mesum. "Dasar mesum."
Aidil tertawa lepas, melihat wajah Zahra yang berubah seketika. Niatnya hanya bergurau justru membuat sang istri menjadi malu dan salah tingkah begitu. Aidil gemas di buat oleh Zahra, ingin rasanya Aidil mencubit pipi sang istri. Aidil kemudian kembali ke tempat duduknya.
"Iya iya, maaf. Habisnya kamu lucu sih jadi suka godain."
"Aku serius, kamu bercanda terus," Zahra kesal, akhirnya dia ngambek kepada suaminya. Aidil selalu saja menggoda Zahra di setiap sela yang ada, dan Zahra seolah menjadi korban bully suaminya sendiri.
Adil diam. Manatap me nanar sosok istrinya yang memalingkan wajah dari Aidil. Aidil menarik napas gusar. "Gimana kalau nanti..."
"Gak perlu," potong Zahra, kemudian berhanjak dari duduknya. Berjalan masuk ke dalam rumah meninggalkan Aidil sendirian di luar rumah.
"Yah, ngambek si istri," ujar Aidil. Kemudian menghidupkan layar ponselnya, melihat lihat eksplor Instagramnya.
Ada sebuah postingan yang menarik minta Aidil, sebuah postingan anak muda tentang pacaranya yang marah, namun akan kembali membaik bila di beri bunga mawar. "siapa tau Zahra suka? Aku juga enggak pernah kasih dia bunga," pikir Aidil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)
Espiritual{Revisi Sebagian} April 2020-Agustus 2020 "Jika Allah SWT menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga. Cinta kita adalah yang terbaik, karena imanku bertambah. Kau membantuku di dunia, dan karena itu aku ingin kembali bertemu denganmu di s...