22. Pasangan kontroversial

1.8K 104 7
                                    

________

Terkadang yang namanya hidup itu butuh alur cerita rumit. Terkadang cerita hidup yang rumit itulah yang menyenangkan, yang memberikan makna antara kita dan pencipta

_______

Coba kamu pikir, kebanyakan dari berjuta manusia di muka bumi ini selalu memperumit jalan kehidupannya. Yang katanya mereka tak pernah mendapat keadilan Tuhan, atau bahkan mereka juga sering mengeluh karena doanya tak pernah di dengar.

Sebenarnya kalian hanya perlu sedikit waktu untuk bersabar, karena kesabaranlah yang akan membuat indah sebuah masa di mana doa doamu terwujudkan.

Sejak kelas satu SD aku selalu bermimpi untuk bisa pergi ke negeri yang di juluki seribu kubah itu, negeri Islam yang indah dan menjadi jejak perjalanannya nabi Ibrahim. Konstantinopel, tembok besar yang membentang indah menjadikan bukti adanya perjuangan.

Kelak aku ingin bersama wanita yang ada di hadapanku ini bercerita sambil meminum teh di sana, di tembok besar konstantinopel.

Mungkin Allah sudah menyiapkan segalanya, di sela sela kehamilannya Allah juga berikan kepercayaan kepadaku untuk mengembangkan cita citaku yang sudah lama aku ikhtiarkan.

"Nulis apa?" tanya Zahra.

Sore ini mereka menyempatkan untuk mampir ke cafe paforit Zahra, sebelum pulang dari berbelanja beberapa kebutuhan Aidil untuk ke luar negeri.

Aidil tersenyum, kemudian menutup layar laptopnya. "Nulis tentang kopi dan kamu."

Zahra menyerngit. "Kopi sama aku? Kita aja minum lemon tea."

Aidil terkekeh. Kemudian tangan Aidil menggenggam tangan Zahra yang tergeletak di atas meja cafe. "Kamu siap kan, untuk sementara jauh dari aku?"

Zahra diam. "Mungkin enggak, cuman aku percaya kesabaran akan membawakan sebuah kemuliaan kelak."

Aidil menatap ke arah luar jendela, di seberang jalan ada toko bunga dan ada bunga kesukaan istrinya. "Kamu tunggu di sini sebentar ya," pinta Aidil, kemudian berjalan pergi keluar cafe.

"Kamu mau kemana?" tanya Zahra melihat suaminya berjalan pergi.

Zahara hanya menunggu, sambil melihat Aidil yang tengah mengerjakan sesuatu di seberang jalan. Zahra tersenyum, melihat Aidil berjalan pulang membawa sebuket mawar putih kesukaannya.

"Hai," sapa Aidil begitu sampai di tempat mereka duduk, tersenyum sekilas dan memberikan buket bunga yang di bawanya. "For you," ujar Aidil.

Zahra menerimanya. "Mmmm, my husband so sweet," puji Zahra manja, kemudian mengelus wajah Aidil sebentar.

Menit selanjutnya sepasangan manusia datang menghampiri mereka, dengan raut wajah heran. "Loh, kok ada bunga? Kalian eniv apa? Bukannya baru sembilan bulan ya?" tanya Mukti panjang lebar.

Alfi terkekeh melihat aksi istrinya. "Gausah di dengerin dia mah," ujar Alfi. "Boleh gabung gak ni? Asik bener."

"Ih, nyebelin," Mukti mencubit pelan bahu Alfi.

"Eh, boleh boleh sini gabung. Biasa aja kok," jawab Aidil membawa pasangan itu duduk bersamanya dan Zahra.

"Ih, gak tau malu banget deh. Masak kita ganggu pasangan yang lagu berduaan seh," protes Mukti kepada Alfi.

Zahra tertawa seketika, dari jaman dulu sampai sekarang Mukti masih saja suka marah marah kepada Alfi, meskipun marah Mukti itu adalah marah tanda ia sayang. "Gak apa apa kok Muk, lanjut aja duduk di sini," ujar Zahra.

"Ya siapa tau kalian sengaja ngabisin waktu berdua aja, karena Aidil mau pergi lusa kan," pikir Mukti, kemudian matanya melirik tajam sang suami.

"Ya gini istriku, suka ngaung," Keke Alfi.

"Ish, lucu apa?" tanya Mukti yang sudah duduk di hadapan Alfi, tepat di sebelah kursi Zahra.

"Udah udah, kalian pesan apa?"

Aidil geleng geleng, bisa biasanya ada rumah tangga dengan kebahagiaan tersendirinya. Alfi justru mengatakan dia bahagia setiap kali di marahi oleh Mukti, katanya itu adalah hakikat kasih sayang yang sesungguhnya. Meski memang pada dasarnya, marah Mukti itu adalah marahnya sayang seorang istri pada suami.

Tak heran, mereka di juluki pasangan kontroversial.

*****

Satu hari bersama keluarga Alfi, rasanya seperti bertemu dengan sepasang suami istri yang tak memiliki beban sama sekali. Alfi yang selalu saja membuat Mukti marah, dan Mukti yang terus terusan terkesima dengan wajah suaminya.

Tak masalah baginya Alfi selalu membuatnya marah, karena sudah jadi hobi Alfi sejak mereka masih SMA.

"Kapan kapan kita double date lagi ya," ujar Zahra tersenyum.

"Boleh boleh," jawab Mukti girang.

"Kapan kapan mainlah ke sorum akü, khusus kalian ada banyak diskon dan promo," Alfi adalah pengusaha sorun mobil dan memilki travel ke beberapa negara.

"Wah, berade. Makasih banyak ya," Aidil menepuk pundak Alfi. "Kapan kapan aku ke sana kalau baby-nya udah lahir. Beliin maminya mobil," kekeh Aidil.

"Serius?" tanya Zahra.

"Insyaallah," jawab Aidil.

"Enakan jadi Mukti sih," ujar Alfi. "Lebih sering bisa ganti mobil," kekeh Alfi.

"Masa sih?"

"Untungnya dia tau agama, jadi tau dong hukum berlebihan itu apa."

"Aah," Aidil dan Zahra tertawa bersamaa.

"Aku lagi mode mood, jadi gak mau marah marah," sahut Mukti dengan tatapan wajah malas.

"Yaudah kita duluan ya," pamit Aidil, kemudian berjalan menuju parkiran mobil.

"Iya, hati hati berade," teriak Alfi.

"Iiiih," Mukti memukul pundak Alfi. "Kebiasaan kamu teriak teriak, ayo cari barang barang Papa," ajak Mukti.

"Siap laksanakan ibu Negara," Alfi terkekeh, kemudian membuntuti istrinya dari belakang.

××××××××××

SEMOGA BERMANFAAT DAN SUKA

SELAMAT MEMBACA

MAAF JIKA ADA KETYPOAN WWKWK

FOLLOW INSTAGRAM AKU YA DI @a.yen__

Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang