________
Jika tak bisa menggenggam tangan Ayahmu, setidaknya aku masih bisa menggenggam tangan pamanmu, atau adik laki lakimu suatu hari nanti.
_________
Sudah sebulan sejak kepergian Ayah Naya dan sudah dua bulan sejak keberangkatan Aidil ke Turki. Naya sudah mulai membaik dari keadaan terpuruknya dan Aidil lusa akan pulang ke Indonesia.
Hari ini di rumah Andika akan mengadakan syukuran kecil kecilan karena di terimanya Aidil bekerja di Turki dan akan mengundang beberapa kerabat dan anak anak yatim piatu dari panti asuhan yang sering Sabrina bantu setiap bulannya.
Awalnya ide ini di usulkan oleh Andika, karena rasa senangnya atas kesuksesan sang Abang, dan mendapatkan usulan berbagi bersama anak yatim dari Sabrina dan Bayu selaku teman baik Aidil dan Zahra.
Hari sudah di mulai untuk menghias dan merapikan beberapa bagian di jalan rumah Andika, karena lusa Aidil sudah pulang dan esok harinya syukuran akan di adakan.
Andika juga mengundang Naya dan keluarnya, agar merasa terhibur karena di rukan Andika tengah banyak orang. Sekaligus agar Naya sejenak melupakan rasa kehilangannya.
Mulai hari ini hingga tiga hari kedepannya Naya dan Nanda akan datang ke rumah Andika untuk membantu beberapa persiapa, namun sang Ibu memilih datang saat acara saja, mengingat betapa banyak kerjaan di butik bajunya.
Andika menghampiri Naya yang tengah duduk di atas ayunan di tepi kolam renang rumahnya. Andika duduk di bangku kolam, tepat di sebelah ayunan.
"Ni," Andika menyodorkan jus jeruk yang ia bawa dari meja tempat di mana makanan dan minuman di hidangkan.
Naya tersenyum dan mengambil gelas jus yang Andika berikan. "Makasih."
Andika mengangguk mengiyakan. "Kenapa murung aja sih?" tanya Andika.
Naya tersenyum. "Enggak aku seneng aja, tadi Papa kamu peluk aku waktu aku dateng, dan itu ngobatin kangen aku sama Ayah."
Andika terkekeh. "Papa emang sengaja nyuruh aku ngundang kamu, katanya supaya kamu bisa terhibur."
Naya terkekeh, memaksakan senyumnya karena tiba tiba saja teringat akan almarhum Ayahnya.
"Kebayang gak sih, kalau besok tangan yang di pegang calon suami aku itu bukan tangan Ayah tapi tangan Nanda," ujar Naya sedih.
Andika mengangguk faham, kemudian menoleh melihat ke arah Naya. "tapi setidaknya, aku masih bisa genggam tangan Nanda kan?"
Naya terdiam, kemudian menoleh melihat Andika. Seketika Naya kikuk dan tak bisa berkata apa apa.
"Heh," Anggun datang tiba tiba dan mengagetkan keduanya. "Ngapain berduaan di tepi kolam renang? Pakai tatap tatapan segala lagi, udah mau kawinan?" tanya Anggun sengit.
Andika terkekeh mendengar ucapan Anggun. "Apaan sih Kak, Andika duduk di sini cuman mau ngajakin Naya untuk beres beres gudang doang. Over thinking Kak Anggun mah."
Naya tersenyum, seraya mengiyakan ucapan Andika.
"Ooh gitu, kirain kamu udah mau go to pelaminan," Anggun mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/220431530-288-k177692.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)
Spiritual{Revisi Sebagian} April 2020-Agustus 2020 "Jika Allah SWT menghendaki, cinta itu akan berlanjut sampai ke surga. Cinta kita adalah yang terbaik, karena imanku bertambah. Kau membantuku di dunia, dan karena itu aku ingin kembali bertemu denganmu di s...