Setelah 2 minggu, maaf aku baru bisa update. Who miss Jally? Raise your hand and click the vote button!⭐️
Previous chapter:
Kepala Jimin kembali mengangguk untuk yang kedua kalinya. "Mau tau yang lebih menyakitkan dan bisa membuat gila?"
"Apa?"
"Jika kau meninggalkanku." Mendengarnya, sontak Vally memukul dada Jimin pelan sambil terkekeh.***
Vally sudah rapih dengan pakaian kantornya lalu ia turun menuju dapur dimana Jimin sedang membuatkan sarapan untuknya. Matanya menangkap punggung Jimin yang terbalut kaos polos berwarna putih. Pria itu hanya memakai celana bahannya, sementara kemeja dan jas kantornya baru saja dibawakan oleh Vally.
Jimin takut nanti pakaian bau dengan aroma masakan.
Diletakkannya barang-barang Jimin di meja makan, Vally segera memeluk Jimin dari belakang. Menyandarkan kepalanya di punggung suaminya itu. Senyuman merekah di wajah Jimin, tangannya mengusap lembut punggung tangan Vally yang berada di perutnya.
"Kau memasak apa?" Kepala Vally mengintip dari lengan kanan Jimin, penasaran dengan menu sarapan apa yang sedang dibuat. Matanya menangkap sebuah adonan berbentuk bulat yang sedang Jimin masak.
"Hanya pancake, is that okay?"
Jimin mendapati anggukan dari Vally lalu wanita itu melepaskan pelukannya saat ia mematikan kompor. Vally membantu Jimin untuk menata pancake di atas piring lalu diberi sirup maple di atasnya.
Keduanya duduk dan mulai menyantap sarapan yang telah Jimin buat. Satu potongan kecil pancake masuk ke dalam mulut Vally dan mulai menggigitnya perlahan. Sebuah senyuman kecil terpancar darinya namun secepat mungkin ia mengulum bibirnya.
Pancake buatan Jimin hambar, tapi tertolong dengan rasa sirup yang mendominasi.
Mata Jimin memandang Vally dengan cemas, "bagaimana?" Ia bertanya saat Vally sudah selesai memakan gigitan pertama. Ia berharap rasanya tidak aneh, juga berdoa bumbu yang tadi ia masukkan tidak salah.
"Hmm, enak." Jawaban Vally membuat Jimin menaikan kedua alisnya lalu mencoba pancake buatannya sendiri. Ia mulai merasakan satu potongan kecil kemudian mukanya langsung murung.
"Apa yang enak? Rasanya hambar." Jimin menilai masakannya sendiri dengan wajah murung. Ia mendorong piringnya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Aku akan menyuruh pelayan untuk membuatkannya lagi."
Vally terkekeh melihat reaksi Jimin. "Tidak perlu, rasanya tidak buruk. Masih bisa dimakan, okay?" Dia mulai melanjutkan makannya tidak memperdulikan Jimin.
"Tidak perlu dipaksa kalau tidak enak," ucap Jimin memandangi Vally.
Kepala Vally menggeleng pelan, "baby Hwang ingin sarapan buatan daddy 'kan?" Ia menunduk sambil mengusap pelan perut buncitnya. "Dia berkata iya." Lanjutnya pada Jimin.
"Bagaimana kau tahu?"
"Kontak batin antara ibu dan anak."
Sontak Jimin tertawa mendengar jawaban dari Vally. Badannya menunduk dan mengusap perut Vally dengan lembut, "maafkan Daddy membuat sarapan yang buruk, ya?" Di akhiri dengan kecupan hangat di perut tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SURVIVED [end]
Romance[BOOK II] [Completed] Kelanjutan kisah perjalanan cinta antara Hwang Jimin dengan Valerie Johnson-Hwang. Dari awal Valerie memang sudah berkata bahwa pernikahan bukanlah akhir dari cerita cinta bahagianya dengan Hwang Jimin, melainkan sebuah awal...