SURVIVED | 27

1.9K 250 81
                                    

HALLO, JALLY IS BACK!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HALLO, JALLY IS BACK!

It's been almost a month since I uploaded the last chapter, so sorry guys. A lot of things happened to me and you know I didn't want to mess up the story so I decided to take a break and let myself rest... Oops this is a TMI from me.

Well, I miss your comments, guys. Jadi komen sebanyak-banyaknya!
Hope you guys doing well, happy reading💜

Previous chapter:
"Pesan dari eomma... kalau memang ada masalah di antara kau dan Jimin, eomma akan selalu siap mendengar keluh kesahmu. Sebuah pernikahan memang tidak mudah, ada banyak kerikil bahkan batu besar yang menerpa, kapanpun. Kalian hanya harus saling melengkapi satu sama lain, ingat, komunikasi dalam sebuah hubungan itu sangat penting."

Ntah kebetulan atau semacamnya, Vally hanya diam mendengar sederet wejangan So Hee. "Yang terpenting, jangan pernah pertemukan sebuah api dengan api yang lain. Kau mengerti maksud eomma 'kan?"
Vally mengangguk, "maka dari itu, pertemukan api dengan air. Itu lebih baik." Jelas So Hee membuat Vally termenung.

***

"Kau sudah mendapat apa yang aku inginkan, Pak Kang?" Vally bertanya tatkala menjumpai pria paruh baya itu yang berjalan menghampirinya membawa sebuah kotak. Seperti dugaannya, Vally mendapatkan apa yang ia perintahkan pada Pak Kang, meski harapannya tidak tercukupi sepenuhnya. Tetapi, setidaknya ia sudah memiliki secercah clue.

Pak Kang menyerahkan kotak kecil tersebut, "dari plat mobil yang tertera, kepemilikannya dimiliki oleh pria muda di daerah Ulsan. Setelah ditelusuri, kesimpulannya adalah mobil yang digunakan kala itu merupakan hasil curian."  Vally tersenyum simpul kala mendengar penjelasan Pak Kang. "Perlu saya berikan pada Tuan sekarang, Nyonya?" Izin Pak Kang.

Vally menggeleng, matanya terpaku pada kotak yang ia pegang, "tidak, saya akan langsung ke kantor Jimin setelah ini." Menyebut nama Jimin, ia menerawang akankah benda kecil yang di dalam kotak ini bisa meyakinkan Jimin bahwa ia tidak sembarang berucap atau Jimin tetap pada pendapatnya tempo lalu?

"Baiklah, kalau begitu saya akan melanjutkan pekerjaan saya. Jika ada lagi yang bisa saya bantu, dengan senang hati saya akan membantu, Nyonya." Tawar Pak Kang yang dibalas senyuman oleh Vally serta ucapan terimakasih.

Vally kembali ke kamar Jiwon. Bayi itu sedang tertidur pulas dengan tangan yang menggenggam erat sebuah selimut berwarna biru laut. Jemari Vally tergerak untuk memainkan pipi Jiwon yang kaya akan daging, sangat menggemaskan membuat Vally tertawa kecil, melupakan masalah yang tengan ia alami sejenak. Melihat wujud Jiwon, Vally kerap kali tidak percaya bahwa ia telah melahirkan bayi laki-laki tampan itu.

Rasa sakit yang ia rasakan di saat persalinan hilang begitu saja ketika mendengar tangisan Jiwon untuk pertama kalinya. Ingatan Vally berjalan mundur dimana momen indah tersebut terjadi, sampai kapanpun akan terekam jelas dalam ingatannya. Melihat sekujur tubuh Jiwon yang polos—berwarna kemerahan bersamaan semakin eratnya genggaman Jimin pada jemarinya. Dapat ia lihat Jimin yang tersenyum ke arahnya dibanjiri air mata bahagia.

SURVIVED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang