SURVIVED | 19

2.4K 232 35
                                    

‼️Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya‼️

Previous chapter:
Vally ingin jenis kelamin anak pertama yang ia kandung menjadi kejutan untuk semua keluarga hingga acara baby shower yang diselenggarakan beberapa hari lagi.

Jika kalian sangat penasaran dengan jenis kelaminnya, berdoa-lah kalian nanti akan menerima undangan acara baby shower dari keluarga Park.

***

Tidak seperti biasanya, hari ini halaman belakang rumah Hwang Jimin dan Valerie Hwang telah disulap menjadi tempat yang penuh dengan bunga-bunga cantik serta balon yang bertebaran di sekitarnya. Beberapa meja dan bangku berwarna putih gading pun sudah disusun rapih. Terdapat banyak kudapan dengan beraneka macam rupa di atas meja.

Para tamu, juga para keluarga dari pihak sang pria dan wanita juga sudah hadir—duduk di tempat mereka masing-masing. Menunggu si calon ibu menampakkan dirinya.

Di kamar, wajah Vally sedang dirias oleh penata gaya. Tubuhnya sudah dibalut oleh gaun putih panjang bermotif bunga berwarna putih juga, terdapat potongan hingga lutut. Kandungannya yang sudah memasuki minggu ke-28 membuat perutnya semakin menonjol.

Sesaat kemudian, setelah dirinya usai dirias, sang suami yang sedari tadi sudah menunggu pun masuk ke dalam kamar. Melihat presensi sang istri yang sangat memanjakan mata. Dengan rambut brunette dibuat bergelombang sedada juga flower crown yang berada di kepalanya semakin mempercantik penampilannya hari ini.

Sampai mata Jimin sama sekali tak berkedip. Perut buncit istrinya sama sekali tidak mengurangi kecantikan Vally, melainkan hari ini—Jimin melihat aura yang berbeda yang dipancarkan Vally. Sangat kental dengan aura keibuan. Sekiranya itu yang ditangkap oleh Jimin.

"Apakah aku terlihat berlebihan?"

Jimin menganggukkan kepalanya pelan, membuat bibir Vally mengerecut. Baru saja Vally kembali bersuara, Jimin lebih dulu bersuara, "tidak, bukan seperti itu. Maksudku, cantikmu yang berlebihan." Jelasnya kemudian mendekati tubuh Vally yang masih duduk di depan meja rias.

Ucapan Jimin mampu membuat semburat merah muncul dikedua pipi Vally yang terlihat lebih berisi dari sebelumnya. "Blushing, hm?" Goda Jimin menangkup kedua pipi yang terlihag seperti tomat tersebut.

Vally memalingkan wajahnya lalu berdiri, "ayo, aku tidak ingin membuat para tamu menunggu." Vally mengalihkan pembicaraan sembari berjalan ke arah pintu. Namun, pergelangan tangannya ditahan oleh Jimin. Juga, secara tiba-tiba, pria itu memeluk tubuhnya dari belakang. Kepala Jimin dibiarkan terbenam diceruk lehernya, memberi sapuan napas yang hangat disana.

"Kau sangat cantik hari ini—tidak—kau selalu cantik," Jimin mengecup pundak Vally yang polos karena memakai gaun dengan model sabrina. "Aku sangat beruntung memilikimu." Ia kembali berucap dan diakhir kecupan di pundak untuk kedua kalinya.

"Sampai kapanpun, aku tidak akan bisa berhenti memujimu, kau tahu?" Jimin membalik tubuh Vally sehingga keduanya saling bertatapan satu sama lain. Beruntung para perias sudah keluar sejak Jimin masuk, jika tidak, hari ini mereka menonton drama romantis secara langsung dengan mata mereka.

Vally tidak mengucap satu patah sama sekali, ia menggigit bibir bawahnya dengan pelan sebagai pelampiasan kegugupannya. Bahkan, sampai hari ini, ketika ia sudah mengandung benih pria di depannya, ia masih merasa gugup jika dipandang secara intens dan dekat seperti sekarang.

SURVIVED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang