SURVIVED | 03

3K 244 34
                                    

Previous chapter:
Meski berat, tapi semua yang telah dimiliki oleh Jimin sekarang adalah setimpal—kekayaan, kekuasaan, ketenaran. Lagi-lagi itu bukanlah sebuah tujuan utama para umat manusia, semua yang ia miliki akan sia-sia jika tidak merasa sebuah kebahagiaan. Itu lah poin penting dalam kehidupan.

          Adalah Valerie sebuah sumber kebahagiaan yang dimiliki Hwang Jimin.

***

Esok harinya sesuai ajakan Vally kepada Hyena kemarin, sekarang kedua perempuan itu sedang berjalan mengitari salah satu pusat perbelanjaan mewah di tengah kota Seoul. Keduanya baru saja selesai makan siang dan akhirnya memutuskan untuk berbelanja beberapa pakaian atau tas, setidaknya itu yang ada di benak Vally—jelas berbeda dengan Hyena yang sudah memikirkan hal lain.

"Eonni! Kita kesana ya?" Pinta Hyena sambil menunjuk salah satu toko pakaian anak remaja. Vally mengangguk setuju lalu berjalan ke dalam toko. Baru saja masuk, Hyena langsung meluncurkan kakinya menjauh dari Vally untuk mengambil semua pakaian yang ia inginkan. Sementara Vally hanya diam enggan mencari seperti Hyena.

Beberapa saat kemudian, Hyena kembali menghampiri Vally yang sibuk memainkan ponsel. "Aku sudah selesai, eonni." Vally mengalihkan pandangannya dari ponsel menuju Hyena yang memegang enam baju dan dua celana. Mata Vally membulat seketika, baru sepuluh menit Hyena mencari dan sudah ada setumpuk pakaian dibawanya?

"Kau sudah mencobanya?" Tanya Vally sambil menggaruk kepalanya padahal tidak gatal.

Kepala Hyena menggeleng, "tidak perlu, eonni. Langsung bayar saja, ya?" Rajuk Hyena lalu menarik tangan Vally menuju kasir. Lantas satu persatu baju dan celana dicek harganya hingga menunjukkan total harga mendekati 4 juta. Vally segera mengeluarkan salah satu kartu yang Jimin berikan untuknya.

Vally pikir setelah ini akan selesai dan pulang, tetapi dugaanya salah. Lengannya kembali ditarik oleh Hyena untuk masuk salah satu toko tas ternama. Dengan berat hati, akhirnya Vally menyanggupi untuk membelikan tas yang Hyena inginkan. Lebih mahal dari belanjaan sebelumnya yakni sekitaran lima belas juta. Mampu membuat Vally menarik napasnya dalam-dalam.

Setelah merasa puas, Vally dan Hyena duduk di salah satu tempat makan khusus dessert. Kaki Vally sangat lelah mengikuti Hyena yang kesana kemari, belum juga belanjaan yang dibawa. Istri Jimin itu cukup merasa menyesal menyuruh Pak Shin menunggu di lobi, sekarang hanya ada dia dan Hyena yang bisa membawa belanjaan yang banyak.

"Eonni, terimakasih yaaa." Ucap Hyena dengan wajahnya yang polos sambil tersenyum lebar. Di dalam hati ia merasa senang karena rencananya berhasil untuk mengeruk uang-uang Vally. Ah, bukan uangnya! Itu pasti dari Jimin oppa, batin Hyena.

Sedang Vally hanya membalas dengan senyuman manis, padahal kepalanya pusing memikirkan uang yang baru saja ia hamburkan. Hampir empat puluh lima juta ia keluarkan demi membelanjai Hyena belum termasuk perawatan di salon yang tengah mereka lukakan sekarang, meski sebetulnya angka segitu tidak ada apa-apa dibandingkan dengan kekayaan suaminya. Karena pada dasarnya Vally tidak menyukai menghaburkan uangnya sesuka hati untuk barang yang tidak terlalu ia butuh. Ia lebih memilih mengumpulkan uangnya untuk membeli sebuah properti atau perhiasaan sebagai investasi yang jauh lebih berguna di masa depan.

Langit sudah gelap menandakan hari telah malam, Vally dan Hyena baru saja keluar dari sebuah salon lalu bergegas pulang. Jimin pun sudah sampai di rumah sedari tadi namun ia tahu bahwa istrinya dan sepupunya sedang pergi dan sebentar lagi akan sampai di rumah.

SURVIVED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang