SURVIVED | 09

2.7K 237 37
                                    

Previous chapter:
Beberapa tahun dipekerjakan oleh Jimin, kalimat tersebutlah kebohongan pertama yang pernah diucapkan olehnya. Itu pun terpaksa karena Vally sangat memohon dengannya. Dia berharap rumah tangga bos-nya selalu baik-baik saja, meski tentunya akan ada sebuah kerikil masalah yang menghampiri. Tapi, ia mendoakan Jimin dan Vally selalu bersama hingga mau memisahkan, juga kehidupan mereka selalu dilimpahi kebahagian dan kehangatan di dalamnya.

***

Wanita itu duduk di pinggir kolam bersama buku gambar yang berada di atas paha, tangannya terus menari-nari dengan lihai sambil memegang sebuah pensil. Terus memberi sebuah coretan rapih hingga membentuk sebuah gambar sepasang pengantin yang tengah senyum berbahagia di hari pernikahan mereka. Salah satu tangan sang pria melingkar manis pada pinggang istri yang baru ia persunting pagi hari tadi dengan seorang pendeta, sementara istrinya tersenyum lebar memegang sebuah buket bunga yang akan dilempar.

Vally tersenyum dan hatinya menghangat melihat hasil gambarnya sendiri yang sudah selesai. Matanya kembali menatap layar ponsel pintarnya, memandangi foto pernikahannya beberapa bulan lalu bersama Jimin. Memang sudah berulang kali, namun hatinya masih menghangat kala mengingat momen sejarah di dalam hidupnya itu. Dia masih tidak sangka, sekarang ia sudah menjadi istri seseorang yang teramat ia cintai.

Ia pikir, setelah kejadian patah hatinya semasa remajanya, dia akan menjadi seseorang yang selalu mandiri tanpa perlu ditemani pasangan hidup. Sesakit itu ia rasakan pahitnya putus cinta dengan kekasih yang ia selalu puja dulu.

Menjadi salah satu alasan ia pindah ke Seoul. Bukan untuk melarikan diri, ia perlu untuk menjauhkan diri dari orang yang telah mencampakkannya sangat dalam hingga melihat wajahnya pun ia tidak sanggup. Separah itu memang saat kau melihat kekasihmu sedang bermanja bersama sahabatmu dengan matamu sendiri dengan jelas.

Sebuah senyuman kecut tersungging dari bibir Vally kala mengingat sepintas masa percintaan lalunya yang pelik. Namun, kini semua kepahitan yang ia rasakan dulu tergantikan dengan kehadirian Park Jimin ke dalam kehidupannya. Meski, di tengah hubungan mereka dulu juga sempat mengalami masalah besar, mereka masih bersama hingga sekarang.

Jika saja ia tidak pergi ke Seoul, mungkin saja ia masih dihantui kenangan bersama mantan kekasihnya—tidak ada persahabatan dengan Taeyeon, tidak ada pertemuan singkat namun membekas dengan Jiya, tidak ada pertemuan dengan pria yang menjadi suaminya.

Until this cold winter ends
And the spring comes again
And until the flowers bloom again

Vally percaya dengan suratan takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya. Setelah ada kesedihan, pasti akan timbul kebahagiaan. Setelah hujan petir menggelegar, pasti akan ada pelangi menghampiri setelahnya. Yang ia perlukan hanya sabar dan kuat menjalani kehidupan yang telah diberikan, bersyukur atas nikmat yang diberikan padanya.

Kepalanya mendongak, melihat langit yang sangat indah dengan sekumpulan awan berwarna putih. "Terimakasih, Tuhan." Lirihnya dengan setetes air mata yang jatuh di pipinya.

Tangannya terangkat untuk menghapus air mata bahagianya lalu beranjak masuk ke dalam rumahnya, menunggu Jimin yang sebentar lagi pulang. Menempatkan bokongnya pada sofa empuk yang berada di ruang tengah untuk menonton serial drama sembari memakan cemilan kesukaannya.

Tak lama, pendengarannya menangkap suara langkahan kaki membuat kepalanya menoleh ke belakang dan benar saja, matanya seketika berbinar melihat sosok yang dirindukan berada tak jauh dengannya. Ia langsung memindahkan cemilan yang berada di pahanya lalu berlari kecil agar secepatnya masuk ke dalam pelukan sosok itu.

SURVIVED [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang