Hai, Creambers.
Seperti yang kita tahu, sekarang hari Jumat dan ini waktunya materi. Materi yang bakal M bahas hari ini adalah ... amanat dalam cerita.
Pertanyaan utama yang harus kita perhatikan untuk nulis sebuah karya fiksi adalah: kenapa sih orang mau baca karya kita?
Orang-orang yang mau baca karya fiksi tentu aja lagi pengen nyari hiburan, dan hiburannya bukan semata buat seru-seruan aja, tapi juga yang mendidik dan mengandung nasihat atau pesan moral.
Di bawah ini, M akan nunjukin tiga cara yang dipakai oleh Bapak Literatur Fantasi Dunia, J.R.R. Tolkien, untuk bawa pembacanya terhibur sekaligus dapat asupan nilai-nilai moral.
1. Menggunakan tokoh dalam cerita.
Pesan moral itu bisa disampein melalui tokoh-tokoh dalam cerita, sehingga setiap tokoh bisa menggambarkan nilai-niali tertentu.
Coba kalian perhatiin, gimana J.R.R. Tolkien ngungkapin nilai moral melalui karakter Sam Gamgee menjelang akhir kisah Kembalinya Sang Raja dalam trilogi The Lord of the Rings:
Tangan Sam gamang. Pikirannya panas penuh kemarahan dan ingatan pada kejahatan. Sangat adil bila membunuh makhluk pengkhianat dan pembunuh ini, adil dan patut; dan kelihatannya inilah tindakan paling aman. Tapi jauh di lubuk hatinya ada sesuatu yang menahannya: ia tidak bisa memukul makhluk yang berbaring dalam debu itu, makhluk yang sedih, hancur, dan sangat sial. Sam sendiri ... sudah pernah membawa cincin ..., ia bisa menduga penderitaan pikiran dan tubuh Gollum yang sudah mengerut, diperbudak oleh cincin, tak pernah lagi bisa mendapatkan kedamaian atau ketenangan dalam hidupnya. Tapi Sam tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan perasaannya.
"Ah, terkutuklah kau makhluk busuk ...! Pergi! Enyah ...! Kalau tidak, aku akan menyakitimu ...."
(The Hobbit, hlm. 266)
Tolkien nggak nyebutin secara eksplitis kalau Sam punya belas kasihan sama Gollum, makhluk yang udah ngekhianatin, juga mencelakain dia dan tuannya, Frodo. Di sini, Tolkien cuma ngungkapin apa yang dirasakan, dilihat, dan apa yang dilakuin sama Sam. Lalu, ngebebasin pembaca untuk ngambil kesimpulan sendiri mengenai apa yang mereka baca.
2. Menggunakan dialog antartokoh.
Coba baca dialog antara Bilbo Baggins dan Thorin Oakenshield yang lagi sekarat di bawah ini, terus cari pesan moralnya.
"Selamat berpisah pencuri yang baik," kata Thorin. "Aku akan pergi ke aula penantian, duduk di sisi para leluhurku, menunggu sampai dunia diperbarui. Karena aku akan pergi tanpa membawa emas atau perakku, ke tempat di mana harta benda itu tak lagi berarti, maka aku ingin berpisah denganmu sebagai sahabat ...."
Dengan sangat sedih Bilbo berlutut satu kaki. "Selamat berpisah, Raja di Bawah Gunung!" katanya. "Petualangan kita sangat hebat, walau harus berakhir begini. Dan segunung emas masih belum memadai untuk pelipur lara karena perpisahan ini. Tapi aku gembira karena telah mengatasi bahaya bersamamu. Ini merupakan kehormatan besar yang belum pernah dialami oleh keluarga Baggins."
"Tidak!" kata Thorin. "Masih banyak kebaikan dalam dirimu yang tidak kau sadari, oh anak yang baik dari Barat. Kau memiliki keberanian dan kebijaksanaan. Kalau saja kami semua lebih menghargai makanan dan nyanyian lebih daripada harta dan emas, dunia ini pasti akan lebih menyenangkan. Tapi menyenangkan atau menyedihkan, aku harus meninggalkannya sekarang. Selamat tinggal!"
(The Lord of the Rings: Kembalinya Sang Raja, hlm. 331)
Kira-kira nilai moral apa yang bisa kalian tangkap dari percakapan di antara kedua tokoh itu? Tentang persahabatan? Tentang apa yang lebih berharga daripada harta? Apa pun itu, Tolkien ngebebasin pembacanya untuk narik pesan moral itu sendiri.
3. Menggunakan jalinan cerita.
Cara lain untuk nyampein pesan moral adalah melalui jalan cerita itu sendiri. Penulis cuma bercerita dan jalan cerita itu sendiri yang bakal "bicara" sama pembacanya. Coba baca kisah Frodo Baggins dan sahabat-sahabatnya dalam trilogi The Lord of the Rings, maka kalian bakal nemuin nilai-nilai persahabatan di salah satu bagiannya, nilai moral tentang kesetiaan di bagian yang lain, juga nilai tentang keberanian dan kegigihan dalam keseluruhan kisahnya.
Nah, kalian juga bisa tuh niru cara itu. Selipin pesan moral di berbagai adegan di cerita kalian, atau malah jangan nyoba untuk nyelipin, tapi langsung cerita aja sambil ditutun sama nilai-nilai moral yang kalian percaya. Terus biarin deh cerita itu munculin kesimpulan-kesimpulan dalam diri pembacanya.
Karena tulisan yang baik, pasti punya amanat yang dapat disampaikan.
Salam kreativitas tanpa batas,
MaaLjs.Materi: Nadia Safeera.
Edit: MaaLjs.
Sumber: Google.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recette de CreaWiLi
SaggisticaSelamat datang di Perpustakaan CreaWiLi! Sekedar informasi, Perpustakaan CreaWiLi tidak memiliki batasan waktu untuk 'para tamu' berkunjung. Jadi ..., silahkan datang kapan saja ketika kalian sedang butuh asupan. Di sini, kami menyediakan menu beru...