|1| Awal yang sebenarnya

5.4K 274 32
                                    

Tersenyumlah untuk menutupi kesedihanmu

---
Gadis berkepang dua dengan kaca mata di wajahnya tengah bercermin sesekali membenarkan letak poninya.

Dia Zaya Mellody Cornella, anak 16 tahun yang kesehariannya terbelenggu oleh mamah tirinya.

Dia Raya Kartikasari~Mamah tiri Zaya yang dengan seenak jidatnya memerlakukan Zaya dengan sesuka hatinya.

Kejam, sadis, galak. Itulah sifat yang melekat pada Raya.

Raya menikahi ayah Zaya~Bram Steffano, 6 tahun yang lalu.

Pada awalnya, sifat Raya sangatlah manis, sampai manisnya dia jadi pahit.

Raya mulai mengakhiri dramanya untuk berubah menjadi kejam.

Ayahnya juga mulai ikut berubah, menjadi tidak perhatian lagi.

"Ahh, lupa gue belum pake parfum!"

Zaya mengambil sebotol parfum dengan aroma Vanilla. Bau kesukaanya.

Ia menyemprotkannya ke seluruh badan. Dirasa semua sudah cukup, Zaya mengambil tas ranselnya di atas kasur kemudian memakainya.

Dia turun ke bawah, tak lupa mengunci pintu kamarnya.

Zaya menuruni tangga satu persatu sambil bersenandung. Tangannya diketuk-ketukkan di pegangan tangga.

Dia tersenyum dan bernafas lega saat mamah tirinya tak ada di bawah. Akhirnya hari ini dia sarapan.

Zaya menarik kursi dan mendudukinya.

Tangannya mengambil selembar roti tawar kemudian dioleskannya selai coklat di atas roti.

Mulutnya mengunyah dengan perlahan, menikmati sarapan kesukaannya.

Matanya sesekali melirik ke arah samping, berjaga-jaga Raya datang dengan serangan mautnya.

Gelas diambilnya, kemudian menuangkan air putih kemudian di teguknya setengah.

Setelah itu, dia melahap rotinya lagi.

"Zay"Panggilan itu tertuju untuknya, suara berat ini pasti milik kakak tirinya.

Siapa lagi kalo bukan~ Alexander Fransisco. Lelaki berbadan tegap, tangannya yang berotot, juga rambutnya kecoklatan yang sedikit dibuat berantakan agar terlihat sedikit Bad boy?

Alex duduk di bangku perkuliahan. Dia mengambil jurusan kedokteran di salah satu Universitas ternama di ibu kota.

Zaya berbalik badan menatap kakaknya.

"Kenapa kak?"Jawabnya dengan dahi yang berkerut.

"Berangkat bareng hayuk?" Zaya berpikir, kalaupun diantar oleh kakaknya ada dua kemungkinan terjadi.

Pertama, dia jadi tak perlu mengeluarkan uang untuk membayar angkot.

Dan yang kedua, mamahnya pasti marah-marah. Dasar menyebalkan!

Zaya menghembuskan nafasnya, dia masih sayang nyawa. Jadi dia memutuskan untuk naik angkot.

Apa? Naik angkot uang simpanan saja sudah diambil Raya untuk keperluannya. Zaya berarti harus meminta uang saku ke mamahnya. Satu pertanyaan, Raya akan memberinya uang? Haha tidak mungkin!

"Emm, Zaya naik angkot aja." Ucapnya sambil tertunduk.

Alex berjalan mendekat dan mengecup dahi Zaya sekilas.

"Ada uang emangnya?" Zaya tercenung, dia tahu dirinya tak ada uang. Apa dia harus utang ke abang angkot?

"Nggak ada." Jawabnya lirih.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang