|20| Jatuh cinta?

1.7K 120 9
                                    

Terimakasih telah hadir memberikan warna, aku harap kau menetap bukan sekedar singgah
---

Hari mulai larut, lelaki dengan rambut kecoklatan itu mengendarai mobil setengah sadar dari mabuknya. Ia mencengkram setir mobil, kemudian membanting setirnya hingga menabrak pembatas jalan.

Lelaki itu merasakan darah mengalir dari dahinya akibat benturan keras tadi. Ia menatap kedepan, membuka pintu mobil kemudian ia keluar dan langsung merebahkan tubuhnya di aspal.

Suasana jalan sangat sepi, ia menatap ke atas seraya tersenyum miris. Lelaki tak berguna, makinya dalam hati. Setetes air mata jatuh ke pipinya, ia menangis mencurahkan isi hati.

"Gue minta maaf Dara," ucapnya dengan suara bergetar.

Merasakan pening di kepalanya, lelaki itu mendesis kesakitan. Kejadian enam bulan lalu berputar di otaknya. Suara kesakitan dan rintihan membuatnya tambah merasa bersalah.

"Gue sialan," desisnya pada diri sendiri.

Pergelangan tangannya ia angkat untuk melihat jam yang melingkar ditangan.

01:32 WIB

Lelaki itu menghembuskan nafasnya kasar. Pukul ini tepat di mana ia merusak satu gadis, merebut masa depannya yang berharga.

Ia mengacak-acak rambutnya, menghiraukan darah yang mengalir terus menerus dan nyaris masuk ke matanya.

Dering telfon membuyarkan lamunannya, ia bangkit kemudian duduk tegap. Bibirnya tersenyum tipis melihat siapa yang menghubunginya. Ia mengangkat panggilan dengan hati yang sedikit tenang.

"Kak? Kenapa nggak pulang? Udah malem bangett aku khawatir tau."

Lelaki itu tertawa kecil, ia bangkit dari duduknya kemudian berjalan masuk ke dalam mobilnya kembali

"Ih malah ketawa! Pulang kak!" ucap gadis itu sedikit membentak.

Lelaki itu malah tertawa geli, gemas sekali adiknya.

"Iya sayang, ini lagi di jalan," ungkapnya seraya menjalankan mobilnya.

"Darimana sih kak? Malem banget pulangnya!" marah gadis itu.

"Iya sayang, sabar ini lagi di jalan. Ngomelnya nanti di rumah aja," sungutnya.

"Ck! Hati-hati di jalan yaa." ucapnya dan mengakhiri panggilannya.

"Iya Zay," lirihnya.

---

Motor sport kesayangan Gatra berhenti di depan rumah seseorang. Melepas helm fullface, Gatra mengibaskan rambutnya ke samping. Senyum tergambar sedikit di bibirnya. Ia menatap pagar rumah yang menjulang tinggi.

"Sialan lo Zay!" kekehnya seraya mengacak-ngacak rambut hitamnya.

Pagar rumah terbuka, menampilkan gadis yang tersenyum manis kepada Gatra. Dunia Gatra seakan berhenti berputar. Jadi, ini yang dinamakan jatuh cinta?

"Nunggu lama nggak Tra?" tanya gadis itu.

Gatra berdehem untuk menyadarkan dirinya, menatap manik hazel Zaya seraya menggeleng tipis. Senyum tipisnya masih tercetak di bibir Gatra.

"Nggak, baru nyampe gue," ucapnya menepuk-nepuk puncak kepala Zaya.

"Kirain lama hehe."

"Ayo naik keburu telat," ajak Gatra sembari menarik pergelangan tangan Zaya.

"Iya Tra."

Motor Gatra melaju di tengah-tengah ibu kota yang masih sepi. Merasakan suasana pagi dengan sang pujaan hati? Bagi Gatra hal ini sangat berharga di hidupnya.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang