|26| Lo Gatra

1.9K 126 43
                                    

I love you, Only you, It will only ever be you
----

Hembusan angin malam terasa menusuk kulit, seorang lelaki dengan perban di kepalanya duduk terdiam di atas balkon tak menghiraukan nyamuk-nyamuk yang menghisap darahnya dan suara hewan malam yang berdengung di telinga.

Alex menatap lalu lalang kendaraan di bawah kakinya, kelap kelip lampu jalanan menghias mata yang sayu. Ia menguap beberapa kali namun ia tak beranjak dari duduknya dan masih asik melamun menatap ke bawah. Dengan kaos merah yang melekat manis ditubuh dan dibalut syal hitam di leher jenjangnya.

Syal bergambar kupu-kupu ini pemberian dari sang suster entah apa yang membuat suster itu memberikan syal hangat ini untuknya.

Saat sedang asik melamun suara barang jatuh mengagetkan Alex, ia hampir saja oleng ke bawah karena kaget. Ia memutar badannya menatap Gatra yang  berjalan santai membawa kopi dan kantong plastik dengan santai.

"Nih bang," sodor Gatra kemudian duduk di samping Alex.

"Thanks." Tanpa menolak Alex langsung menyeruput kopi hangat itu.

Rasa hangat menjalar ditubuh Alex, minuman kesukaannya.

"Are you okay? " tanya Gatra seraya memakan nasi dan ayamnya, enak.

Alex hanya berdehem kemudian melahap makanannya. Ia lapar, sejak tadi pagi ia tak sempat makan bahkan mandi pun tidak. Ia terlalu memikirkan Zaya sampai dirinya tak terurus.

Dia benar-benar khawatir jika Zaya akan meninggalkannya, jika ia bisa merubah takdir. Alex ikhlas dirinya menerima apa yang dialami oleh Zaya. Gadis itu terlalu rapuh untuk semuanya.

Suara kunyahan masing-masing mendominasi suasana malam yang dingin ini.

"Kangen Zayaaa bangg," lirih Gatra pelan.

Alex terkekeh pelan, dasar Gatra. Muka sangar hati hello kitty. Ia menyenggol pelan lengan Gatra, masih heran Gatra sebucin itu dengan adiknya.

"Geli,"dengus Alex membuat Gatra meringis.

Gatra terdiam tumben Galang tidak kesini? Apa lelaki itu tidak tahu Zaya dirawat? pasalnya akhir-akhir ini hubungan Zaya dan Galang merenggang dan itu membuat Gatra senang.

"Udah jadian lo sama adik gue?" tanya Alex masih menyantap makanannya.

Gatra menarik nafas panjang, ia sebenarnya ingin cepat-cepat mengklaim Zaya sebelum ditikung sama yang lain. Namun pertunangannya dengan gadis gatal itu belum juga dibatalkan bahkan ia pusing sendiri bagaimana cara mengenyahkan Vio dari hidupnya ini.

"Pinginnya ya gitu bang tapi nunggu waktu aja." Gatra meringis menampakkan gigi putih yang tertata rapih.

Alex tertawa renyah, ternyata adiknya ini hebat ya jadi incaran most wanted bahkan anak dari pemilk sekolah. Ia juga senang, setidaknya ada alasan Zaya tersenyum selain dari dirinya dan kedua sahabat Zaya.

Ia tak tega jika Zaya jadi amukan ayahnya gara-gara fitnah Raya. Ia tak bisa berbuat lebih karena setiap hari ia pulang larut malam karena kuliah dan kerja. Ya, Alex bekerja di sebuah cafe, ia tak enak jika terus-terusan meminta uang ayahnya. Uang hasil dari kerjanya cukup untuk kuliah walaupun kadang masih sedikit dibantu oleh Abimana.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang