|3| Hukuman

3.4K 231 28
                                    

Aku tak pernah terpikirkan bertemu denganmu
---

"Lo tau akibatnya bukan?" tanya Gatra dengan suara menakutkan, membuat suasana kantin menjadi hening.

Perempuan itu terus saja menunduk, tak berani menatap lelaki yang sedang naik pitam.

"GUE GAK SUKA, KALO GUE NGOMONG YANG DIAJAK NGOMONG MALAH HADAP KE BAWAH!" ucap Gatra dengan nafas terengah.

Gatra memang memiliki emosi yang tak stabil. Jika emosinya meledak, Gatra seperti singa pms.

"Gue udah minta maaf!" ucap perempuan itu dan menatap Gatra takut.

Perempuan itu Zaya. Perempuan yang tak sengaja menumpahkan bakso ke kaos basket Gatra.

"Minta maaf dengan cara kayak gitu kurang pro," Gatra tertawa sumbang kemudian muncul ide yang sangat pas.

"Sujud di kaki gue, cium kaki gue. Dan bilang minta maaf!"

Seluruh penghuni kantin cengo, hukuman yang diberikan Gatra bisa menurunkan harga diri.

"Tapi, Gue udah minta maaf" ucap Zaya dengan suara yang agak ditinggikan.

Gatra terkekeh dan mengeja name tage milik Zaya.

"Zaya Mellody Cornella" Eja Gatra sambil menunjuk name tage Zaya.

Gatra menarik dengan keras kepangan rambut Zaya, membuat sang empunya merintih.

"Nggak mau minta maaf ya? Oke!"

Gatra mendekatkan wajahnya, semakin dekat dan

Cup

Gatra mencium bibir Zaya sekilas. Semua siswi berteriak histeris. Dan cemoohan pun banyak dilontarkan.

"Traaa, gue aja yang dicium!"

"Bibirnya gak gatel Tra?"

"Sumpah demi apa cewek nerd dicium pangeran es,"

"Sumpah pengin bunuh tuh Zaya. Jadi cewek sok kecakepan!"

Mata Zaya memanas, pelupuk matanya banjir. Dia tak menyangka Gatra sebrengsek ini.

Zaya menangis, menatap Gatra tak percaya.

"Maaf Zay," ucap Gatra enteng.

Rasanya dia ingin mencekik leher Gatra sekarang juga.

"Lo tau kan gue. Gue Gatra Candra Kawindra," bisiknya di telinga Zaya.

Zaya tak peduli dengan perkenalan Gatra. Dia sudah tahu anak pemilik sekolah ini. Lelaki famous seantero sekolah.

Gatra juga terkenal dengan irit bicara, tapi kenapa dia jadi banyak bicara sekarang?

Bugh

Bogeman mentah mendarat di rahang Gatra. Galang menghajar Gatra tanpa ampun. Gatra kelimpungan dengan serangan mendadak yang diberikan.

"Anjing! Lo gak waras!" ucap Galang masih membogem Gatra.

Suasana kantin semakin ramai, bahkan ada yang merekam adegan baku hantam kedua lelaki tampan ini.

Jeff dan Aaron tak tinggal diam, mereka bangkit dan berlari ke arah Gatra.

Jeff menarik seragam Galang dan membanting tubuhnya di lantai kemudian menaiki tubuh Galang dan menghajarnya membuat semua penghuni kantin menjerit histeris.

Angel dan Fanya pun sama. Mereka berdua berlari menghampiri Zaya.

Zaya terduduk lemas di lantai kantin. Matanya sembab, pipinya basah bahkan kepangan rambutnya lepas satu.

Angel berjongkok dan mengelus punggung Zaya.

"Zay," panggil Angel dengan suara lembut.

"Galang Ngel. Galang!" ucap Zaya parau.

Fanya mendekat ke arah Gatra dan menamparnya. Tamparan yang sangat keras membuat Gatra bangkit dan emosinya semakin membeludak.

"Lo gak usah ikut campur!" ucap Gatra yang sudah babak belur sambil menarik kerah seragam Fanya.

Angel berlari mendekat ke arah Fanya dan melepas cengkraman Gatra.

"Jangan kasar banggg, dia sahabat Angell!"

Sekedar info, Gatra dan Angel itu sepupu.

"STOP! BUBAR!" kerumunan bubar ketika pak Bambang guru bk tiba-tiba datang dan berteriak.

"Kalian bersihi luka kalian baru kalian pergi ke ruangan saya," ucap pak Bambang menunjuk Gatra dan Galang kemudian pergi.

Galang terkapar di lantai kemudian bangkit dan berjalan mendekat ke arah Zaya sambil tersenyum.

Gatra dibantu berjalan oleh Jeff dan Aaron. Mereka berdua bingung, tumben-tumbenan Gatra tak melawan biasanya ketika dia berantem dia seperti iblis kelaparan.

"Tumben banget Tra, lo gak nglawan," Ucap Aaron tertawa.

"Sialan tuh anak! Gue belum siap main bogem aja," ucap Gatra sambil meringis karena darah yang mengucur dari pelipisnya.

"Hahaha, gue salut sih sama Galang!" Jeff juga ikut tertawa.

"Galang?" Tanya Gatra sambil memandang Jeff.

"Yoi, dia tuh juga anak karate. Dia anak kesayangan guru karena pinter,"

Gatra persetan dengan Galang yang pintar atau anak kesayangan guru. Toh Galang sudah menjatuhkan martabat yang dijunjungnya tinggi.

"Gatra kamu gak papa?" tanya perempuan yang tiba-tiba datang dengan rambut sepinggangnya sambil membawa kotak P3K.

"Lo liat sendiri. Dia gak baik-baik aja gimana sih lo!"ucap Aaron gemas.

"Kan basa-basi gimana sih lo!"kata perempuan itu sambil melotot ke arah Aaron.

"Stop," Suara dingin itu membuat Aaron dan perempuan itu terdiam.

Perempuan itu adalah Vio Arleyya, gadis dengan muka yang cantik dan suara yang lembut. Vio juga famous dan disebut primadona sekolah.

Vio dijodohkan dengan Gatra oleh ayah Gatra~Abimana Kawindra. Namun Gatra tak mau menerima perjodohan tersebut.

"Aku obatin yah Tra," Gatra berdecih dan memandang Vio tanpa minat.

"Gak mau. Tangan lo kotor, bekas om-om," ucap Gatra spontan membuat Aaron dan Jeff menahan tawanya mati-matian.

"Yuk cabut!" Gatra berjalan duluan dengan sedikit terpincang.

"Hahahaa gak mau ah kotor bekasnya om-om!" Ucap Aaron dan Jeff bersamaan sambil tertawa.

Sedangkan Vio mencebikkan bibirnya dengan muka memerah padam sambil menghentak-hentak kakinya.

🍀🍀🍀

Disisi lain Zaya di bawa ke uks. Dia syok bahkan sedari tadi dia diam dan memandang ke arah depan dengan pandangan kosong.

"Zay?" panggil Galang yang sudah selesai diobati oleh Angel.

Angel dan Fanya sudah kembali ke kelas, mereka berdua disuruh kembali karena Galang saja yang akan menjaganya.

"Lang ini semua salah gue. Andai gue tadi lebih hati-hati," kata Zaya sambil meneteskan air mata.

Galang mendekat dan memeluk Zaya. Tubuh Zaya bergetar hebat, dia menangis tersedu-sedu.

"Lo gak sengaja. Lo gak papa, dia aja yang memperkeruh suasana," Galang mencium puncak kepala Zaya dan mengelus punggung Zaya agar ia tenang.

"Hikss guee hikss udah hikss kotor Lang,"

Galang geram, dia mengepalkan tangannya. Bahkan mukanya memerah ketika mengingat betapa brengseknya Gatra.

"Lo gak papa Zay. Ada gue," ucap Galang berusaha menenangkan.

Votement and share ya hehe♥

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang