|12| Pelukan

2.2K 144 14
                                    

Cemburu tanpa suatu ikatan hubungan itu susah.
---

Lelaki yang tengah menyesap secangkir kopi itu terus saja melamun ia berdecak sebal memukul kepalanya pelan, kemudian beralih menendang kaki temannya kencang.

"Bangsat," desis Raga sambil memegang kakinya yang terasa sakit. Tendangan Galang benar-benar bertenaga.

Galang meringis, lelaki itu tersenyum lebar menampilkan giginya. Raga berdecih kemudian melengoskan kepala pura-pura marah. Galang terkekeh kemudian melempar muka Raga dengan dompet tebalnya.

"Maaf Ga," ucapnya mendapat delikan dari Raga. Lelaki itu berdecak, memukul kepala kembarannya yang tengah bermain game.

"Anjrot!" pekiknya heboh membuat seluruh pasang mata menghadap ke arah Arga. Raga tersenyum malu.

"Berisik banget njir," lirihnya sambil mencubit tangan Arga gemas.

"Apaan sih lo Ga!" heran Arga yang merasa tak bersalah malah dinistakan Raga.

Galang meletakkan cangkirnya ia menghadap ke luar cafe, suasana mendung dengan angin yang cukup kencang. Ia menghela nafasnya pelan.

"Ga," panggil Galang.

"Hm," jawabnya sambil menyuapkan sesendok cheese cake ke dalam mulutnya.

"Menurut lo gue salah nggak?" ucapnya ragu sambil menggigit bibir bawahnya. Raga menaikkan alisnya tak paham dengan arah bicara Galang.

"Lo salah! yang nggak salah tuh cewek," celetuk Arga ngegas. Raga memberi jempol untuk kembarannya.

Galang mencibir kemudian ia menatap keduanya serius.

"Gue cium mantan gue dihadapan Zaya, salah ya?" ucapnya pelan.

Raga dan Arga kompak menendamg kaki Galang hingga lelaki itu hampir saja terjungkal ke belakang.

"SALAH LAH BANGSAT!" pekiknya bersamaan seraya mengepalkan tangannya di udara.

Seluruh pengunjung cafe memandang mereka risih. Galang memejamkan mata, kenapa respon Raga dan Arga begitu berlebihan?

"Diem,"ucap Galang dingin. Raga dan Arga pun kembali duduk.

"Kenapa lo cium mantan Lang?" tanya Arga geleng-geleng kepala.

"Karena Zaya udah punya pacar," gumamnya lirih membuat kedua bola mata Raga dan Arga melebar tak percaya apa yang dikatakan Galang.

"Jadi lo-"

"Cemburu," gumam Galang lirih. Arga tersenyum miring ia menatap Galang meledek.

"Si kecil mulai cemburu ya bund," ucapnya menoel-noel pipi Galang. Lelaki itu menepis kasar tangan Arga sebal.

Raga tertawa, ia menepuk bahu Galang berkali-kali.

"Nggak gitu juga kali Lang. Lo minta penjelasan dulu sama Zaya. Siapa tahu lo salah paham," ungkap Raga.

"Tapi yang ngomong tuh orang tuanya langsung," ucapnya menunduk.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang