|17| Dia?

1.7K 117 13
                                    

Jatuh cinta bukan perkara kecil, satu kali dipatahkan berkali-kali disembuhkan
---

"DARA!" teriak Gatra menggelegar saat perempuan itu nyaris menjatuhkan diri dari rooftop.

Dara berbalik badan menatap Gatra senang, perempuan itu berlari kemudian memeluk lelaki itu erat seraya berteriak girang. Zaya tertegun, perempuan itu serasa tak asing dimatanya.

"Ngapain tadi?" tanya Gatra sinis menatap Dara.

Dara hanya terkekeh kecil seraya menggelengkan kepala pelan. Mata hitamnya terlihat sayu, dan kantung mata tercetak jelas.

"Dia siapa?" tanya Dara menunjuk Zaya.

Gatra melirik Zaya, menepuk-nepuk puncak kepalanya seraya tersenyum tipis.

"Temen."

Deg

Zaya terdiam, satu kata itu mampu membuatnya merasakan sesuatu yang menyakitkan. Apa tandanya? Apakah ia mulai jatuh hati kepada Gatra. Ia menggelengkan kepala, menyadarkan diri sendiri.

"Zay?" panggil Gatra bingung.

"Eh- hai kak aku Zaya," sapa Zaya mengulurkan tangannya.

Dara menatap gadis itu tak suka, ia menepis tangan Zaya agar menjauh darinya.

"Ayo Tra aku capek," ucap Dara menarik tangan Gatra untuk turun dari rooftop.

Gatra menghela nafas menatap Zaya yang hanya terdiam menatap Dara.

"Ayo turun," ajak Gatra mengangkat tubuh Dara bridal style kemudian menuruni tangga.

---

"Bunda ke sini gak?" tanya Dara seraya memakan coklat pemberian Gatra.

Lelaki itu mengangguk, menatap Dara intens. Asa satu goresan di pipi yang cukup panjang. Kenapa ia baru menyadarinya, ada juga goresan panjang di lengannya.

"Ini kenapa?" tanya Gatra menunjuk goresan itu di pipi.

Dara tertawa nyaring mengambil satu cutter di balik bantal.

"Dara main biar gak bosen."

Gatra mendesah pelan, menatap Dara tajam. Lelaki itu mengurung Dara dengan tangannya. Amarahnya memuncak begitu saja. Namun sebisa mungkin Gatra menahan walaupun mati-matian.

"Bayinya nanti kenapa-kenapa Dara," sarat Gatra tenang.

Dara mengendik, memukul perutnya kencang seraya menangis histeris.

"Dia bukan anak aku!" histeris Dara.

Zaya hanya diam mematung, ia tak tahu harus apa. Awal pertemuannya dengan Dara di rooftop bisa dibilang buruk.

"Dara," panggil Gatra lembut.

Lelaki itu memeluk Dara erat, hampir saja ia berteriak marah karena perbuatan Dara. Ia sangat menyayangi anak yang dikandung Dara. Ia menganggap bahwa itu adalah anak kandungnya.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang