|11| Kecelakaan

2.3K 159 9
                                    

Hangatnya pelukanmu menjadi obat rinduku.
---

Semburat merah menghiasi pipi putih gadis yang tengah menghirup sebuket bunga mawar, bunga kesukaannya.

"Suka?" tanya lelaki di sampingnya sambil mengelus surai hitam yang di kuncir dua. Gadis itu mengangguk lucu sambil memeluk lelaki di sampingnya erat.

"Aku pengin keluar dari sini Tra," gumam gadis yang tengah memeluknya sambil terisak kecil.

"Apa bener yang dikatakan papah, aku gila?" tanyanya dengan suara sendu. Gatra menggeleng, ia mengecup puncak kepala gadis itu sayang.

"Siapa bilang hm? Kamu itu cuman sakit," ujarnya sambil menangkup pipi gadis cantik itu.

"Apa iya? Papah bilang aku gila," ucapnya sambil mencebikkan bibir.

"Nggak sayang," ucap Gatra.

"Asikk!" girang gadis itu semangat.

Gatra terkekeh, ia mengecup singkat pipi gadis itu. Mata coklat gelap milik Gatra menatap mata gadis di depannya lekat. Ia tersenyum manis, senyum yang mampu membius semua orang.

"Jaga bayinya ya, jangan terlalu capek," paparnya sambil mengusap perut gadis di depannya.

"Iya Tra, aku bakal jaga dede bayinya tapi kenapa ya kok perut aku tambah besar," herannya mendapat kekehan dari Gatra.

"Di dalem ada dede bayinya. Jagain ya," pesan Gatra mengecup perut buncit gadis di depannya.

Gadis itu mengangguk kemudian memeluk Gatra erat. Ia menangis menenggelamkan wajahnya di dada Gatra. Tangannya mencengkram erat seragam sekolah Gatra hingga kusut.

"Papah gak sayang aku," racau gadis itu sambil memukul-mukul perutnya.

Gatra menghentikan pukulan itu, ia menangkup wajah cantiknya sambil menggeleng.

"Jangan digituin Ra, nanti dedenya nangis." Gatra menggendong gadis itu ala bridal style meninggalkan taman yang sudah dipenuhi banyak orang.

"Tapi-"

"Ssst, diem ya Ra. Nanti aku bawain boneka buat kamu. Mau?" tawar Gatra mendapat anggukan semangat.

Kaki Gatra berjalan menyusuri koridor, sesekali menatap gadis dalam gendongannya sambil tersenyum. Tangannya meraih kenop pintu, membukanya perlahan kemudian berjalan masuk.

Dibaringnkannya tubuh gadis itu dengan hati-hati. Mengecup sekilas perut yang sudah membesar.

"Aku pulang dulu ya," bisiknya tepat di samping telinga gadis itu.

"Hati-hati di jalan ya Tra," ucap gadis itu dengan muka lucunya.

Gatra mengangguk, ia mengangkat tangannya memasang sikap hormat. Ia tertawa kecil mendekat ke arah brankar, ia mengecup singkat pipi gadis itu.

"I love you Dara."

---

Motor Gatra melesat di jalanan ibu kota. Ia menggeram marah, ingin melampiaskan ini semua. Beberapa pengendara di jalan mengumpatinya sebab lelaki itu hampir menabrak pengguna jalan. Ia kacau, suasana hatinya mendadak suram.Gatra merasakan sakit di kepalanya pusing yang kian menjadi-jadi.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang