|10| Mantan

2.4K 165 10
                                    

Jangan datang membawa harapan, jika kembali mendatangkan luka.

---

XI Ipa 1 sangat ramai karena jam kosong. Kata mereka sih syurga duniaa. Lelaki perempuan sama-sama sibuk dengan kegiatannya, entah itu yang berfaedah ataupun unfaedah.

Contohnya Galang, lelaki itu sedang sibuk berkutat dengan buku mengerjakan soal-soal fisika. Dia tersenyum saat satu soal dipecahkannya dengan waktu singkat.

"Lang gak capek apa liat rumus-rumus?" celetuk teman sebangkunya terheran-heran, ia Raga Mahesa.

"Gue gabut makanya ngerjain soal," jawabnya enteng membuat mata Raga mendelik.

"Gabutnya orang pinter mah gitu tuh, berfaedah." Takjub Raga.

"Daripada lo hidup gak ada gunanya," sindirnya alus membuat Raga menatap Galang kesal.

"Rasanya anjing banget omongan lo Lang," ujarnya mengelus dada.

Galang tertawa membuat siswi di dalam kelas menahan nafasnya. Bisa dibilang Galang itu dingin dan jarang tersenyum.

"Maaf Ga," ucapnya menjitak kepala Raga.

Hening di antara mereka, Galang masih senang hati menyelesaikan soal-soal di dalam bukunya. Ia senang saja mengerjakannya, Galang rasa soal itu temannya.

"Lang," panggil Raga tiba-tiba.

"Hm."

"Lo per-"

"Hay sayang-sayang lo pada ngomongin gue yaa." Arga Mahesa, kembaran Raga itu duduk di depan mereka berdua. Raga menghela nafasnya kemudian melempar adiknya dengan penghapus karet.

"Ganggu aja lo," kesal Raga karena sesi tanya-jawab di potong oleh adik laknatnya.

"Apaan sih lo Ga." Arga mendelik menatap Raga sengit.

"Bacot."

"Mau tanya apa lo Ga?" kata Galang membuat Raga teringat kembali.

"Ah iya, gue mau nanya," ucap Raga serius membuat Galang mengernyit heran.

"Apa?"

"Lo pernah pacaran?"

1

2

3

Hening....

Galang berdehem menatap Raga heran. Tumben-tumbenan nih bahas mantan.

"Kenapa emang?" tanya Galang heran.

"Ya karena lo kayaknya deket sama cewek cuma Zaya doang," ujar Raga membuat Arga mengangguk.

"Nah betul kata Raga, apa jangan-jangan lo maho?" Arga menggebrak meja sambil menampilkan wajah syok.

Galang berdecih tangannya terulur menjitak kepala Arga kencang "Mulut lo," tegur Galang menatap Arga jengkel.

"Aduh, ampun mas!" teriak Arga mengelus kepalanya.

"Gue pernah pacaran," ucapan tiba-tiba dari Galang membuat Raga dan Arga terkejut.

"APA!?" Mereka heboh sendiri Galang berdecak lebih baik iya mengerjakan soal lagi bukan?

"Ck! Siapa Lang? Zaya kah?" tanya Arga penasaran.

"Bukan, gue sama dia cuman sahabat," selanya sedikit tak rela.

"Siapa dong?" tanya Arga diambang penasaran.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang