Ikhlas adalah cara Tuhan memberikan yang lebih baik
---Siang ini mentari menyengat kulit, hawa panas yang dirasakan mampu memancing emosi para siswa. Walaupun di dalam kelas mereka ada kipas angin, namun itu tak mampu membuat suasana lebih sejuk.
Kelas XI Ipa 1 sedang jam kosong, sebagian murid keluar untuk pergi ke kantin dan mencari angin, sebagiannya lagi ada di dalam kelas, malas keluar kelas.
"Minggir woy Ga, gantian gue ck!" Heboh Arga seraya mendorong Raga yang hampir terjungkal karena perbuatan kembarannya.
Raga menoyor kepala Arga kesal, menghalangi kipas angin yang kini ada di hadapannya. Mempertahankan hak paten milik Raga. Bahkan Raga rela berdiri di atas meja. Arga mendesis, emosinya kian tersulut dengan kekuatan dalam tubuhnya dengan tega Arga mendorong tubuh Raga hingga terjatuh dari meja.
Raga mengaduh kesakitan sedangkan Arga tertawa penuh kemenangan.
"MAMPUS KAU!" teriak Arga berjoget seraya memeletkan lidahnya, mengejek nasib Arga yang malang.
Galang menatap keduanya malas, mereka benar-benar aneh.
"Galangg," rengek Letta serya memeluk lengan Galang yang berotot.
Galang menghela nafas kasar menatap Letta jengah.
"Lepas Letta," perintah Galang dingin.
Sedangkan Letta malah mempererat pelukannya tak mempedulikan Galang yang sedang menahan emosi.
"Mau es teh Lang," celetuk Letta manja.
Galang memicingkan mata, menatap Letta bingung. Ia mendorong jidat Letta agar menjauh darinya, ia muak sekali.
"Beli lah emang gue babu lo," ucap Galang seraya memainkan ponselnya.
Letta meringis namun ia tak gentar untuk terus mendekati Galang. Ia duduk di atas meja menarik dagu Galang agar menatapnya.
"Galang ayo ke kantin!" ajak Letta riang.
Galang menepis tangan Letta kasar, menatap pelaku yang kini hanya cengar-cengir tidak jelas.
"Gak!"Ketus Galang sembari melirik Arga dan Raga yang masih ribut soal kipas angin.
Letta mencebik memainkan rambut Galang asik.
"Ayoo nanti aku-"
"ANJING MENDING KITA KE PERPUSTAKAAN AJA NYET! DI SANA ADA AC!" teriak Raga dengan muka memerah, capek euy!
Arga tersenyum sumringah, memeluk Raga dan mencium pipinya.
"Anjing lo!" teriak Raga mengusap pipinya jijik dengan kelakuan Arga.
"Akhirnya penderitaan ini akan berakhir sobat," kata Arga berbahagia.
Raga memutar bola matanya jengah, menatap Galang seraya memberi kode agar ikut dengan mereka.
"Ikut yuk Lang," ajak Raga.
Galang menggeleng, "Gue nggak ikut. Lo berdua aja sana," tolak Galang halus.
Arga berjalan mendekat ke arah Galang, mencolek pipi Galang gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Esku
Teen FictionZaya Mellody Cornella gadis yang kerap dipanggil cupu itu mendadak jadi perbincangan seantero sekolah karena telah di cium oleh most wanted sekaligus kapten basket Sma Pelita. Gatra Candra Kawindra, si dingin dengan panggilan pangeran esku. Lelaki k...