|2|Tragedi di kantin

4.4K 268 39
                                    

Perihal rasa, aku remidi, tapi kalau matematika aku juga remidi
___

"Zaya?"

Zaya tersenyum menampilakan senyuman manisnya kemudian mengucapkan sepatah kata.

"Hai."

Yap dia Galang Wijaya, salah satu pentolan SMA Pelita. Galang juga sahabat Zaya sedari kecil. Ia termasuk jajaran cogan di sekolah ini.

Kepintaran dan kegantengannya itu membuat Galang menjadi Famous di SMA Pelita.

Tentu seluruh siswi mengetahui Galang menjadi sahabat Zaya semuanya iri akan hal itu. Terutama Fansnya, walaupun sahabatan. Potek hati adek bang.

Galang berlari mendekat ke arah Zaya, tanpa melepas sepatunya.

"Ya ampun Zay! Lutut lo kenapa?" Tanya Galang sambil memandangi Zaya dari atas hingga bawah sambil berjongkok.

"Gak papa Lang, gue jatoh tadi." Galang menghembuskan nafasnya kemudian memegang kedua bahu Zaya.

"Gue sahabat lo. Kalo ada apa-apa ngomong. Jangan pendem sendirian, karena apa? Bukannya bikin lo baik-baik aja. Malahan lo bakal terluka secara perlahan." Ucap Galang sambil menatap manik mata Zaya dengan serius.

🏀🏀🏀

Lapangan basket kini tengah ramai-ramainya para siswi perempuan. Mereka berdesak-desakan sambil memberikan semangat kepada anggota basket yang sedang berlatih.

Padahal hanya berlatih saja namun para siswi malah heboh sendiri. Dasar betina.

"Ayok semangat unchhh"

"Ayok bang. Esmeralda di sini selalu menantimu"

"Ayok semangat dilan-dilanku"

"Cangcimen, aku cinta abang mennn"

"Ayok semangat!"

Suara gaduh itu membuat salah satu pemain blank. Dia menyugar rambutnya ke belakang sambil memperhatikan segerombolan cewek-cewek berisik.

"Heh kalian! Bisa diem gak sih. Gue lagi latihan, jadi gak fokus kan!" Bentaknya dengan nada naik beberapa oktaf.

Kerumanan siswi itu malah memekik histeris. Si pangeran sekolah yang dikenal dingin dan sangat tampan membentaknya?

Mimpi apa tadi mereka semalam!!!

"Awww abang marah-marah aja ganteng. Apalagi senyum! Coba senyum bang"

"Meleleh hati Milea"

"Jangan marah-marah. Nanti aku tambah cintaaahh"

"Subhanallah, ciptaanmu ini mboten main-main"

"Ahh bang. Hayuk skuy mantap-mantap"

Lelaki jangkung itu membanting bola basket itu ke lantai lapangan dan berjalan meninggalkan anggota basket yang lainnya.

"Eh, lo mau kemana kapten! Ini latihannya gimana?" Tanya salah satu anggota basket dengan suara yang agak keras dikarenakan kegaduhan sekitar.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang