|16| Pertandingan sengit

1.7K 125 13
                                    

Kalah dan nyerah nggak ada di dalam kamus hidup gue
~Gatra
----

Angin berhembus kencang, menerbangkan beberapa helai rambut gadis yang tengah berdiri jauh dari kedua lelaki yang kini saling bertatapan sengit. Gadis itu bergedik, dasar mereka berdua. Namun tak bisa ia pungkiri, senyum mengembang di bibir manisnya. Ia lega Galang mau memaafkannya.

Suasana semakin mencekam saat Gatra menyeringai seperti iblis. Lelaki itu benar-benar ingin mengalahkan Galang. Lelaki keras kepala yang yakin bahwa dirinyalah yang akan menang. Itu membuat ego Gatra tersentil, berarti Galang sudah merendahkannya. Lelaki itu memutar-mutar bola basketnya menantang Galang, ingat! Gatra kapten basket yang sering memenangkan pertandingan basket. Dan keahlian Gatra sudah tak diragukan lagi.

Galang berdecih, menatap Gatra muak. Manusia terpede dan tersombong yang ia temui. Kepercayaan diri Gatra benar-benar sudah mencapai batas maksimum. Sangat menyebalkan saat Gatra menunjukkan wajah songongnya. Ia tidak sabar saat melihat kekalahan Gatra,  dirinya berjanji akan mempermalukan lelaki itu dengan mengalahkan Gatra.

"Ayo mulai," ajak Galang tak sabaran pasalnya Gatra dan dirinya hanya saling mentap beberapa saat.

"Okey," ucap Gatra seraya mendribble bola dan langsung memasukkannya kedalam ring.

Galang menggeram marah, Gatra licik. Saat hendak protes namun ia masih gesit menghindari serangan lawannya, Gatra malah bicara.

"Gak usah banyak omong, pertandingannya udah dimulai dan gue udah mencetak satu poin," kata Gatra seraya melambungkan bola dan masuk lagi ke dalam ring.

2:0

Gatra tertawa, Galang pasti akan kalah ia sangat percaya. Sedangkan Galang menggeram, ia terbakar emosi kemudian merebut bola basket dari Gatra.

Galang tersenyum lebar, melambungkan bola basket itu dengan sempurna namun bola meleset. Sialan! Dan saat itu juga Galang mengumpat.

Suara tawa Gatra yang menyebalkan menggema. Galang merasa harga dirinya tersentil. Malu dan marah.

"Loser," gumam Gatra menatap Galang.

Galang mengambil alih bola basket, berlari seraya mendribble bola dan melemparnya ke ring. Bola masuk sempurna, Galang tersenyum puas. Ia yakin, peluang menang memang untuk dirinya.

Lima belas menit berlalu, hasil seri. Keduanya bernafas terengah, meyakinkan dirinya masing-masing bahwa ia yang akan menang. Pasti!

Gatra melempar bola basket ke atas dan saat sudah sampai di bawah Gatra menyambarnya dengan cepat melakukan lay up dan bola masuk sempurna.

Galang kalah, sialan! Ia menggeram marah menjambak rambutnya frustasi. Zaya menatap kedua lelaki dihadapannya melongo. Mereka benar-benar hebat. Dan Galang ternyata multitalenta.

"Apa gue bilang, you lose bro!" Senyum Gatra lebar.

Galang mengambil tasnya, melenggang pergi melewati Zaya tanpa menyapanya. Zaya mencebik, menatap Galang kesal. Ia menatap Gatra yang sedang berjalan menujunya.

Baju dan rambut yang basah menambah Damage dari seorang anak pemilik sekolah. Gatra tersenyum miring, menarik lengan gadis itu untuk keluar dari area sekolah.

Pangeran EskuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang