4

3.6K 133 1
                                    

3 Minggu kemudian

Alany sudah siap dengan seragam abu abunya kini ia memasuki Sekolah Menengah Atas, Alany sangat berharap kehidupan Sekolah Menengah Atasnya lebih membahagiakan jauh dari kata menyakitkan seperti zaman Sekolah Menegah Pertamanyanya, meski SMA kali ini bukan tempat yang sesuai impiannya, namun tetap saja bagus dan mahal

Semangat Alany. Batin Alany menyemangati dirinya sendiri

"ayo pergi" ajak ayah setelah sarapan pagi, Andi dan Alany segera menggangguk dan bersiap pergi

    ****

di sekolah at 07:12

Alany menatap sekolah barunnya tidak terlalu buruk, lumayan ramai namun tetap Alany tidak memiliki teman satu pun.

Alany mencari letak kelas barunya hingga hampir 10 menit ia menemukannya, kelas Alany berada di dekat kantin bisa dikatakan kelasnya menghadap kantin secara langsung

Alany mulai melangkahkan kaki kelasnya saat masuk Alany dikagetkan dengan suara para laki laki yang bersorak tentang tubuh dan wajah Alany yang indah.

Bagaimana tidak, Alany memiliki wajah cantik, kulit putih, mata biru, rambut panjang yang sangat anggun menambah kecantikanya

"cantik banget neng" ucap seorang laki laki mecolek dagunya, Alany berusaha menghindar dan segera mencari bangku kosong untuk ia duduki namun sialnya hanya tinggal satu di paling pojok pula, dan disebelahnya Alany melihat ada gadis cantik pula

Alany langsung duduk dan diterima dengan hangat oleh gadis disampingnya

"Hai gua Sella, siapa nama lo?" tanya gadis di samping Alany dengan sangat lembut. Sella, orang pertama yang menyapa Alany terlebih dahulu, perawakan perempuan baik, rambut panjang sebahu yang cantik, dengan pipi yang tirus, bola mata tajam, awal menggenal nampaknya orang orang akan mengira bahwa Sella sosok yang judes dan tidak menyenangkan karena tatapan itu. namun siapa yang tahu bahwa gadis itu sangat ramah

"Aku nggak bisa bicara"  ucap Alany dengan bahasa isyarat

"oh, lo tenang aja gua bisa ngomong pake bahasa gituan" ucap Sella antusias menanggapi Alany. Alany tersenyum senang melihat ada yang bisa berbicara dengannya disaat semua orang benar benar banyak yang mengeluhkan kemampuan komunikasi buruk Alany.

Alany dan sella berbicara mengunakan bahasa isyarat, Sella tak binggung sebab ia pernah  diajarkan ibunya yang bekerja sebagai psikolog, dan ternyata berguna di saat seperti ini

Semua orang binggung dengan apa yang dikatakan Alany dan Sella, hingga mereka di katakan seperti orang gila. Hingga satu kelas tau kenapa saat di goda oleh para laki laki Alany tak bersuara. Ternyata Alany bisu

Alany mulai dekat dengan Sella, wanita itu sangat baik, ramah dan tidak memandang rendah Alany seperti teman di SMPnya yang lama

Alany merasa masa SMAnya akan sangat bahagia dengan teman seperti Sella. Hingga harapan itu menjadi sia sia belaka kemudian.

****

Jam pulang sudah sekitar 15 menit yang lalu Alany masih setia menunggu ayahnya menjemput, hingga akhirnya mobil sport itu tiba di gerbang sekolahnya.

Alany menuju mobil ayahnya lalu duduk dibangku belakang, alany melihat wajah ayahnya yang datar kemudian meringis kecil, tidak ada kata, hanya kebisuan, tanpa salam sapa hangat. sungguh dingin ayah padanya, ucap Alany dalam hati

tak lama mobil yang Alany dan ayahnya tumpangi berhenti depan sebuah rumah mewah yang tak lain adalah rumah Alany sendiri. Alany turun dari mobilnya tanpa mengucapkan kalimat apapun, dan segera menuju kamarnya.

Alany benci situasi dimana ia dan keluarganya seperti orang asing bahkan tadi ayahnya tak meyapanya sedikitpun, ia mengiming iming kebahagiaan, setidaknya sedikit, sedangkan ia? jauh sekali dari itu, tidak ada keceriaan yang mengahampirinya setidaknya saat ia mulai memahami bahwa semua orang membencinya.

keluarga yang seharusnya menjadi rumah namun tidak bagi Alany, keluarganya sangat tidak menginginkannya. Bahkan menolak mentah mentah.

Alany menarik nafasnya lalu membuangnya kasar, Alany bergenti pakaian lalu tertidur di kasurnya ia harus istirahat guna mengistirahatkan tubuhnya sebab esok ia harus melanjutkan sekolahnya

 ****

Alany sudah siap dengan seragamnya, ia ingin berangkat sekolah dengan siap, lalu bercermin memastikan tidak ada yang kurang dari penampilanya

Sudah. ucap Alany kemudian terasenyum dan keluar kamarnya. Ia sudah melihat keluarganya makan bersama awalnya mereka berbicara bahkan tertawa hangat layaknya keluarga yang sangat bahagia namun saat melihat Alany mereka seketika diam dan melanjutkan makan, Alany merasa sangat kontra dengan keadaan ini, ia berharap mereka terus seperti itu, kebisuaan yang mendadak juga membuat kesedihan yang tidak kunjung menjadi kebiasaan untuk hati kecil Alany. Kapan harusnya ia terbiasa? bertindak bahwa ini adalah hal yang akan ia temui setiap hari. melupakan tiap rangkaian hal yang terjadi. Namun jauh dari kata terlupa, kolase seperti tadi kian mampu ia ingat, kian membekas dalam dadanya yang menumpuk menjadi rasa bersalah.

Alany merasa tidak enak pada keluarganya, ia mengganggu kebahagian mereka namun apa daya Alany tetap berjalan ke meja makan dan segera makan

"ayo berangkat" ucap ayah Alany selesai makan lalu dengan segera ayahnya, Alany, dan Andi berangkat sekolah. dalam perjalanan hanya ada gelak tawa Andi dan Ayahnya. Alany tersenyum kecil, memandang betapa besar cinta ayah pada anaknya yang diperlihatkan oleh ayahnya untuk Andy membuat ia terenyuh, tak apa setidaknya mereka saling mencintai selayaknya keluarga. 

mania agapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang