15

1.4K 89 9
                                    

Sella, Bian, dan Reno menunggu di gazebo rumah Aldo, Bian dan Reno seperti biasa menunggu dengan mabar game dan Sella? sudah pasti di abaikan

Sella berkali kali menghela nafas kesal karena berbagai sebab, karena Alany dan Aldo sangat lama, dan diabaikan oleh dua insan yang tengah mabar ini

"Ck Ala sama kak Aldo ngapain sih lama banget" keluh Sella yang kesekian kalinya

"ena ena, elu sabar aja ye" Bian menjawab berbeda dengan Reno yang sangat fokus

"gak usah ngawur, paling mereka ada urusan sabar aja"
Reno akhirnya bersuara dan membuat Sella gemas dengan pria yang memintanya untuk sabar itu

Saat tengah asik tiba tiba terdengar suara seorang wanita dari arah ruang tengah yang sepertinya sedang berbincang dengan Melany mama Aldo

Mata mereka menyipit lalu meninggalkan gamenya saat Melihat wanita itu "itu saha?" Bian bertanya sedangkan Reno dan Sella hanya menggangkat bahu tanda tak tahu

Wanita itu kian mendekat hingga sampai di gazebo tempat merekaberkumpul

"Hai Bian hai Renooo" ternyata wanita itu Zevana

Teman lama mereka yang pergi dan sekarang kembali dihadap mereka. Dulu mereka Bian, Reno, Aldo dan Zevana adalah teman dekat. Namun satu personil perempuan mereka pergi dan kini hanya tinggal bertiga.

"oy Zepana, balik ke indo lo gua kira kaga bakal balik haha" ucap Bian lagi dengan tertawa seakan tak percaya bahwa Zevana kembali

"balik lah, gue mau nemuin Aldo soalnya, ngomong ngomong ini siapa?" tanya Zevana mengahadap Sella

"Sella kak, temen Alany" ucap Sella flat

"ohh Alany yang bisu itu anak tetangga sebelah?" Zevana bertanya dengan hati hati karena takut menyingung

sontak mereka mengerenyit binggung dengan pernyataan Zevana yang sedikit aneh

"anak tetangga mana maksud lo?" Ucap Sella menghilangkan panggilan kak pada pertanyaannya

"ckkckck btw lu dari mana Zep? baru pulang dari sono ye?" Reno memotong, agar percakapan yang mengandung hawa hawa panas tidak menjadi masalah

"dari rumah sih, kesini trs kata tante Melany kalian semua di sini, eh btw Aldonya mana?" Ucap Zevana binggung saat baru menyadari bahwa pujaan hatinya itu tidak ada disini

"masih diatas sama Ala-" Reno membekap ucapan Bian saat ingin mengatakan bahwa Aldo bersama Alany karena dapat di prediksi setelah ini akan ada masalah jika Bian mengucapkan kalimat itu

Karena memang Reno memiliki kepekaan yang tinggi di balik otak rese dan bodohnya

"sama siapa?" tanya Zevana

"sama Alany di atas tuh" Reno mengerutuki mulut Sella yang benar benar membuatnya kesal

"lah kok sama dia sih, em yaudah gua keatas dulu ya"

"yah" ucap Sella datar dan membiarkan Zevana pergi

Selepas kepergiian Zevana Reno mengerutuk "ck bodoh deh lu pada, mau bikin masalah pke ngasih tau Zevana kalo Alany sama Aldo hah?" Bentak Reno

"kenapa emang? kn emang seharusnya dia tau kalo Aldo itu calon suaminya Alany" balas Sella sinis seakan tidak mau kalah

"terserah" pasrah Reno karena tidak ingin berdebat panjang dengan Sella

lama menunggu hingga Aldo, Alany dan Zevana kembali terlihat dari arah kejauhan. Namun semua mengerenyit heran mengapa malah Zevana yang di gandeng Aldo bukan Alany

"Hai semuaaa" Zevana menyapa dan tersenyum simpul sedangkan di belakangnya ada Alany yang menunduk menatap tanah seraya membawa

Entah apa yang di rasakan Alany, semua tidak mengetahui, di balik senyum indahnya kadang tersimpan semua rasa pelik dan sakit. Alany mencoba untuk menang tapi lagi lagi kekuranganya membuatnya kalah.

Bukan hanya kalah dalam fisik, tapi juga keadaan bahkan jika bisa ia teriak pada Aldo tentang rasa sakitnya, rasa sakit yang ada di hatinya tentunya.

tapi lagi lagi, keadaan benar benar menghatam pertahanannya, saat ia mencoba satu tamparan kenyataan hinggap di hatinya tentang siapa dia sebenarnya

"Eh ehhh ada yang CLBK anjim" Bian mengoda Zevana dan Aldo yang sedang bergandengan, pipi Zevana merona dan merah padam

"apa sih Bian" ucap Zevana malu malu

"eh Alanyyyy sini dong naik bawa apa tuh?" Sella terlihat mengalihkan perhatian karena merasa tak suka dengan wanita bernama Zevana ini

Baginya Zevana adalah penghalang Aldo untuk semakin mencintai Alany, terlihat dari bagaimana kedekatan mereka Aldo memiliki ketertarikan dengan Zevana.

Mendengar ucapan Sella barusan membuat Alany mendongak kemudian tersenyum lalu naik keatas gazebo dan membuka bungkusan yang tadi dibawanya dari kamar

"ini di kasih Aldo, Ala gak tau ini apa" ucap Alany mengerakkan satu satu alat komunikasinya yaitu tangan dan jemari lembut miliknya

"ohh coba buka" ucap Sella dan Alany menggaguk lalu tanganya membuka bungkusan makanan dalam kantong plastik itu. Matanya melebar, wajahnya terseyum merekah seakan mendapatkan buliran emas perak yang sangat mahal. Bungkusan itu berisi ketoprak yang semalam di idam idamkan Alany

"widih ngidam ketoprak anying anak lu, beli satu doang lagu kita kaga di kasih" Bian berucap setengah bercada saat melihat Alany segitu bahagianya terhadap ketoprak

"ngidam? anak?" Zevana binggung saat mendengar kalimat Bian yang sedikit ambigu baginya

"iya Alany itu hamil, anaknya kak Aldo tau gak" Sella berucap tenang seakan tidak ada beban

"Anak aldo?" Wajah Zevana tampak memerah dan menahan amarah saat ini ia seakan ingin menelan hidup hidup manusia.

Aldo mejilat bibirnya ketakukan terlihat dari wajahnya karena takut Zevana marah, Aldo menatap Alany yang juga berbalik menatapnya.

Zevana berdiri lalu pergi begitu saja dari gazebo, kemudian pulang meninggal kan rumah Aldo. Melihat suasana yang sedikit linglung Reno juga membawa pulang Bian dan Sella karena ia tau saat ini temannya yang bernama Aldo itu meyimpan amarah

***

"Lo tau apa yang bikin Zevana marah? hah?" Aldo marah dan menatap Alany yang kini duduk di gazebo berdua dengannya seraya menundukan kepalanya.  Alany hanya diam dan tidak bersuara ia sangat takut menghadapi kemarahan seseorang

"lo Alany, lo emang sumber masalah, pantes orang tua lo juga gak mau urus lo, lo itu pembawa sial, cuma bisa nyusahin, kalo bukan karena anak itu gua juga udah pasti buang lo dari rumah ini. paham!"

Kalimat Aldo... menyakitkan, Alany membiarkan matanya memburam karena genangan air yang menumpuk di pelupuk mata, ia menahan sesak di hatinya karena ucapan Aldo.

Aldo beranjak meninggalkan Alany yang termenung sendiri, berkecamuk dengan segala rasa yang ada di hatinya

Rasa ini berulang kali Alany rasakan, bahkan sepanjang hidupnya rasa sakit ini ribuan kali menyerangnya, namun entah mengapa ia tidak bisa menahanya bahkan Alany kerapkali menelan obat penahan rasa depresinya sejak umurnya 10 tahun.

bayangkan di umurnya yang 10 tahun Alany sudah menelan banyak jenis obat penahan depresi dan berhenti di umur 15 tahun karena akan membahayakan otaknya jika pemakaian itu tidak dihentikan segera. Orang tuanya tidak tahu ia memakan obat obatan itu hanya untuk meredam rasa sakitnya.
  

***

ada yang masih bangun?

hmm targetnya belum terpenuhi sih, tapi gak papa deh makasih ya buat yang udh vote kali ini aku tetep tunggu 400 votenya. Tinggal 50an lagi kok votenya kan udah 350 lebih.

gimana part ini maaf kalo ngebosenin ya hehh😇.

mania agapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang