16

1.4K 83 7
                                    

Alany terdiam namun lagi lagi ia meluruhkan air matanya.

Kini ia termenung sendiri di gazebo setelah di tinggal semua orang, Alany menatap langit kemudian meremas dadanya yang kian lama semakin sakit. Sakit karena keadaan

Alany selalu terlatih menjadi wanita kuat, bahkan sejak lama mentalnya selalu di uji dengan semua cobaan hebat

Alany memejamkan matanya yang masih tetap ber air, ia mengusap perutnya yang rata, baginya alasan hidupnya saat ini hanyalah janinnya

Saat sedang bergelut dengan fikiranya sendiri tiba tiba sosok Mama Aldo datang membuat Alany reflek membuka matanya dan menatap Alany tajam

"Kan saya udah pernah bilang, kamu itu gak usah sok sok sedih, Aldo itu cuma kasihan sama kamu, kamu di tumpangin disini, dikasih makan gratis, harusnya itu cukup, kalo ngarep lebih pergi aja kamu, saya kasih uang. Butuh uang berapa hah?"

Melany sangat sangat sarkas, kalimatnya tidak hanya menyakiti Alany namun juga menghilangkan semua pertahan Alany namun lagi lagi seulas senyum terbaiknya Alany perlihatkan ia seakan tidak masalah dengan semua kalimat Melany

Melany memutar bola matanya malas, ia berdecak lalu pergi meninggalkan Alany sendiri, niatnya yang ingin membuat Alany tidak nyaman malah gagal sendiri karena melihat senyumnya seakan baik baik saja

Menjadi wanita kuat bukanlah sesuatu yang mudah, sangat sangat sulit, menahan tangis memang jenis perkara sepele yang sangat susah untuk di lakukan. Namun Alany bisa, ia melaluinya

kalo nanti dewasa jangan suka sedih ya sayang, biar mama aja, kamu harus terus bahagia.

Alany berbicara dengan dirinya sediri, dengan bayinya tepatnya

***

Aldo tidak benar benar pergi sebenarnya, ia mengawasi Alany di balik jendela dan memperhatikannya dari dalam ia tidak mengejar Zevana, ia berkali kali meringis saat melihat Alany menurunkan air matanya, ada setitik rasa sedih dan iba di hatinya. Aldo sungguh tak tau ini perasaan apa namun yang pasti melihat Alany menangis juga membuatnya sakit

Aldo melihat Alany meremas dadanya, ia sebenarnya tau bahwa Alany sangat kesakitan, bukan hanya fisiknya namun juga batinnya, namun Aldo juga sama ia merasakan sakit yang sama.

Aldo tidak merasakan keindahan dalam keluarganya. keluarganya hanya mendahukan uang namun tidak untuk dirinya, Hingga suatu peristiwa membuat Aldo benar benar merasa kalut, ia merasakan sakit, namun Aldo menahannya ia melampiaskan semua rasa sakit dalam sikap dinginya, ia membenci keluarganya. Sangat benci!

Hingga dari balik jendela Aldo melihat ibunya menghampiri Alany, ia tidak tahu mengapa ibunya itu menghampiri Alany

"Kan saya udah pernah bilang, kamu itu gak usah sok sok sedih, Aldo itu cuma kasihan sama kamu, kamu di tumpangin disini, dikasih makan gratis, harusnya itu cukup, kalo ngarep lebih pergi aja kamu, saya kasih uang. Butuh uang berapa hah?"

kalimat itu tidak Hanya membuat Alany menegang, namun juga Aldo, ia hanya memperhatikan dari sini dan gensinya terlalu tinggi untuk membela Alany bahkan hnya untuk mengatakan bahwa ia tidak menjaga Alany karena iba.

Melihat selepas Melany pergi Alany juga ikut pergi Aldo beranjak dan lebih dulu kekamar untuk pura pura tidur, ditengah Aktingnya Aldo Alany masuk dengan langkah perlahan, wajah pucat putihnya menatap lantai ia mendekat ke arah Aldo, entah apa yang di lakukan Alany Aldo tidak tahu namun yang jelas ini membuat tubuhnya menengang

Alany duduk di hadapannya, tangan kecil itu terasa kasar saat menyentuh wajahnya, Aldo tetap melanjutkan kepura puraanya melihat kelanjutan dari tindakan Alany

"Aldo, Ala sayang banget sama Aldo, Ala mau bilang makasih karena udah rawat Ala, bahkan di saat ibu sama Ayah aja gak peduli sama keadaan Ala"

"Ala sedih Aldo, padahal Ala pengen ngerasain yang namanya sayang, cinta, peduli, tapi gak enak ya kalo cuma bisa berharap, Ala cuma bisa doa lagian yang ngerti Ala cuma tuhan"

Aldo membeku ia tidak tahu Ala bicara apa, dibalik itu ia mengintip wajah Alany yang basah, ingin sekali Aldo mengelap dengan tangannya, mendengar semua apa yang di katakan Alany.

hatinya sakit Alany sangat sangat menyedihkan di mata Aldo, hingga Alany berdiri lalu ikut merebahkan badan di samping Aldo dengan jarak yang jauh.

Aldo memperhatikan Alany dari belakang, punggungnya terlihat sangat rapuh ia melihat bahwa punggung itu menahan banyak beban berat seakan meminta sandaran.

***

"niatnya mau mabar, eh malah pulang" Bian mengeluh berkali karena merasa kesal dengan kejadian di gazebo tadi dan kini ia berada di mobil bersama Reno dan Sella untuk di antar pulang

Bian merasa aneh dengan Sella, setahunya semua Adik kelasnya terpesona dengan dirinya dan Reno yang tampannya mengalahkan aktris korea, bukan sok tapi memang begitu keadaannya saat disekolah ia menjadi primadona namun mengapa Sella hanya mentapnya biasa saja

apakah ia terlihat tua? tidak tampan lagi? atau Sella yang belok?

"eh woi Sella gua mau tanya lu belok ya?" Sella menyipit medengar pertanyaan konyol yang tiba tiba di lontarkan Bian

"Bi gak ada pertanyaan yang lain apa?" Ucap Reno yang merasa aneh dengan tingkah Bian

"eh gini Reno yang ganteng tapi gantengan gua, secara kan kita ganteng ye, tapi kenapa Sella gak ada terpesonanya sedikit pun? kita kan masih ganteng, yaudah berarti emang Sellanya belok"

Sella ingin sekali membetot mulut Bian yang semeriwing seenaknya bicara mengatakan dia belok.

"enak aja gua masih suka cowo, tapi ya enggak yang model brengsek kaya kalian" ucap Sella

"eh brengsek gimana enak aja lu ngomong gua ini surga dunia, udah ganteng, kaya, anu gua gede lagi" Sella memejamkan matanya. Apa maksud Bian yang memuji diri sendiri apa lagi memuji tentang anu. Fix Bian benar benar gila baginya

"eh...-" tiba tiba di atas bibirnya tertempel jari Reno yang besar itu mengehntika ucapanya "udah udah gua pusing, kalian ribut mulu" Reno yang sedang menyetir pun menatap Sella dalam dan yang di tatappun menjadi baper parah karena matanya benar benar bersinggungan membuat jantungnya juga ikut berdetak kencang

"iya iya, astagfirullah haladzim" ucap Sella

"akhirnya ngucap" bisik Bian kecil namun masih terdengar

"lain kali gak usah nebeng kalian, nyusahin kalian brisik" pungkas Reno

"sama temen harus baik Ren biar masuk surga"

"Bacotttt" suara itu terdengar bersamaan dari mulut Sella dan Reno

"acieee jodoh" goda Bian yang membuat keduanya merona.

tbc...

maafin aku ya semua, udah mau pts haha, aku sayang kalian. Jangan lupa komen plus votenya. ♥︎❣︎♡︎


mania agapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang