Rasa sakit.Baginya hidup adalah rasa sakit, air mata terlalu rentan untuk jatuh dari pelupuk matanya. Rasa sakit yang kian hari makin menyerang kehidupannya, harapan indah perlahan hancur satu persatu seakan kebahagiaan memang bukan untuknya.
Hamil. Satu kata yang memang ada di harapan hidup Alany, namun tidak di saat yang seperti ini, atau bahkan bukan dengan cara begini.
Saat bangun dari tidurnya Alany merasakan sakit di bagian leher dan betisnya karena tertidur di sofa, namun ia harus tetap berkegiatan seperti biasa, Alany rasa meski berhak libur setelah hari pernikahan, ia tetap harus sekolah karena ingin menikmati masa sekolahnya sebelum perutnya kian membuncit dan berhenti sekolah. Aldo? Apakah dia juga sekolah? tentu saja, hari ini hari pertama Zevana bersekolah. Berat rasanya Aldo tidak dengan gadis itu lagipula Ia merasa rindu Zevana, karena itu ia juga akan sekolah
"Aldo, kita hari ini berangkat bareng atau sendiri sendiri?"
Alany menulis di notesnya dan memperlihatkan notesnya pada Aldo yang sedang membenarkan dasi sekolahnyaAldo berhenti sejenak dari aktivitasnya dan menatap Alany intens
dipikirnya tidak mungkin ia membiarkan Alany mencari Angkot sendiri, terlalu berbahaya jika alany kenapa - napa dijalan
"bareng. Tapi ada Zevana"
Singkat, kemudian berlalu pergi meninggalkan Alany sendiri keluar kamar. Meski begitu itu mampu membuat mood Alany baik karena bisa berangkat sekolah bersamahingga kemudian Alany juga bersiap kebawah dan berangkat sekolah. saat berada di ujung tangga dan akan menuju kedepan Alany melihat bahwa keluarga Aldo sedang sarapan bersama di meja makan membuat Alany berniat untuk tidak ikut sarapan bersama keluarga Aldo karena takut tidak diterima hingga tiba tiba suara Papa Aldo membuat Alany berbalik
"Ala ayo sini makan, sarapan dulu sebelum sekolah" ucap Rico tersenyum
Semua yang ada di meja makan melengos pelan dan mendelik tajam pada Rico, terutama Melany yang dari awal tidak menyukai menantunya itu. Melihat itu Alany diam tahu diri bahwa dirinya tidak di terima di sana ia menggeleng pelan menolak halus tawaran dan ajakan Rico
"udah gak papa, sini makan" Rico berdiri menarik pelan lengan Alany dan mengajak makan bersama, hingga mau tidak mau Alany menuruti keinginan papa Aldo.
"Ekhemm, gak ada cerita makan gratis, cuci piring jangan lupa" ujar Melany sarkas, membuat Alany makin mengecil di sana dan mengganguk ringan
jujur perkataan itu membuat Alany sedikit sakit hati dan ingin menangis, karena ia merasa bahwa ia hanya beban di sini, ahh tidak Alany tidak lupa bahwa ia juga beban ketika ada di keluarga aslinya.
menggingat tentang keluarga ia justru merasakan rindu pada ibu, ayah, dan adiknya. Apakah mereka juga merindukan Alany? Tak terasa saat makan Alany menitikan air matanya secara halus dan diam membuatnya mengusap pelan wajahnya.
Alany makan dalam diam dan saat selesai ia langsung memunguti piring piring sisa makan di atas meja dan langsung mencucinya
saat selesai Alany langsung menemui Aldo di depan untuk bersiap sekolah dan ternyata Aldo sudah berada di dalam mobil
"udah? lama banget ck" ucap Aldo saat Alany sudah berada di depan dan mendekatinya
Alany mengangguk pelan dan menunduk menatap sepatunya
"Cepet naik mobil, jangan benggong di sana mau gua tinggal?" ucap Aldo saat merasa kesal melihat Alany hanya diam di depan pintu mobil

KAMU SEDANG MEMBACA
mania agape
Storie d'amoreWANITA YANG BISU. Alany namanya, gadis yang selalu diam dan menunduk setiap bertemu orang lain, bukan karena ia takut akan kekuranganya namun ia tak ingin mendengar orang lain menjelekan hidupnya. SUDAH CUKUP Alany tertekan jangan ditambah lagi namu...