"Nih burger keju gak pake sayur sama jus alpokat." Tiba-tiba suara Mingyu kedengeran lagi dan gue merasakan sesuatu yang hangat diatas tangan gue.
Gue mengangkat kepala gue dan benar, ada burger dan jus alpokat. Bibir gue otomatis ketarik saat melihat makanan. Apalagi gue emang lagi laper.
Mingyu memang malaikat penyelemat gue.
Gue menatap Mingyu yang lagi minum minumannya dan berakting seperti terharu.
"Uwu makasih Mingyu. Emang terdebeslah lo. Sini pelukk." Gue nge overact ke Mingyu yang menatap gue dengan tatapan gemas banget.
"Idih jauh-jauh sana."
Gue mengabaikan perkataan Mingyu dan membuka bungkusan burger. Lalu mulai memakannya, "Gakpapa, untung Mina udah dibeliin jadi, gak jadi marah deh."
"Makan gak boleh ngomong." Pintah Mingyu melihat gue yang lahap memakan pemberiannya itu.
Gue hanya tersenyum merespon omongan Mingyu.
"Lo gak makan?" Tanya gue pas sadar kalau daritadi dia cuma minum minuman kaleng doang.
"Udah."
"Boong."
"Yang harus makan itu lo. Entar lo terbang ketiup angin." Ujar Mingyu membuat gue melemparkan tatapan tajam ke dia.
"Heh gue gak sekecil itu ya. Lo aja yang kegedean."
"Dihabisin makanannya."
Gue menatap burger gue lalu melirik Mingyu yang masih menatap gue dari samping. Dia emang suka liatin gue apa ngiler.
Akhirnya gue memutuskan untuk menyuapi Mingyu. Gue ubah posisi gue biar hadapan sama Mingyu terus gue menyodorkan burger itu kedepan mulutnya.
"Aaaaaa."
"Ngapain sih?" Decak Mingyu bingung ngeliat gue yang tiba-tiba gitu.
"Ya makanlah. Udah buka mulutnya aaaaa."
Gue masih dengan posisi gue dan Mingyu hanya menatap gue untuk memastikan sebelum dia membuka mulutnya.
Setelah dia menggigit dan memakan sisi lain burger, gue ketawa pelan pas pipinya ngembang karna kebesaran dia menggigit burgernya. Lucu gitu.
"Ihh gemoii bangett sih lu."
Uhuk. Eh doi malah keselek burger. Tapi kok anak orang ini gemoi sekalii. Keselek aja gemoi gitu.
"Nih minum. Pelan-pelan dong. Gitu doang udah uhuk uhuk." Ejek gue sambil ketawa setelah menyodorkan minuman ke Mingyu.
Seharusnya gue gak ketawa pas orang keselek tapi ya gimana mukanya jadi merah gitu kan jadinya pen ketawa.
"Enak banget ya suap-suapan dikelas."
Tiba-tiba temen sekelas gue dan Mingyu datang terus seperti biasa ngeledek gue sama Mingyu. Namanya Joshua. The one who selalu bilang gue dan Mingyu itu bucin, couple dan sejenisnya.
Gue baper kan bisa berabe.
"Apasih ganggu aja." Usir gue ke Joshua.
Astaga, yang diusir malah ketawa. "Mau dong gue jadi bayi lo juga." Ucap Joshua yang ngawur.
Ahay gue jadi dapet ide buat cari gara-gara ke Mingyu.
"Ahhh cini bayi baru akuu cinii." Mata Joshua melebar pas melihat reaksi gue yang gak diduga ini.
Mata Mingyu juga melebar karena ucapan gue dan dengan cepat dia memotong drama gue.
"Berisik!"
Gue menatap Mingyu dengan tatapan terkejut. "Wah bayi Mingyu cemburu?"
"Seriusan cemburu sama gue?" Balas Joshua yang menatap Mingyu gak percaya.
"Enggak."
"Enggak salah lagi." Ucap gue lalu tawa gue meledak. Joshua juga ikut ketawa melihat muka Mingyu yang udah asam.
"Yaudah deh gue pergi, bye." Ucap cowok itu yang gak mau diomel Mingyu.
"Dadah bayi baru." Ucap gue sambil melihat Joshua yang pergi.
Tapi mata gue gak sengaja menangkap seseorang yang lagi berdiri dipintu sambil memperhatikan gue. Gue mengernyitkan dahi namun sedetik kemudian tuh cowok langsung pergi.
Kayaknya anak sebelah tapi kenapa dia liatin gue ya?
Mata gue beralih menatap Mingyu sambil terkekeh, "Gak usah ngambek. Oh iya, lo udah tahu mau masuk universitas mana? Bareng gue yaa, mau ya?" Bujuk gue.
"Ah,gu-gue belum tahu mau masuk dimana."
"Yaudah cari sama-sama aja. Tapi gue masih khawatir sama nilai gue, kan---" Eh ucapan gue dipotong Mingyu.
"Lo bisa kok, gue yakin." Ucap Mingyu sambil senyumin gue.
------
Ini Mingyu sama Joshua
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] a few things
Fanfiction[COMPLETED] 📌 Kisah gue yang gak menyadari beberapa hal ini. Basa-basi: ✨ff pertama ಥ‿ಥ ✨non baku ✨simpan diperpus kalian ya~ ✨vote, komen dan saran dibutuhkan😌 Start: (10/5/2020) End: (23/5/2020) High rank: #23 love triangle (22/5/2020)