25. Maaf?

9 3 0
                                    

Melihat dan kembali mengingat kejadian itu membuat perasaan yang ada waktu itu kembali terasa. Gue menutup mata gue.

Rasanya sesak mengingat itu.

"Ada yang masih gak percaya? Mau lagi bukti? Gue bawa saksinya, bisa kalian liat kalo beberapa saat setelah gue bawa Mina keluar. Jihyo keluar dari toilet dan dia bersiap buat bersaksi."

Jihyo yang lagi berdiri disamping Joshua langsung bersuara, " Rekaman itu benar dan Mina gak bohong tapi Lia lah yang bohong. Waktu itu gue diem lumayan lama di toilet karena gue having a bad day dan sebelum Mina datang pun, gue denger Lia ngomong sama temannya kalo dia mau bikin Mina jauh dari Mingyu karena dia benci Mina dari awal masuk sekolah karena dekat sama Mingyu. Gue juga denger Mina nangis minta tolong dan dia panik banget dan gue minta maaf,gue gak berani buat keluar. Tapi waktu gue berani keluar, gue liat Mina udah gak ada." Jihyo pun bersaksi.

Tanpa gue sadar gue menangis. Gue gak percaya kalo banyak teman sekelas gue yang percaya gue. Rasanya juga gue dikhianati karena orang-orang yang baru kenal gue diSMA, lebih percaya sama gue kali ini dibandingkan Mingyu yang udah gue kenal seumur hidup gue.

Gue juga terharu sama Minho, cowok yang suka sama gue. Dia yang nemenin gue waktu gue sendiri, dia yang nolongin gue, dia yang jagain gue waktu pingsan dan dia juga yang mecahin masalah ini.

"Lia, gue mau putus."

Gue terkejut mendengar suara Mingyu yang dingin dan juga perkataannya. Bukan hanya gue tapi seisi kelas yng mendengar suara Mingyu, terkejut.

"What?! No! Gue suka sama lo Mingyu dari kelas 1. Lo gak bisa putusin gue cuma karna teman lo yang gak guna ini!" Pekik Lia.

Mingyu menggeleng, "Gue percaya sama lo tapi gue tetap gak terima kalo lo beginiin Mina. Kita putus. Gue juga gak mau ketemu lo lagi." Ucap Mingyu lalu sedetik kemudian gue udah dia tarik keluar dari kelas.

Gue pasrah aja ditarik.

Ternyata Mingyu membawa gue balik ke kelas dan teman-teman lain juga udah pada balik. Gue langsung berdiri dan membungkuk.

"TERIMA KASIH UDAH PERCAYA SAMA MINA!"

"IYA MINA SAMA-SAMA!"

"KITA PERCAYA SAMA LO KOK!"

"MINA BAIK KOK!"

Kalian gak tahu betapa gue membutuhkan kata-kata itu sebelumnya. Gue sangat berterima kasih sama mereka. Walaupun gue cewek yang ekstrovert sama mereka tapi mereka percaya sama gue.

Ah guysss akuu terhuraaaa hikss.

Gue kembali duduk dan Mingyu jadi menjongkok disamping gue, dia juga memegang tangan gue. "Gue minta maaf udah marah dan bentak lo, Mina. Gue tahu, gue percaya sama lo. Gue juga tahu kalo Lia sejahat itu tapi gue gak bisa langsung mutusin dia tanpa bukti dan itu malah akan menambah masalah. Terus kemarin gue dan Minho bikin rencana yang tadi, biar semua orang percaya kalo Lia itu bohong dan Mina yang benar. Maafin gue ya?" Mingyu menjelaskan.

Jadi... Mingyu sebenarnya percaya sama gue? Dia gak khianati gue?

"Maafin Mingyu dong." :( ekspresi Mingyu kayak gitu.

Gue melihat ekspresi Mingyu dan ihhh gemoii. Gue pun merencanakan untuk menjaili Mingyu. Habisnya dia udah bikin gue nangis terus.

"Gak mau."

Ekspresi Mingyu makin sedih pas denger apa yang gue bilang. Ah makin gemoi. Harus tahan.

"Maafin Mingyu yaya?"

Gue membuang muka, "Gamau. Lo udah janji buat daftar kampus yang sama, tapi lo malah terima beasiswa dikuar negri lagi." Ucapan gue membuat tatapan Mingyu jadi kaget.

"Lo, udah tahu?" Gue mengangguk.

"Itu masalah yang lain."

"Yaudah, gue belum mau maafin lo."

"Maafin gue ya, Mina, tapi itu udah gak bisa dibatalin." Lirihnya.

Jadi.. Akhirnya gini ya.

[END] a few things Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang