Ucapan Mingyu itu mengandung kata persuasif, yang memengaruhi gue selalu.
Hanya saja, gue selalu gak percaya sama diri gue. Ujung-ujungnya gue selalu menyesal dan lebih tidak percaya diri. But somehow, ucapan Mingyu membuat gue merasa selalu ada harapan. Makanya gue selalu berharap harapan itu terjadi. Tapi gue nya mungkin yang terlambat menyadari itu.
Gue menghembuskan nafas gue yang berat. Eh gak separah itu kok. Tapi hari ini beda, gue rasa bebannya itu lebih kerasa. Melow kan jadinya.
"MINAAA!"
Suara Yeji kedengaran dikoridor yang teriak-teriak dari ujung lorong. Malu gue punya temen toa gitu.
Gue hanya menatapnya dengan tatapan 'kenapa?'
"Gawat Min!" Ujar Yeji panik gitu.
"Why?"
"Mingyu.."
"Dia kenapa?"
"Kayaknya lagi PDKT sama anak kelas sebelah."
Mendengar itu, gue langsung nahan nafas gue.
🍎💸🍎
Oke, sebenarnya gue gak suka lakuin hal ini tapi ya gimana terpaksa dan dipaksa juga sih. Gue dan Yeji lagi diem-diem liatin Mingyu sama cewek yang gak tahu namanya siapa.
"Tuh coba lo liat. Kalo bukan lagi PDKT, tuh cewek gak mungkin senyam-senyum gitu kan." Nunjuk Yeji ke 2 orang didepan sana.
Gue menatap lurus ke dua sejoli didepan sana. Mereka lagi duduk berdua dan sepertinya lagi becandaan, si cewek ketawa terus dan Mingyu kelihatan happy juga.
"Mereka cocok." Tanpa sadar gue ngucapin hal yang menjatuhkan gue banget huhu. Yeji juga kaget sama ucapan gue yang tiba-tiba itu.
"Iya cocok, dari pada sama lo yang barbar gak ada anggun-anggunnya, mending Mingyu sama dia." Ngasal banget lu Yeji.
Gue menatap Yeji dengan tatapan horror. Ini teman apa haters sih. Tega amat. Lagian gue udah anggun dari lahir kok.
"Yaudah balik kuy." Ucap gue sambil mendengus sambil menarik pelan tangan Yeji.
Gue udah gak ada punya kekuatan buat sesuatu. Pengen pulang terus tidur huaa.
"Eh eh gak boleh. Lo harus gangguin mereka. Telpon Mingyu sekarang terus bilang temui lo." Pintah Yeji lalu menahan gue.
Setelah gue pikir gue siapanya sih sampe mau gangguin mereka? Toh gue dan Mingyu gak ada apa-apa.
Gue melirik kedua orang disana lalu kembali menatap Yeji. Gue merasa gue udah melakukan hal yang salah dengan diem-diem perhatiin mereka.
"Gak usah,Ji. Kita balik aja, gue rasa gak enak tentang ini."
Yeji mendengus, "Payah banget sih, Min. Gue tahu lo gak akan nyerah segampang ini. Cepet telpon nanti dia digebet orang lain."
"Gue gak punya hal spesial sama Mingyu." Ucap gue lalu gue ninggalin Yeji yang memutar bola matanya malas.
Gue langsung berlari ke belakang sekolah tanpa menghiraukan Yeji yang teriak-teriak. Entah lah gue langsung kepikiran buat ke belakang sekolah. Keknya itu tempat yang paling tenang dan itu yang gue butuhkan.
Sampai disana gue langsung jongkok terus mukul-mukul rumput yang gak ada dosa dibawah dengan kesal. Walaupun gue melow dari tadi dan kesal tapi gue susah buat nangis. Padahal pengen. Kan didrama korea keliatan lebih dalam banget perasaannya.
Mau aja hidup lo penuh drama, Min.
"BODOH BODOH BODOH! LO BODOH MINA! LO GAK ADA APA-APANYA! NYEBELIN! HAH!" Teriak gue yang kesal sama diri gue sendiri.
Gue berdiri sambil menarik nafas dalam-dalam. Mencoba buat tenangin diri gue.
"AH GAK BISAAA!" Teriak gue lagi.
Saking kesalnya gue nendang-nendang angin. Mungkin kalo ada barang buat dipukul atau dilempar disini, gue udah pake barang itu buat melampiaskan emosi gue.
"ADUHH."
Entah bagaimana gue jatuh waktu nendang-nendang. Kok gue bego ya.
"Lo.. Kenapa?" Tanya seseorang dibelakang gue.
Gue langsung membeku setelah mendengar suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] a few things
Fanfiction[COMPLETED] 📌 Kisah gue yang gak menyadari beberapa hal ini. Basa-basi: ✨ff pertama ಥ‿ಥ ✨non baku ✨simpan diperpus kalian ya~ ✨vote, komen dan saran dibutuhkan😌 Start: (10/5/2020) End: (23/5/2020) High rank: #23 love triangle (22/5/2020)