Hari yang cerah dan badan gue yang udah segar lagi, membuat gue semangat buat kesekolah.
Gue udah gak bawa buku lagi dan gue hanya membawa sling bag yang berisi earphone dan dompet. Ah gue juga rencana buat jalan-jalan pas pulang sekolah. Mungkin ajak Mingyu aja deh.
Setelah kemarin dijenguk Mingyu, gue kayaknya jadi sembuh deh. Walaupun disaat itu gue menyadari sesuatu yang sudah lama gak gue sadari.
Gue udah baikan sama Mingyu tapi gue kira hal-hal yang biasa gue dan Mingyu buat akan sama.
Tapi gue salah.
Gue melupakan fakta kalo Mingyu udah punya Lia. Pastilah Mingyu akan bersama dengan pacarnya.
Seperti pagi ini, gue gak ketemu Mingyu saat ke sekolah tapi gue ketemu mereka di gerbang, berdua.
Apa boleh gue merasakan kalau gue itu tergantikan? Apa gue boleh berharap kalau gue bisa kayak gitu lagi sama Mingyu?
Hari gue yang cerah berubah jadi mendung hanya karena melihat mereka berdua.
Dimana lagi kalo bukan belakang sekolah yang jadi tempat pelarian gue. Mungkin hanya disini gue bisa tenang, disini doang gue gak bisa liat mereka.
Disini juga gue selalu ketemu Minho.
Tapi ntah kenapa minho gak ada disini. Mungkin dia kesini setiap istirahat doang. Jadilah gue sendiri bengong disini.
👥👥👥
Aneh, sejak istirahat sampai pulang sekolah Minho gak datang kesini seperti biasanya. Gue juga tadi melirik ke kelasnya tapi dia gak ada.
Huft..
Hari ini gue merasa sepi dan sendiri. Mingyu pacaran, Yeji sibuk dan Minho? Menghilang.
Gue juga udah coba buat nelpon dia tapi gak bisa dihubungi. Line gue juga gak dibaca.
Kayaknya Minho udah menjadi orang yang memengaruhi kesepian gue. Nyatanya ketika dia ngilang tanpa kabar kayak ini, gue cari dia.
Bisa dibilang mulut gue udah gatal mau ngobrol tapi malah gak punya seseorang buat diajak bicara.
Walaupun ini udah pulang sekolah, gue mau tinggal disini sebentar. Gue rebahan di rumput-rumput dan nutup mata gue.
Kayaknya gue ketiduran deh.
"Mina, bangun, Mina?!"
Perlahan gue membuka mata gue dan mendapati Minho lagi jongkok disamping gue dan megang payung besar.
Hujan.
Saking gue kebonya, gue tidur dan hujan-hujanan. Wow.
"Mina bangun kita teduhan disitu dulu."
Ucap Minho lalu mengambil dan menenteng tas gue. Dia juga memeluk gue agar gue kedapat payung nya. Padahal udah tau gue udah basah kuyub.
Setelah gue dan Minho teduhan digazebo kecil, Minho langsung membuka jaket yang dia pake dan memakaikan ke gue.
"Pake ini biar gak masuk angin. Gapapa kebesaran malah lebih bagus. Tapi gue gak abis mikir kok lo tiduran pas hujan-hujan begini sih? Emang ada masalah apa, Mingyu lagi?"
Gue hanya menatap Minho yang cerewetnya udah datang lagi. Tanpa sadar, gue senyum doang waktu dia ngomong.
"Mina ngomong kek malah senyum-senyum gitu? Udah gak waras ya lo?"
Senyum gue langsung luntur setelah mendengar kalimat gak waras dari Minho. "Gue ketiduran doang. Lagian lo kemana sih ngilang gitu kek jaringan?"
"Gue, gue sibuk banget hari ini. Gue ambil susulan. Sorry ya."
"Lo susulan? Kok bisa?"
"Yah gitu deh." Ucapnya lalu menyengir gak jelas.
"Berapa mapel?"
Jadilah gue nanya tentang susulannya Minho dan sejujurnya gue gak terlalu dengar penjelasannya karena suara hujan dan gue fokus liatin mukanya Minho. Baru ini gue dan Minho sedekat ini.
Alis gue mengerut saat melihat goresan ditulang pipi Minho. Tanpa sadar tangan gue terangkat dan memegang luka itu. Sepertinya luka baru karena disaat yang bersamaan Minho meringis.
"Lo berantem?"
"Ah enggak. Ini kena payung tadi soalnya agak macet gitu."
Gue mengangguk setelah melihat gak ada luka lain selain itu. Gue percaya.
"Yaudah minta plesternya." Minta gue sambil menyodorkan tangan gue. Tapi bukan malah ngasih plester Minho malah mengenggam tangan gue. Tangannya dingin, kayak tangan gue.
Gue menatap dia yang juga menatap gue. Tunggu, perasaan apa ini?
👫👫👫
Setelah sampai dirumah, gue langsung mengambil handuk dan baju kak Mark buat Minho.
Hujannya belum berhenti dan hari lebih gelap jadi gue harus pulang dan Minho mau mengantar gue. Walaupun kita berdoa basah dan dingin. Tapi gue suka karena selama dijalan pulang, Minho gak melepaskan genggamannya.
Eh?
Sesudah gue membersihkan diri, gue membuah teh buat Minho biar hangat. Dia juga sudah selesai menganti seragamnya dengan baju kak Mark. Pas banget.
"Ini tehnya, diminum biar hangat."
Minho tersenyum dan berterima kasih dan selama gue fokus menonton tv, Minho berkeliling ruang tamu dan melihat pajangan maupun foto-foto.
Untung aja beberapa foto jelek gue pas masih kecil sudah gue amankan. Karena gue gamau Mingyu melihat itu. Mingyu ya..
"Ini lo dan Mingyu?" Tanya Minho sambil menatap foto yang ada didalam lemari kaca.
Sambil memegang segelas teh hangat, gue mendekati Minho dan ikut melihat foto-foto yang ada disana sambil menceritakan pada Minho.
"Ortu lo dimana?"
"Mungkin kejebak hujan. Tumben juga mama keluar."
"Oh gitu."
"Mina? Apa gue... boleh temenin lo sampe ortu lo pulang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] a few things
Fanfiction[COMPLETED] 📌 Kisah gue yang gak menyadari beberapa hal ini. Basa-basi: ✨ff pertama ಥ‿ಥ ✨non baku ✨simpan diperpus kalian ya~ ✨vote, komen dan saran dibutuhkan😌 Start: (10/5/2020) End: (23/5/2020) High rank: #23 love triangle (22/5/2020)