23. Kak Mark

12 3 0
                                    

Setelah kejadian hari ini, gue jadi menghindar semua orang. Tapi syukurlah, Yeji ngerti kalo gue butuh waktu buat sendiri.

Saat sampai dirumah, hanya ada kak Mark dan itu buat gue takut. Gue gak mau dia tau kejadian hari ini. Dia bakalan marah. Tapi gue butuh kak Mark buat nangis. Gue langsung lari ke kamar karena gue udah gak tahan buat nangis.

Gue sedih, gue takut, gue gak percaya itu terjadi. Gue gak percaya Mingyu marah dan orang lain menuduh hal yang gak gue lakuin.

Kenapa gue gak bisa bilang yang sebenarnya ke mereka? Kenapa mereka gak percaya?

Gue masih takut karena dikunci tapi kenapa gue mendapat perlakuan begitu. Gue sejahat apa sampai mendapat karma seperti ini. Gue takut, takut semuanya jadi masalah. Gue takut.

"Mina?" Tanya kak Mark masuk tiba-tiba.

Gue dengan cepat menghapus air mata gue. Gue masih terduduk dilantai.

"Kamu kenapa? Kenapa nangis?" Tanya kak Mark khawatir lalu mendekat dan memeluk dan mengelus punggung gue.

Gue gak tahan lagi. Gue nangis lagi. Rasanya nyesek didada gue. Nyesek karena Mingyu gak tahu yang sebenarnya dan gue gak suka melihat dia lebih percaya Lia dibandingkan gue yang udah bareng sama dia dari dulu. Apa cinta membuat kepercayaan jadi meningkat?

Kenapa gak ada yang mau dengerin gue? Kenapa Mingyu gak dengerin gue?

"Kak..percaya..Mina kan?" Ucap gue disela-sela tangisan gue.

Kak Mark menepuk punggung gue, "Udah, udah. Nangis aja dulu. Keluarin semuanya."

Mendengar itu tangisan gue semakin menjadi. Gue tersedu-sedu menangis dipelukan kak Mark.

"Kakak percaya Mina kok."

Esoknya gue bangun karena mendengar suara petir. Ternyata gue ketiduran dan kak Mark masih meluk gue sampai ketiduran. Kayaknya kak Mark yang angkat Mina. Ah Mina kan berat.

Jam udah pukul 7 yang berarti ini sudah terlambat. Gue juga melirik keluar jendela, hujan deras. Gue gak mau masuk sekolah. Gue kembali memeluk kak Mark dan tidur lagi.





🌧🌧🌧







Huaa karena gue kak Mark harus ijin hari ini. Kakak gue tersayang maafin Mina ya.

"Kak, maafin Mina ya gara-gara Mina jadi ijin." Ucap gue sambil menunduk.

"Gakpapa. Gue juga sebenarnya hari ini mau ijin, mau istirahat. Gue juga mau temenin adek gue yang cenggeng ini." Kak Mark ih suka becanda.

"Mina gak enak huhu."

"Udah, gakpapa. Lagian gue gak akan ijinin lo ke sekolah juga pas denger mereka begitu. Mina aman disini."

Gue jadi gak tahu ngomong apa.

"Kak, kenapa belum punya pacar?" Tanya gue tiba-tiba.

Kak Mark menatap gue dengan terkejut, "Tiba-tiba banget. Kenapa Mina lagi suka sama cowok ya?"

"Dih, enggak! Mina tanya soal kak Mark bukan tentang Mina!"

Kak Mark hanya terkekeh, "Gue belum mau dan emang gue pikir gue harus fokus kuliah dan kerja buat nanti gantiin Papa." Ucapnya sambil menatap jendela.

"Kak Mark gakpapa emang? Gak kesepian gitu?" Ngaco kamu, Mina.

Dia malah ketawa. "Gaklah. Gue emang maunya fokus sama masa depan."

"Tapi kan pacar juga masa depannya kak Mark nanti."

"Mina, kok lo mau banget gue pacaran? Ntar lo mewek lagi, gue gak ada loh."

"Ish jangan bawa-bawa itu!" Kak Mark hanya ketawa.

[END] a few things Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang