27.Pengakuan (2)

6 3 0
                                    

Hangyul gak langsung membawa gue pulang. Dia malah bawa ke McD buat take delivery cemilan. Katanya dia juga lapar dan haus. Takutnya kelamaan kalo mampir ke resto.

Emang anaknya apa-apa aja Cafe, apa apa aja Resto. Orkay.

Setelah sudah memesan, Hangyul kembali menjalankan mobilnya tapi dia belum memakan pesanannya. Disepanjang jalan dia hanya bercerita tentang kenangan gue dan dia. Gue iyain aja.

"Oh iya waktu kita face time an, Mingyu kerumah lo?" Tanya Hangyul.

Gue jadi keinget waktu itu, gue aja lupa mematikan telponannya.

"Ah iya, gue lupa sorry. Gue belum makan terus mama nyuruh dia buat manggil gue dan tatapannya membuat gue mau gak mau, nurut." Jelasin gue ke Hangyul. Dia mengangguk mengerti.

"Dia kek bapa-bapa aja. Dari dulu emang gak berubah sama lo. Ohya, dia kuliah dimana?" Tanya Hangyul sambil melirik ke gue yang sibuk makan.

Gue menelan makanan gue, "Dia ambil beasiswa diluar negri."

"Beneran?! Gila masih pinter aja dia! Eh kasian princess gue dong ditinggal."

"Apasih!"

"Tenang aja, ada babang Hangyul. Gue juga rencana masuk Prisma loh. Kebetulan teman papa dosen disana, jadi gue bakalan diawasi gitu. Susah."

"Kasian." Balas gue ke Hangyul. Blee

"Oh iya, Kak Mark udah punya pacar? Soalnya kemarin gue liat dia ketemu cewek di cafe deket sekolah gue." Ucap Hangyul membuat gue tersedak.

Dia langsung menyodorkan minumannya dan gue langsung minum, "Ini kan minuman punya lo!" Ucap gue setelah minum.

"Gue gak biarin Princess gue tersedak gitu aja kali." Ucapnya dengan Tenang.

"Gue gak tahu kalo kak Mark punya pacar. Katanya dia belum mau buat pacaran." Ucap gue sambil menatap kosong jalanan.

"Gak usah dipikirin, mungkin temen kuliah gitu."

"Semoga."

"Lah emangnya lo mau kakak lo jomblo kayak lo terus?" Hangyul becandanya enggak banget.

"Yah enggak gitu. Gue gak mau aja, waktu gue sama kak Mark jadi kurang dan dia malah lebih perhatian sama pacarnya." Lirih gue. Kayaknya gue jadi parno karena masalah sebelumnya. Mina mina.

"Enggaklah, lo kan tetap lebih penting karena lo adik kandungnya. Gue juga bisa kok kalo cuma temenin lo doang atau perhatian sama lo, gampang itu mah." Ucap Hangyul sambil nge-smirk.

"Hangyul mah semuanya bisa. Iya deh iya." Ucap gue lalu melanjutkan makan makan gue.

"Lo inget gak waktu gue nembak lo di UKS waktu kelas 3?" Tanya Hangyul dengan tiba-tiba.

Gue jadi terdiam dan teringat momen itu. Emang ya Hangyul nakal waktu itu, dia ngajak gue ke UKS karena sepi buat ngomong kalo dia suka sama gue tapi gue nolak dia karena gue bilang gue belum bisa pacaran. Kelas 3 SMP loh dan buat gue itu masih anak-anak.

"Iya, kenapa?"

"Hari ini tepat 3 tahun yang lalu hehe..." Ucapan Hangyul membuat gue menatap dia. Kenapa dia masih ingat sama tanggalnya. Jangan-jangan dia...?

"...dan tau gak selama itu juga, gue belum bisa hapus perasaan gue ke lo, Mina."

💞💞💞


Setelah sampai dirumah, gue langsung ke kamar dan setelah gue mandi, si Mingyu teriak dari jendela.

"Mina?!" Manggil Mingyu yang wajahnya gak kek orang habis putus. Senang gitu.

Gue pun membuka jendela gue lalu menatap dia, "Apaan?"

"Galak amat, ngobrol yuk. Kesini, mama lagi gak ada makanya sepi." Ajak Mingyu lalu setelah gue pertimbangkan, ini adalah kesempatan gue buat makan mi instan dirumahnya.

"Tapi ada syaratnya."

"Apaan?"

"Bikinin gue mi instan tapi jangan bilang-bilang mama."

Mingyu ketawa, "Iya-iya."

"Janji dulu."

"Janji."

Setelah itu gue langsung cabut ke rumahnya Mingyu. Dia udah didapur lagi bikinin mi instan pake telor ceplok. Wih asik nih lagi mendung-mendung terus makan yang panas-panas gini.

"Nih, awas masih panas." Ucap Mingyu memberikan semangkuk mi instan.

Gue langsung duduk dimeja makan dan memakan mi instan gue. Mingyu hanya duduk didepan gue doang sambil main hp.

Setelah gue makan, Mingyu gak izinin gue nyuci piring. Katanya nanti dia aja yang cuci. Yaudah kita berdua ke kamarnya deh main PS. Udah lama gak main disini.

Tak hanya bermain PS tapi gue sama dia ngelakuin hal-hal yang dulu sering lakukan. Kayak tik tokan, foto-foto, baca komik atau novel, main truth or dare dan lainnya.

Lalu gue sadar kalau diluar itu udah hujan.

"Mina?" Gue hanya membalas dengan gumaman.

"Hujan itu turun bukan jatuh. Tapi tau gak apa yang jatuh?"

"Em, buah?"

Mingyu ketawa, "Bener sih tapi jawaban gue itu hati. Hati gue udah jatuh. Jatuh dihati lo."

------

Kau bidadari jatuh dari surga tepat dihatiku EA!

EA EA EA EA!

Apasih🙂

Bentar lagi mau ending. So far, ceritanya gimana?🤔

👇👇👇

[END] a few things Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang