(Update setiap Sabtu)
Book #2
Terkadang, kita berjuang untuk hal yang sia-sia.
Terkadang, kita selalu bersikukuh kalau semuanya benar.
Tanpa pernah kita ingat, kalau yang terjadi terjadilah. Dan jarang dari kita bisa mengubahnya.
Lalu terkadang...
Haloo, jangan lupa vote dan komennya ya bila kalian berkenan. Oh iya, mulai dari sini aku bakal kejar tayang, kalau Tuhan mengizinkan, bulan Juni cerita ini bakal tamat. 💛💙
ⓝⓝⓝ
Jaffar
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah hari itu, gue kembali kehilangan dia. Mbak Ane pergi begitu saja tanpa menunggu gue untuk menghampirinya. Segalanya terjadi begitu singkat sampai gue merasa kalau kemarin itu gue salah lihat orang.
Karena pada pertengahan acara, gue mendapati kalau meja yang tadi ditempati oleh Mbak Ane malah kosong, baik Arum atau Mbak Ane. Mereka berdua hilang begitu saja.
Tapi gue gak begitu sedih, karena dengan kehadirannya saja, walau singkat gue bisa merasakan kalau gue punya seseorang yang menemani gue ketika gue merasa sendiri.
Hari ini gue benar-benar libur, tidak ada lagi panggilan mendadak seperti kemarin karena memang acaranya berjalan dengan lancar tanpa harus merevisi apa pun. Gue bangga dengan orang-orang yang kemarin harus mengorbankan hari liburnya namun tetap bekerja seperti hari biasa.
Karena bosan di rumah sendirian, gue akhirnya memutuskan untuk mandi dan berbenah diri, karena gue berniat untuk mengajak Mbak Ane main ke sini. Dia harus tahu kalau gue udah menjadi anak mandiri yang bisa beli rumah sendiri dari hasil kerja keras gue.
Sepuluh menit berlalu, gue baru saja keluar dari kamar mandi. Sembari mengeringkan handuk gue iseng membuka kolom percakapan kita berdua di Whatsapp. Gue sedikit tersenyum perih karena gak ada yang spesial di sana, hanya ada percakapan singkat. Itu pun gue yang bertanya duluan.
Perjuangan dan tekad seorang cowok diuji ketika dia harus bisa menemukan topik menarik di chat, maka dari itu tolong hargai sedikit perjuangan kami. Hiks.
Me:
Halo dengan Ibu Diane?
Mbak Ane:
Ada apa Far?
Me:
Baik Ibu, kami dari PT Mencari Cinta Sejati ingin memberikan Ibu tawaran.
Mbak Ane:
Tawaran apa? Mbak lagi kerja, jangan chat ngawur.
Me:
Tawaran untuk dicintai selamanya, bergaransi selama saya hidup. Bunganya hanya sebesar perjuangan saya selama ini. Tertarik?
Mbak Ane:
Tidak.
Me:
Judes amat, mentang-mentang lebih tua. Sekarang kan udah jam lima. Aku jemput ya, tungguin di butik nanti aku ke sana. Pake mbim yang bagus.