Chapter Five | Revisi Ulang

23.4K 893 2
                                    

Hii gimana kabarnya masih nungguin lagi?

langsung aja ya, jangan lupa vote dan komen!! aku maksa wkwkwk

Happy Reading

I Love You, My Bastard

——

"She's just a regular girl, but very attractive." Alfero Miliam Jafery.

Larina mengelap keringat yang sudah membanjiri wajahnya, sudah 3 jam ia membantu Rose berkebun.

Mulai dari menanam beberapa bibit pohon, membersihkan daun yang sudah gugur, dan mencabut semua tangkai bunga yang layu dan tidak berkembang.

Kini Larina tengah mendesah pasrah ditempatnya, cuaca yang sangat terik membuat pekerjaan mereka menjadi semakin sulit.

Larina meletakkan sebuah bibit pohon anggur kedalam tanah dan menepuk-nepuknya dengan penuh rasa malas.

Ingin rasanya ia berlari ke kamar mandi untuk membilas tubuhya yang lengket, karena Larina sendiri adalah orang yang tidak menyukai sesuatu yang sangat lengket apalagi jika itu hinggap di badannya.

Larina mengendus tubuhnya sendiri, "iuww bau sekali," ucapnya, dengan cepat menjauhkan indra penciumannya itu kemudian mengipas udara disekitarnya.

"Larina,"

Larina terperanjat kaget saat sebuah tangan menepuk bahunya, gadis itu pun menoleh dan mendapati Rose yang menatapnya dengan tatapan yang sama lelahnya.

"Mari kita sudahi acara berkebun pagi ini, dan bantu aku membawa itu semua," Rose menunjuk sebuah keranjang berisikan jeruk dan ceri di dalamnya.

Dengan semangat Larina mengangguk, inilah yang ia tunggu yaitu mengakhiri acara berkebun ini.

Gadis itu dengan semangat bangkit dari posisi jongkoknya, kemudian menepuk-nepuk sebentar bokongnya yang kotor lalu berjalan ke arah keranjang diikuti Rose dibelakangnya.

Mereka berdua membawa keranjang itu masuk ke dalam mansion, di perjalanan Rose berdehem kemudian menoleh ke arah Larina.

"Larina kau tau," seru nya membuka obrolan, Larina yang mendengar itu menoleh lalu menggeleng.

"Aku menanam pohon jeruk ini karena anak ku sangat suka," seru Rose. Larina mengangguk tidak terlalu mengindahkan ucapan wanita ini sekarang, karena yang berputar di otaknya sekarang adalah membilas dirinya dan mengganti baju dengan pakaian yang lebih nyaman.

"Dan aku sengaja mengajak mu berkebun hari ini untuk memetik beberapa jeruk, Alfero pasti suka jika nanti disuguhkan jus jeruk," ungkap Rose dengan penuh kegembiraan.

Tidak menjawab, gadis itu lagi-lagi hanya mengangguk kemudian melirik jeruk yang sudah mereka petik hampir satu keranjang penuh itu.

"Beberapa katanya," batin Larina sambil meringis sambil tersenyum tipis, ia kembali dapat menangkap gurat kebahagiaan yang wanita ini tunjukkan saat menceritakan anaknya.

"Aku jadi semakin penasaran dengan anak wanita ini,"

Tanpa Larina sadari mereka sudah sampai di dapur, Rose memanggil gadis itu kemudian terkekeh kecil saat mengetahui Larina yang salah tingkah karena baru saja melamun tadi.

Mereka meletakkan keranjang berisi jeruk itu untuk dibersihkan oleh maid. Dan setelah dirasa tidak ada lagi yang akan dilakukan, Larina menoleh ke arah Rose dan tersenyum.

"Apa masih ada lagi yang akan kita lakukan?" tanya Larina sopan, Rose hanya mengangguk kecil.

"Ya," jawabnya yang membuat Larina mengerut penasaran, "nanti sore aku ingin mengajak dirimu memasak, tradisi ku jika Alfero datang adalah aku sendiri yang akan memasak untuknya," sambung Rose, gadis itu mengangguk mengerti.

I LOVE YOU, MY BASTARD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang