complete, tapi sedang tahap revisi jadi diupdate pelan-pelan ya☺️🙏🏻
Jangan lupa Vote dan Komen.
#1 billionaire
#1 married
----
Sialan.
'Milik ku'
Tiba-tiba kata itu terngiang-ngiang dikepala ku. Aku mencoba menepisnya tapi,
'Milik ku'
SIAL!
---
...
HALLO BALIK LAGII... BTW YANG MAU MUTUALAN BISA KLIK LINK IN BIO YUK MUTUALAN DI AKUN KU YANG INI😍😍😍😍😍
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-.~
Langsung aja ya._.
I'm sorry for bad words and typo ya<33
Happy Reading-.~
I Love You, My Bastard.
"Not cigarettes after sex. But, Cigarettes before sex."
Sudah masuk minggu keempat dimana Larina menjadi lebih pemurung dari biasanya. Jika biasanya dia akan lebih banyak mengomel dan mengkritik hal-hal kecil dari Alfero. Sekarang tidak lagi, Larina lebih banyak diam. Mengekori hal disekitarnya lewat sudut matanya. Tidak membuka mulutnya, apalagi berkomentar.
Walaupun begitu, Larina tetap menjalankan tugasnya dengan baik: Bangun pagi, membuatkan Alfero sandwich atau sereal, atau paling simple: Membuatkan Alfero kopi dengan roti oles mentaga dan taburan gula. Tanpa dipanggang.
Larina juga tidak pernah berkomentar, tentang pola makan Alfero yang terkadang berantakan. Pria itu makan sesuka hatinya: Melakukan makan siang disaat makan malam, atau melakukan makan malam sebelum sebelum jamnya.
Jika biasanya, Larina akan mengamuk. Mengoceh tiada henti. Membeberkam dan menakut-nakuti bahwa seseorang yang tidak teratur makannya akan menderita penyakit magh, lambung kronis, usus buntu, dan lain sebagainya. Seperti seorang ibu yang menakut- nakuti bocah ciliknya jika tidak makan. Kini Larina seakan membisu, hanya menatap tajam Alfero jika pria itu lalai dalam jadwal makannya.
Memutar balikan keadaan, dimana sekarang Alfero lah yang lebih banyak berusaha mengambil perhatian istrinya itu.
Alfero jelas-jelas sangat merasa kehilangan sosok Larina yang hangat. Setelah berdamai, ia merasa lebih hangat bersama Larina. Tapi sekarang, semuanya kembali seperti awal lagi. Bedanya hanya: Alfero yang didiamkan disini. Dan itu sangat menyebalkan.
Alfero sudah berusaha segala hal, mengajak Larina liburan, pergi berziarah ke makan ibu dan ayahnya, atau paling konyol adalah menggoda wanita itu saat dia sedang mandi.
Tapi Larina jarang menggubris, dia lebih banyak mengusir Alfero lewat sorot mata tajamnya. (Mata biru terang itu tidak secerah dulu lagi). Alfero bahkan sudah membawa Larisa, untuk tinggal di mansionnya ini demi menghibur Larina. Tapi sia-sia, istrinya itu lebih memilih untuk berkamuflase menjadi sebuah batu.
Alfero tau apa penyebab hal ini terjadi. Karena setelah ia memergoki Julian dan Larisa yang ternyata menculik istrinya. Alfero langsung memberondong keduanya tentang apa yang melatarbelakangi aksi konyol mereka.
