Chapter Seven |Revisi Ulang

23.6K 841 4
                                    

HAII I'm back, kinda miss u so much guys <3

I hope ur always love my story

Anyway dont forget to give me feedback yoo, vote and komen as always

Langsung aja

Happy reading guys <3

I Love You My Bastard

——

"become strong for something bad."

Larina terduduk lesu saat masuk kedalam kamarnya, dunianya sudah benar-benar runtuh. Harapannya untuk menata ulang hidupnya kembali kini hanyalah angan belaka.

Dirinya benar-benar tidak menyangka, pertemuannya dengan wanita bernama Rose tempo lalu itu, malah membuat sebuah bencana baru dalam hidupnya serta memperkusut benang kehidupannya.

Bahkan kini untuk menangis pun dirinya sudah tidak memiliki daya, yang Larina bisa lakukan hanyalah menatap kosong kearah depan. Sembari kembali membayangkan jika semua ini tidak terjadi.

"BODOH... BODOH... KAU LARINA!!!" Larina memukul-mukul kepalanya, menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang sudah ia perbuat selama ini. Kemudian tak berselang lama tawa Larina pecah, gadis itu membayangkan percakapan dirinya dan Rose siang itu.

Ia tertawa dengan sangat keras saat perkataan Rose mengenai Larina yang tidak boleh menyalahkan dirinya sendiri. Padahal faktanya memang dirinyalah yang salah.

Larina salah karena sudah salah lahir kedunia ini, dan ia juga salah berharap banyak kepada Tuhan.

Sekali lagi Larina tertawa dengan sangat keras, meluapkan semua deritanya yang sudah ia tidak bisa ia salurkan lewat tangisan.

"Aku baru saja menyalahkan Tuhan." Gumamnya, Larina kemudian bangkit dari duduknya dan bergegas kearah meja rias.

Dengan tergesa-gesa Larina mencari sebuah gunting. Gadis itu tersenyum sumringah saat menemukannya. Ia kemudian mengepalkan tangannya dan mengarahkan gunting itu ke pergelangan tangan.

"Jika harapan sudah tidak ada, kematian bukanlah sebuah keburukan." Gumamnya sambil meneteskan sebutir air mata.

Larina kemudian memejamkan matanya erat-erat, memulai aksinya untuk memutus urat nadinya sendiri.

Tapi belum sempat aksinya terlaksana, tubuh Larina sudah terhuyung lebih dulu. Membuat gunting ditangannya terlempar entah kemana.

Mata Larina sontak terbuka lebar, dapat ia lihat seorang pria dihadapannya yang menatap marah bercampur khawatir yang ditunjukkan kepada dirinya.

Pria itu kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Larina yang terjatuh, kemudian dengan gerakan lembut ia mendekap tubuh yang lebih kecil darinya itu untuk masuk kedalam pelukan lebarnya.

Pria itu tak lain adalah Alfero, tadi saat dirinya melewati kamar gadis ini yang tidak tertutup rapat. Akal sehat pria itu tiba-tiba menghilang, ketika dirinya mendapatkan Larina yang tengah mengarahkan gunting ke pergelangan tangannya sendiri.

Dan tanpa pikir panjang lagi Alfero langsung masuk kedalam kamar Larina. Ia terpaksa harus mendorong gadis itu demi menggagalkan aksi bunuh diri konyol yang akan gadis ini lakukan tadi.

Alfero mengakui jika dia sangat tidak ingin menikah dengan gadis asing ini. Tapi walaupun begitu dirinya tidak akan pernah membiarkan gadis malang ini mengakhiri hidupnya. Karena Alfero tau Larina masih memiliki banyak kesempatan untuk membuat hidupnya lebih berarti lagi.

Tanpa terasa dekapan Alfero semakin kencang, matanya pun ikut terpejam. Pria itu menyalurkan semua perasaan khawatirnya kepada gadis asing yang sempat ia beri sebungkus coklat tadi.

I LOVE YOU, MY BASTARD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang