Chapter Sixteen | Revisi

21.6K 870 15
                                    

HAIIIIII!!!! ^_^

I'M SO SORRY FOR LATE POST HEHEHE

But i hope u guys always love my story yaa!! okey langsung ajaa

Happy Reading

Waitt.. don't forget to tap your star and sorry too for my bad words hehehe

I Love You, My Bastard

"It is unprecedented, an ambition to protect and can destroy the whole world just because of one person. No way, but this is happening." -Alfero Miliam Jafery.

••

Pagi ini sang mentari seakan bersinar dua kali lebih cerah dari biasanya, karena pagi ini cahaya tersebut memberikanbegitu banyak kehangatan untuk insan yang tengah bersanandung. Larina dengan setelan dress bunga mataharinya, tengah bersanandung ria di depan vas bunga ukiran klasik. Wanita itu sibuk menata bebarapa tangkai lavender yang ia petik dari kebun mininya.

Dulu, walaupun pria itu sangatlah keji. Alfero tetap membiarkan dan sama sekali tidak mempermasalahkan Larina yang berbuat sesuka hatinya di mansion ini. Seperti, Larina yang membuat taman mini dadakan, atau Larina yang menaruh banyak vas bunga cantik di sepanjang mansionnya.

Alfero tidak mempermasalahkan hal itu, karena menurutnya ia juga jarang melihat semuanya. Selain itu, Alfero juga tak bisa mengelak, bahwa semua kekreativitasan Larina membuat mansionnya semakin berwarna.

Pria itu diam-diam selalu mengagumi apa yang Larina telah lakukan.

Seperti sekarang, wanita itu kembali memilah bunga-bunga yang ia petik dari tamannya. Larina sudah selesai dengan lavendernya. Wanita itu kini mengambil beberapa tangkai bunga tulip, lalu meletakkan di dalam vas bunga yang sama. Namun dengan ukuran yang sedikit lebih besar. Setelah selesai, Larina mengambil dua vas itu dan meletakkan di pajangan depan ruang tamu. Wajah wanita itu sumringah melihat betapa cantik hasil karyanya.

Entah sudah berapa kali wanita itu menarik bibirnya keatas untuk hari ini. Larina merasa sangat bersyukur atas semua yang ia rasakan selama dua minggu terakhir ini. Hubungannya dengan Alfero jauh semakin lebih baik dan berkembang pesat, walaupun Larina masih belum bisa menerima sikap tiba-tiba Alfero. Tapi, wanita selalu menyesuaikan dirinya dengan pria itu. Sehingga membuat jarak diantara keduanya kian terkikis.

Entahlah pria itu terbentur apa sehingga menjadi seperti ini. Larina sudah tak mempermasalahkan lagi,yang jelas dirinya hanya ingin merasakan semuanya dengan perasaan normal dan apa adanya. Ia ingin mengukir banyak kenangan indah untuk kehidupannya sebelum semuanya berakhir.

Dimakan waktu, atau dimakan realita yang menyakitkan.

Seperti kata Rose, masa lalu adalah sebuah kenangan yang tidak akan bisa diubah dan percuma untuk di sesali. Tapi, masa depan adalah sebuah kenangan yang bisa kita buat sesuka hati kita. Buatlah kenangan mu sebanyak-banyaknya sebelum waktu mengambil semunya., dan lukis semua itu pada figura indah sebelum kau menutupnya.

Ambil yang bisa kau ambil, lukis yang bisa kau lukis, dan cintai apa yang harus kau cintai. Hidup hanya sekali, jangan buat hidup mu untuk hanya merogoh sebuah penyesalan.

Larina tersenyum kembali mengingat itu semua, wanita yang sudah merangkap menjadi mertuanya itu. Benar-benar memperlakukannya seperti seorang putri. Larina benar-benar mendapatkan kedua orang tuanya.

I LOVE YOU, MY BASTARD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang