----
Seorang gadis cantik dengan balutan baju sekolah nya baru saja sampai di ambang pintu kamarnya, ia memutar knop pintu tua tersebut kemudian masuk dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.
Gadis itu tersenyum saat mengingat tadi ia naik ke atas panggung sebagai murid dengan nilai tertinggi di angkatannya.
Dirinya sangat puas dengan semua kerja kerasnya, walau tampa didampingi sorak sorai kedua orang tuanya. Ia tetap merasa bersyukur atas semua keberhasilan yang ia dapatkan saat ini.
Larina, gadis dengan mata biru itu kemudian melangkah kearah meja rias tua yang ada disudut kamarnya. Ia membuka pita rambutnya dan menghembuskan nafas pelan.
Ada sedikit harapan agar orang tuanya mau datang untuk memeluknya dengan penuh rasa bangga, atau minimal memberinya ucapan selamat.
Tapi seperti nya itu hanyalah angan semata, Larina harusnya sadar sejak dahulu dirinya tidak pernah diterima dirumah ini.
Rumah ini hanyalah tentang Larisa dan Larisa adik kembarnya. Walaupun Larisa tidak sepintar Larina dan Larisa tidak pernah membawa sebuah kebanggaan untuk orang tuanya. Larina tetap saja tak terlihat meskipun bermacam-macam medali ia bawa untuk dipersembahkan agar orang tua nya mau melihat bahwa dirinya juga layak untuk dicintai dan dibanggakan.
Larina menyisir perlahan rambut panjangnya, mengingat masa lalu dimana ayah dan ibunya tidak pernah mau menatapnya. Bahkan menjadi anak yang berbakti pun tidak membuat mereka mencintai Larina.
Sedangkan Larisa, walaupun ia membuat masalah sekalipun. Kedua orang tuanya akan tetap menyayangi dan membela nya mati-matian.
Sungguh perbandingan yang sangat memilukan hati Larina.
Larina menundukkan matanya, menatap sebuah lembar nilai yang ia pangku sedari tadi. Untuk mempermudah dirinya memasuki Universitas nanti.
Larina harap setelah ini hidupnya akan berangsur membaik, walau impian nya memiliki cinta dari keluarganya tidak akan pernah terwujud.
Tidak apa, Larina akan tetap berjuang untuk dirinya sendiri. Memberi kebebasan kepada dirinya sendiri dan mengekspresikan dirinya sendiri diluar sana walaupun tanpa dukungan orang tuanya.
Setelah cukup lama memandangi hasil nilai yang terlihat sangat sempurna itu, Larina kembali mengadah menatap pantulan dirinya kembali ke dalam cermin.
"Jadi nilai mu sempurna ya?"
Tanpa Larina sadar Fiola, ibunya. Sudah masuk kedalam kamar dan ikut memandang kertas ijazah yang Larina pangku.
Larina tersentak, tubuhnya memutar dan menatap ibunya penuh harap.
"Tuhan kali ini saja, aku mohon berikan senyuman kepada ibuku. Ini semua kulakukan untuknya. Buatlah ia bangga kepada ku," Larina merapalkan doa dalam hatinya, berharap semesta sedang berbaik hati kepada nya hari ini.
"Kenapa kau selalu berusaha menjadi yang terbaik padahal aku selalu mencemoh mu?" tanya Fiola dingin, Mendengar itu Larina tersenyum tulus.
"Karena aku anak yang selalu ingin membahagiakan orang tua ku," jawabnya dengan sangat yakin, "aku adalah anak mu, dan ini adalah hadiah untuk mu bu karena telah melahirkan ku. Terimakasih." Seru Larina sambil tersenyum bangga, ia menatap lembut wajah dingin ibunya. Sedangkan ibunya sendiri malah balik menatap tak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, MY BASTARD (REVISI)
Romanscomplete, tapi sedang tahap revisi jadi diupdate pelan-pelan ya☺️🙏🏻 Jangan lupa Vote dan Komen. #1 billionaire #1 married ---- Sialan. 'Milik ku' Tiba-tiba kata itu terngiang-ngiang dikepala ku. Aku mencoba menepisnya tapi, 'Milik ku' SIAL! --- ...