Chapter Six | Revisi Ulang

23.3K 916 3
                                    

Haii do u miss my story wkwkwk?

Sejauh ini apa kalian suka versi revisinya? aku harap si suka ya

And don't forget to give me feedback guys, biar makin semangat nulisnya.

Jhaaaa

Don't forget to vote and komen👍🏻

Happy Reading Everyone

I Love You My Bastard

——

Alfero dan Larina duduk di taman belakang mansion keluarga Jafery, sejak orang tua Alfero berpamitan sebentar untuk mengurus sebuah urusan mendadak setengah jam yang lalu. Meninggalkan dua orang itu yang kini memilih duduk di pinggir taman dekat kolam berenang.

Larina sendiri sejujurnya tidak begitu nyaman dengan Alfero karena pria itu yang selalu dengan terang-terangan menatapnya dengan tatapan tajam.

Sedangkan Alfero, netranya benar-benar tak bisa berbohong. Wajah cantik gadis ini membuatnya betah berlama-lama untuk menetap walaupun hanya dari samping, karena gadis ini selalu mengalihkan tatapannya dari Alfero.

"Jadi kau menumpang disini?" tanya Alfero dengan tetap menatap lekat Larina.

Larina menoleh dan menatap Alfero lama, ada rasa malu yang hinggap di dadanya ketika pria ini mencetuskan kalimat tersebut.

Ia sempat bercerita sedikit mengapa bisa berada di mansion ini, dan kesimpulan yang Alfero buat sungguh mencengangkan Larina.

"Diam mu adalah jawaban iya untukku," lanjut Alfero, pria itu kemudian mengembangkan senyum miringnya. "Benar-benar menarik,"

"Apa keluarga mu tidak mencari mu lagi?" tanya Alfero lagi, entah kenapa ia merasa sangat penasaran dengan gadis ini sekarang.

Larina yang masih menatap Alfero kini menggeleng kuat, "tidak, mereka tidak akan mencari ku," jawabnya dengan sebuah senyum kecil. Larina kembali menatap kedepan melihat kolam renang dengan tatapan sendunya.

"Ah i see, kau dibuang keluarga mu ya," bukan terdengar seperti pernyataan, suara Alfero barusan lebih mengarah kepada ejekan.

Dengan helaan nafas, Larina mengangguk.

"Gadis menyedihkan," kekeh Alfero, pria itu kemudian merogoh satu celananya dan mengambil sebungkus kecil coklat sekaligus sebungkus rokok.

"Ambillah," titah Alfero dengan suara ketusnya, menyerahkan coklat itu kepada Larina, "aku diberikan karyawan ku tadi," ceritanya dengan wajah yang ia palingkan dari gadis itu.

Larina yang melihat itu nampak tertarik, netra gadis itu kemudian menatap lekat wajah Alfero yang tidak mau menatapnya.

Diam-diam senyum kecil tersungging di bibir Larina, ada sedikit perasaan hangat untuknya. Walaupun pria ini sangat ketus, Larina dapat melihat sebuah kepedulian walaupun ia berusaha menutupinya.

"Bodoh," umpah Alfero kesal, "ambillah bodoh, apa kau tidak lihat tangan ku lelah ini," rutuknya yang disambut kekehan oleh Larina.

Gadis itu kemudian mengambil coklat dari telapak tangan Alfero, "terimakasih," serunya tulus.

Melihat coklat itu sudah diambil, Alfero bernafas lega. Ia sejujurnya sangat malu bertingkah seolah menjadi orang yang peduli seperti ini, tapi entah ada apa seakan hati nuraninya ikut ambil bagian kali ini. Menyorakinya untuk membuat gadis disampingnya ini tersenyum.

"Kau ternyata sangat baik," puji Larina sambil melirik Alfero. Mendengar itu atensi Alfero yang tengah mamatik koreknya seketika terbagi. Pria itu menoleh ke Larina sambil menyipitkan matanya.

I LOVE YOU, MY BASTARD (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang