V. Regret

6K 575 44
                                    

🍂There is no third chance 🍂
.

.

.

"Maafkan hyung Tae, maaf karena telah memberikan mu goresan luka menyakitkan."
Ksj.

.

.

.

Isak tangis tertahan di antara kedua belah bibir bersamaan bunyi alat alat kedokteran yang memekakkan telinga menjadi Background sendu sebuah Ruang rawat intensif di salah satu rumah sakit yang ada di Seoul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Isak tangis tertahan di antara kedua belah bibir bersamaan bunyi alat alat kedokteran yang memekakkan telinga menjadi Background sendu sebuah Ruang rawat intensif di salah satu rumah sakit yang ada di Seoul.






Pip..


Pip..


Pip..






"Alien jelek menyebalkan! Dasar sok jagoan."

Jimin selaku sosok yang sedari tadi menahan tangisan nya kini menatap sengit seseorang yang dengan tidak tau dirinya memejamkan kedua kelopak mata dengan bulu mata lentik yang menghiasinya.

Tadi, setelah Chanyeol menjelaskan apa yang baru saja terjadi Jimin langsung berlari menuju Ruang ICU tempat Taehyung di rawat. Bahkan ia dengan tidak sopan nya mengusir Ayah Taehyung dan menyalahkan beliau atas apa yang terjadi pada sahabat nya.

Jaejun sama sekali tidak marah pada Jimin, Dia memaklumi semua perlakuan Jimin pada nya. Karena menurutnya Ia memang pantas di salah kan.

Kembali pada Jimin, ia dengan brutalnya mengusap setiap bulir asin yang jatuh mengenai pipi nya. Jimin tidak ingin menangis karena Taehyung tidak menyukainya.

Perlahan ia raih tangan dingin Taehyung dengan telapak tangan bergetar nya. Jimin tatap wajah damai sang Sahabat, bibir yang selalu berkata baik-baik saja itu kini di pasangi sebuah selang intubasi yang terhubung dengan selang ventilator disamping ranjang.

Baju pasien yang Taehyung kenakan bahkan dibiarkan terbuka memperlihatkan tubuh kurus yang terlilit perban dengan kabel kabel menghiasinya.

Cukup, Jimin tidak sanggup lagi berada di sini. Ia bangkit dan langsung berlari keluar dengan isak tangis yang sudah tak mampu ia tahan lagi.





Bruk





Jimin meluruhkan tubuh nya di lantai depan ruang ICU. Di sana ia menangis sejadi jadi nya, merutuki nasib sang sahabat. Bagaimana bisa takdir begitu kejam pada Sahabat nya? Jika bisa Jimin ingin mengeluh pada Tuhan dan mengumpati nya, namun apalah daya ia hanya seorang Hamba yang harus taat kepada semua keputusan yang Tuhan berikan.

There is No Third Chance[KTH] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang