XXVII. Tricky

4.7K 517 154
                                    

🍂There is no third chance 🍂
.

.

.

Maaf Ini bakal mengecewakan kalian, jangan berekspektasi oke.

Aku penulis baru jadi harap maklum

Happy reading guys and sorry for typo okey ☺️

.

.

.

Butiran salju di malam pertengahan musim dingin perlahan mengubah segalanya menjadi beku, benda kecil pembawa syahdu penghibur jiwa sayu dalam raga layu si perintis asa yang kini terbaring sendu menghitung laju kikisan sebuah waktu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Butiran salju di malam pertengahan musim dingin perlahan mengubah segalanya menjadi beku, benda kecil pembawa syahdu penghibur jiwa sayu dalam raga layu si perintis asa yang kini terbaring sendu menghitung laju kikisan sebuah waktu.

Di temani lampu yang berpendar lemah di sertai alunan konstan mesin-mesin penyambung waktu Taehyung menatap nanar suasana luar dari balik jendela kaca besar.

Buliran air mata kembali jatuh membasai pipi pucat yang kian menirus, dirinya kembali mengingat pembicaraan menyakitkan antara dia dan si pemuda pemberi asa—Jimin.

Flashback

"Kenapa tidak pernah bilang jika kau seperti ini gara-gara menyelamatkan aku?!"

"Kau ingin menyembunyikan fakta ini hingga aku mati begitu?! Kau membuat ku menjadi seperti orang bodoh yang tidak tahu diri, Jim?!"

"Selama ini aku membenci mu! Tanpa tahu malu aku membenci dirimu yang bahkan selalu memikirkan perasaan ku!"

"Aku memang anak pembawa sial! Seharusnya aku sadar dengan hal itu, seharusnya kau tidak perlu menyelamatkan aku Jim! Biarkan anak pembawa sial ini mati!"

Taehyung terus saja memukul dada nya di hadapan Jimin yang sedari tadi hanya menundukkan kepala nya. Inilah alasan Jimin menyembunyikan semua fakta dari Taehyung, sebab Jimin tahu Taehyung akan sangat menyalahkan dirinya atas keadaan nya yang sekarang.

Jujur Jimin Tidak sedikit pun membenci Taehyung, keadaan nya sekarang murni dari hasil pilihan yang dia ambil. Bahkan Jimin sudah rela bila harus mendapat kan hasil paling buruk dari pilihan yang dia ambil saat itu yaitu mati.

"Lalu bagaimana dengan aku brengsek?! Kau ingin aku hidup dengan penyesalan bila seandainya kau mati tertabrak truk itu, iya?!"

Jimin akhirnya menyuarakan isi hati yang sedari tadi dia pendam dalam-dalam seorang diri.

"Kau tidak tahu bagaimana takut dan kalut nya aku ketika aku hampir kehilangan mu kala itu?! Kau sahabat ku bodoh, Aku menyayangimu! Kau segala nya bagi ku, Bila kau mati brarti aku juga mati! Karena kau adalah alasan dari Hidup ku Tae!"

There is No Third Chance[KTH] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang