Sedangkan

5.7K 376 6
                                    

Ari tengah bersiap dengan jaket hitam dan celana pendek selututnya. Malam ini ia dan Varsha berencana fitting baju untuk acara pertunangan dan pernikahan mereka. Ia menuruni tangga sembari mengatur letak jam tangan di pergelangannya.

"Loh Sha, udah dari tadi nunggu saya?" Ari terkejut mendapati Varsha yang sudah menunggunya di ruang tamu. Gadis itu terlihat cantik dengan balutan celana kulot dan outer berwarna milo.

"Saya juga baru turun ke bawah kok, Kak." Ujar Varsha sedikit gugup. Membuat Ari tersenyum simpul.

"Ya udah kalau gitu, kita berangkat sekarang aja yuk. Nanti takutnya kemalaman sampai di rumah." Ucap Ari yang entah sejak kapan sudah menggenggam erat tangan gadis gendut itu.

Keduanya berjalan menuju mobil yang terparkir di depan rumah. Ari menyilakan Varsha untuk masuk ke dalamnya. Barulah setelah itu ia yang bergantian masuk untuk memegang kemudi di sampingnya.

Dua puluh menit mereka sampai di sebuah butik milik sahabat Sisil, Mama Ari. Di sana, mereka disambut oleh dua orang perempuan. Yang satu seumuran dengan Sisil. Yang satu lagi seumuran dengan Ari.

"Loh Ri. Ini calon tunangan kamu?" Seorang gadis tanpa izin memeluk Ari di depan Varsha. Gadis itu terlihat sangat cantik jika dibandingkan dengan Varsha. Membuat gadis gendut itu insecure hingga memalingkan muka.

"Iya, kenalin ini Varsha. Aduh Ra, jangan peluk-peluk saya!" Ari menghempaskan tangan gadis yang bernama Lyra itu. Ia menatapnya risih.

"Ari, kamu kok kasar sih sama aku." Ujar Lyra yang dilebih-lebihkan. Membuat Ari semakin muak dengan sikap mantannya itu.

"Udah udah. Ini kok jadi ribut." Tegur perempuan tidak lain adalah sahabat Mamanya.

"Tante Eva, bisa langsung kita mulai fittingnya?"

Ari menatap kedua perempuan itu dengan malas. Mati-matian ia berusaha bersikap sopan kepada Eva. Jika saja Sisil tidak membujuknya untuk memesan kostum di sini. Pasti ia sudah mencari butik lain, yang bisa memuaskan seleranya.

"Ah iya, boleh. Mari Nak Ari." Ucap Eva yang sudah berjalan mendahului mereka.

Tangan Ari masih setia menggenggam tangan Varsha. Ia tahu jika gadis itu merasa kurang percaya diri di depan Lyra dan mamanya. Sesekali Ari merangkul bahu lebar gadis gendut itu. Meyakinkan jika semua akan baik-baik saja.

"Kamu bisa pilih gaunnya, Varsha." Ucap Eva kepada Varsha dengan nada sinis di setiap katanya.

"Yuk, Sayang." Ari memeluk bahunya erat. Ia mengabaikan Lyra dan Eva yang melongo karena panggilan sayangnya. Ia bisa merasakan tubuh Varsha yang menegang di rengkuhannya.

Ari membawa Varsha menuju ke tempat yang berisikan gaun-gaun indah di dalamnya. Gadis gendut itu memandangnya takjub. Ia tidak pernah melihat gaun sebagus ini.

Ari membiarkan Varsha memilih gaunnya sendiri. Sementara ia hanya mengikuti langkah Varsha yang ternyata berhenti pada sebuah gaun selutut, simple namun elegan, dengan manik yang melingkar di sekitar pinggangnya.

"Suka?" Tanya Ari ikut menatap gaun indah itu. Varsha terdiam. Ia memang suka dengan gaun itu. Namun di dalam lubuk hatinya, Varsha takut jika gaun itu tidak ada yang seukuran dengannya. Ia takut mengecewakan Ari nantinya.

"Sha. kalau kamu suka, nanti saya bisa minta ke tante Eva. Biar dibuatin ukuran yang pas sama badan kamu. Gimana?" Tawar Ari mengulang pertanyaan yang tadi belum dijawab gadis gendut itu. Ia mengusap lengan Varsha. Membuat Varsha semakin tidak percaya diri sekarang.

Tanpa jawaban dari Varsha pun, Ari sudah paham dengan apa yang ada di benak gadis gendut itu.

"Tante Evaa!!" Teriak Ari. Katakan bahwa dia memang tidak sopan. Tapi apa boleh buat, perilaku Eva dan Lyra di masa lalu yang sudah membuatnya seperti ini.

Ariansyah✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang