Lalu

4.5K 340 19
                                    

"Serius? Kumala yang udah neror kita kemarin?" Jantung Ari berdetak sangat cepat. Wajahnya sudah tidak terekspresikan lagi bagaimana rautnya.

Jika benar Kumala yang melakukannya, maka ia tidak segan-segan akan menjauhkan Varsha dari gadis itu. Sekalipun Kumala adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki istrinya.

Tiba-tiba Fandi tertawa dengan keras. Membuat Ari mengernyit menatap lelaki jangkung di depannya.

"Fan, serius Kumala pelakunya?" Ulang Ari sambil menatap tajam menagernya.

Fandi menghentikan tawa.

"Serius, Bos percaya? Bwahahaha."

Fandi tertawa semakin keras melihat Ari yang sudah termakan omongannya. Ia sibuk tertawa hingga tanpa sadar Ari sudah beranjak dari duduknya. Bahkan kini, lelaki itu tengah mencengkram kuat kerah kemeja Fandi. Membuat managernya itu langsung menghentikan tawa.

"Bangs***!! Saya nanya serius kamu malah main-main!!" Teriak Ari menatap tajam Fandi dengan mata hazelnya. Ia benar-benar geram melihat Fandi yang malah mempermainkannya. Untung saja mereka di private room dan hanya ada mereka di sina, jadi tidak ada yang mendengar umpatan kasarnya.

"I... iya Bos. Ma.. maaf. Kali ini sa.. saya serius." Fandi mulai bergetar menatap aura tajam Ari yang mematikan. Awalnya ia memang hanya bercanda, bahkan ia tidak menyangka jika respon Ari akan sangat menakutkan seperti ini.

Ari melepaskan cengkraman tangannya di kerah Fandi. Ia tidak beranjak dari meja yang kini beralih fungsi menjadi kursi untuknya. Lelaki itu bersedekap dada, menatap Fandi yang masih menetralkan kegugupannya.

"Jadi setelah saya dan rekan bodyguard selidiki, ternyata dalang di balik peneroran kemarin itu Lyra, Bos. Dia yang sudah menyelipkan paket teror itu bersamaan saat dia mengantar gaun pengantin Non Varsha ke kamar. Kita juga udah tanya ke Bi Lela, yang melihat Lyra membawa paper bag dan box itu." Jelas Fandi mencoba menatap Ari. Suaranya sedikit bergetar saat menjelaskan hasil dari penyelidikan yang kemarin ia lakukan.

"Tapi saya masih belum punya bukti yang kuat selain Bi Lela yang menjadi saksi, jadi rencananya saya dan bodyguard yang lain akan menyelidikinya lebih lanjut. Secepatnya, Bos Ari akan saya kabari." Sambungnya.

Ari tersenyum lega, mengetahui fakta jika bukan Kakak iparnya yang sudah mengirim paket laknat itu. Setidaknya Varsha bisa aman jika bercerita dengan Kumala. Ia tahu, istrinya itu tidak mempunyai teman perempuan selain kakaknya sendiri. Oleh karenanya, Ari sempat terkejut saat Fandi mengatakan bahwa Kumala lah yang menerornya.

"Oke. Saya tunggu. Ingat, jangan pernah bermain-main dengan saya. Apalagi tentang sesuatu yang berkaitan dengan istri saya. Saya nggak suka!" Desis Ari menatap tajam Fandi yang menghela napas panjang. Lelaki itu beranjak dari posisinya. Hendak pulang ke rumah karena tiba-tiba perasannya tidak enak terhadap Varsha. Ia khawatir terjadi sesuatu dengan istrinya.

"Saya mau pulang. Minumannya nggak usah dibayar." Ucap Ari tak acuh. Lelaki itu berjalan meninggalkan Fandi.

"Eh Bos, jangan lupa seminggu lagi ada Training Center di Jogja selama sebulan." Teriak Fandi kepada Ari yang hampir keluar dari private room.

Ari menghentikan langkah. Ia baru ingat jika minggu depan ada pelatihan di Jogja. Dan bodohnya dia belum bicara dengan istrinya.

Setelah menghela napas pasrah, lelaki bertubuh tinggi itu kembali melanjutkan langkahnya, bergegas menuju rumah. Ia berharap agar istrinya baik-baik saja.

***

"Sayaaangg! Aku pulang!" Teriak Ari yang tidak menemukan siapa-siapa di ruang keluarga. Padahal biasanya Varsha akan menghabiskan malamnya dengan menonton serial animasi di sana.

Ariansyah✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang