Padahal

4.6K 332 16
                                    

Sore ini, Varsha membantu Ari menyiapkan segala keperluan lelaki itu untuk pelatihan di Jogja selama sebulan ke depan. Gadis gendut itu tampak semangat dan antusias. Berbeda dengan Ari yang sedari tadi mencebikkan bibirnya karena tidak sanggup LDR dengan istrinya.

"Kamu besok kan berangkat, harus semangat dong." Ujar Varsha sambil memasukkan hoodie milik Ari ke dalam koper. Ia melirik suaminya yang baru bangun tidur. Rambutnya acak-acakan dengan muka bantal yang sangat menggemaskan.

"Sayang, masa LDR sebulan sih. Berat tahu." Ari merengek kepada Varsha. Dipeluknya tubuh gemuk istrinya itu dari belakang. Ia menaruh kepalanya di bahu gadis itu.

"Aduuh ini manja banget sih. Harusnya kan Sasha yang keberatan ditinggal sama Kak Ari. Lah ini malah kebalikannya." Varsha terkekeh. Ia mengusap pelan puncak kepala Ari di bahunya.

"Apa aku izin aja, ya. Nggak ikut pelatihan." Ucap Ari dengan terus memeluk istrinya dari belakang. Ia mengikuti tubuh Varsha yang sesekali bergerak untuk mengambil keperluannya.

"Hmm.. Nggak ada acara bolos membolos ya. Harus profesional." Tegas Varsha membuat Ari kembali mencebikkan bibirnya. Lelaki itu terdiam.

"Ini udah Sasha masukin semua ke koper. Tinggal Kak Ari cek aja. Mana yang belum dimasukin." Ujar Varsha yang tidak disahuti oleh Ari.

"Sayang, aku izin aja ya." Ari masih bersikeras untuk tidak mengikuti Training Center di Jogja.

"Kak. Udah deh, dijalani aja. Pasti nanti nggak kerasa kok. Lagian Kak Ari, habis nikah bukannya tambah rajin ini malah banyak izin." Omel gadis gendut itu. Ia menutup koper Ari yang sudah penuh dengan baju dan perlengkapan lainnya.

"Sasha mau mandi. Kak Ari lepasin dulu." Varsha berusaha melepas lengan kekar suaminya yang semakin kuat di perutnya.

"Ikuutt." Rengek Ari.

"Ish. Nggak. Yang ada malah nggak jadi mandi nanti." Ucap Varsha dengan memelankan suaranya. Sementara itu pipinya memanas, mungkin sebentar lagi semburat merah itu ada di sana.

"Sayang.."

"Kak Ariii.. lepas dulu atau Sasha bakal marah." Ucapnya setengah gemas dengan suami manjanya itu.

"Iya-iya ini dilepas." Mendengar ancaman Varsha yang tidak pernah main-main, ia langsung melepas pelukannya. Ari terduduk di sisi ranjang dengan mata yang tidak pernah beralih dari pergerakan Varsha.

Gadis gendut itu sadar dengan tatapan Ari yang senantiasa mengawasi pergerakannya. Oleh karena itu ia bergegas mengambil baju ganti, lalu segera masuk ke kamar mandi. Tidak lupa juga untuk menguncinya. Bisa bahaya kan kalau Ari tiba-tiba masuk menyusulnya.

***

Pukul delapan malam, Ari menemani Varsha yang sedang asyik menonton serial animasi di ruang keluarga. Lelaki itu tidur dengan paha Varsha sebagai bantalannya. Sesekali ia mengendus dan menggesek-gesekkan wajahnya di perut istrinya.

"Kak Ari, geli. Ish." Ari terkekeh. Ia semakin gencar mengendus perut Varsha. Lelaki itu nyaman dengan posisinya. Apalagi saat ini? Varsha tengah mengusap lembut rambutnya dengan mata yang tetap fokus pada acara favoritnya.

"Sayang." Panggil Ari.

"Hm.." Varsha hanya menggumam. Ia sedang tidak ingin diganggu karena serialnya berada di bagian konflik. Gadis gendut itu berusaha konsentrasi tanpa memedulikan suaminya.

"Denger aku dulu dong." Gerutu Ari menatap Varsha yang tidak mengindahkannya.

"Sayaaangg.." Rengek Ari. Ia menangkup kedua pipi istrinya dari bawah. Membuat gadis gendut itu pasrah menatapnya.

Ariansyah✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang